Tren Pertumbuhan Piutang Multifinance Tetap Positif di Tengah Tekanan
- Rabu, 15 Oktober 2025

JAKARTA - Industri multifinance tengah menghadapi ujian besar akibat tekanan terhadap daya beli masyarakat.
Kondisi ekonomi yang fluktuatif membuat sebagian konsumen lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan pembiayaan.
Meskipun demikian, sejumlah perusahaan pembiayaan masih mampu mempertahankan tren pertumbuhan yang positif.
Baca JugaIHSG Berpotensi Naik Terbatas, Ini Strategi dan Saham Pilihan Hari Ini
Fenomena ini memperlihatkan adanya segmen konsumen yang tetap aktif mengajukan pembiayaan produktif dan multiguna di tengah situasi yang penuh tantangan.
WOM Finance Catat Kenaikan Piutang, Tetap Fokus Ekspansi
PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. (WOMF) atau WOM Finance menjadi salah satu contoh pelaku industri yang mencatatkan peningkatan kinerja di tengah tekanan pasar.
Berdasarkan data hingga Agustus 2025, perusahaan melaporkan pertumbuhan piutang pembiayaan bersih sebesar 2,9 persen secara tahunan (year on year/YoY).
“Dari Rp6,1 triliun pada Agustus 2024 menjadi Rp6,2 triliun Agustus 2025,” ungkap Direktur Keuangan WOM Finance, Cincin Lisa Hadi.
Meski daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih, Cincin menyebutkan bahwa permintaan pada segmen pembiayaan produktif dan multiguna masih tumbuh stabil.
Menurutnya, konsumen kini semakin selektif dalam memilih lembaga pembiayaan yang dapat dipercaya. WOM Finance pun menegaskan komitmennya untuk terus menjaga momentum tersebut melalui strategi ekspansi yang terukur dan memperkuat jaringan di berbagai wilayah.
“Kami akan terus menjaga fokus dan momentum ini agar target bisa dicapai seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat. Kami juga senantiasa mengembangkan strategi pemasaran yang lebih terarah dan perluasan jaringan layanan kami di seluruh Indonesia,” tambahnya dengan optimistis.
ACC Pertahankan Pertumbuhan Lewat Kolaborasi dan Pelayanan Pelanggan
Tak hanya WOM Finance, PT Astra Credit Companies (ACC) juga mencatatkan tren positif dalam kinerja pembiayaannya hingga Agustus 2025.
Perusahaan ini membukukan kenaikan piutang sebesar 3,7 persen YoY, yang menunjukkan kemampuan adaptasi yang kuat di tengah dinamika ekonomi nasional.
EVP Corporate Communication ACC, Riadi Prasodjo, menyampaikan bahwa prospek industri multifinance masih terbuka luas hingga akhir tahun. “Kami optimis bahwa pembiayaan dapat terus tumbuh secara sehat dan berkelanjutan,” ujarnya.
Untuk menjaga laju pertumbuhan tersebut, ACC terus memperkuat sinergi dengan mitra otomotif di berbagai lini bisnis. Kolaborasi strategis ini diyakini mampu memperluas jangkauan dan memperkuat posisi ACC di pasar pembiayaan kendaraan.
“Serta memperluas dan mengoptimalkan pelayanan kepada pelanggan untuk menjaga pertumbuhan pembiayaan yang sehat, berkelanjutan, dan adaptif terhadap dinamika pasar,” tambah Riadi.
Ia juga menyoroti empat faktor utama yang memengaruhi tren permintaan pembiayaan saat ini, yakni daya beli masyarakat, suku bunga, kebijakan industri otomotif, serta kehadiran model kendaraan baru.
Clipan Finance Tetap Optimistis Meski Piutang Mengalami Pelemahan
Berbeda dengan dua perusahaan sebelumnya, PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN) melaporkan tren piutang pembiayaan yang melemah sepanjang tahun ini. Namun, pihak manajemen menegaskan bahwa pelemahan tersebut tidak menyurutkan langkah perusahaan untuk mencapai target pembiayaan hingga akhir 2025.
Direktur Utama Clipan Finance, Harjanto Tjitohardjojo, menjelaskan bahwa kondisi makroekonomi yang menantang menjadi salah satu penyebab utama perlambatan kinerja. “Hal itu terjadi seiring dengan daya beli masyarakat yang masih rendah,” ujarnya.
Kendati demikian, Harjanto tetap optimistis dengan strategi yang telah disusun oleh manajemen. Fokus utama perusahaan adalah mengoptimalkan jaringan pemasaran di seluruh cabang, serta meningkatkan kerja sama dengan grup dan induk perusahaan untuk memperluas pangsa pasar.
Selain itu, CFIN juga menerapkan proses seleksi ketat terhadap calon debitur untuk meminimalisasi potensi kredit bermasalah. “Perusahaan terus memperbaiki pengelolaan portofolio pembiayaan existing guna menjaga stabilitas dan kualitas aset,” tegasnya.
OJK Catat Pertumbuhan Multifinance Masih Positif Secara Nasional
Secara keseluruhan, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa piutang pembiayaan industri multifinance secara nasional masih tumbuh meski melambat. Hingga Agustus 2025, total piutang pembiayaan tercatat mencapai Rp505,59 triliun atau meningkat 1,26 persen secara tahunan (YoY).
Angka ini memang jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Agustus 2024, di mana pertumbuhannya mencapai 10,18 persen YoY. Bahkan, jika dibandingkan secara bulanan (month to month/MtM), pertumbuhan pada Juli 2025 sempat mencapai 1,79 persen.
Kondisi tersebut mencerminkan adanya tekanan ekonomi yang masih terasa bagi sebagian besar masyarakat, terutama di sektor konsumsi. Namun, tren positif di beberapa perusahaan besar menunjukkan bahwa pasar multifinance masih memiliki potensi pemulihan yang kuat pada kuartal berikutnya.
Pemerintah dan OJK diperkirakan akan terus mendorong stabilitas industri keuangan, termasuk sektor pembiayaan, dengan memastikan penyaluran kredit berjalan sehat.
Dengan dukungan kebijakan yang tepat serta strategi adaptif dari pelaku industri, optimisme terhadap pemulihan daya beli masyarakat masih terbuka lebar menjelang akhir tahun 2025.

Sindi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Rencana Penurunan PPN Pemerintah Disambut Positif oleh Kalangan Ekonom
- Rabu, 15 Oktober 2025
Terpopuler
1.
Manfaat Konsumsi Kolagen Harian untuk Kulit Glowing dan Sehat
- 15 Oktober 2025
2.
3.
4.
WHO Waspadai Sirup Batuk India Terkontaminasi Picu Kematian
- 15 Oktober 2025