
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa, 14 Oktober 2025, menunjukkan pergerakan fluktuatif dengan kecenderungan melemah. Rentang pergerakan diperkirakan berada di kisaran Rp16.570 hingga Rp16.620 per dolar AS.
Mengutip data Bloomberg, rupiah terkoreksi sebesar 0,02% ke level Rp16.573 pada perdagangan pagi ini. Di sisi lain, dolar AS mengalami penguatan 0,11% menuju angka 99,09 pada indeks dolar AS.
Perbandingan dengan Mata Uang Asia Lain
Baca JugaOJK Telusuri Akar Masalah Fintech Syariah Dana Syariah Indonesia
Koreksi rupiah ini sejalan dengan pelemahan sejumlah mata uang Asia lain yang juga mencatatkan tren penurunan nilai. Yen Jepang melemah hingga 0,73%, dolar Singapura terkoreksi 0,07%, dolar Taiwan turun 0,38%, dan won Korea juga melemah 0,13%.
Selain itu, rupee India mengalami penurunan 0,02% sementara ringgit Malaysia terkoreksi 0,09%. Di sisi yang berlawanan, beberapa mata uang Asia mencatatkan penguatan signifikan.
Dolar Hong Kong naik 0,08%, peso Filipina menguat 0,03%, yuan China naik 0,06%, dan baht Thailand mengalami kenaikan cukup tajam yakni 0,48%. Kondisi ini menunjukkan dinamika yang kompleks di pasar valuta asing kawasan Asia.
Faktor Global yang Memengaruhi Pergerakan Rupiah
Pengamat forex, Ibrahim Assuaibi, menyatakan bahwa penguatan dolar AS dipicu oleh ketegangan yang meningkat antara Presiden AS Donald Trump dan China terkait rencana penerapan tarif impor sebesar 100%. Ia menjelaskan, pernyataan keras Trump telah menciptakan kekhawatiran di pasar keuangan global.
Sementara itu, sikap China yang tampak tidak khawatir terhadap ancaman tarif tersebut justru menambah ketegangan pasar. Ibrahim menilai bahwa kemungkinan terjadinya eskalasi perang tarif antara kedua negara menjadi perhatian utama investor.
Menurut Ibrahim, sikap tegas kedua negara dalam menghadapi sengketa dagang tersebut meningkatkan kekhawatiran pasar terhadap prospek ekonomi global, khususnya dalam konteks hubungan bilateral AS dan China. Pernyataan ini disampaikan pada Senin, 13 Oktober 2025.
Dampak Ketegangan Perdagangan pada Pasar Keuangan
Ketegangan perdagangan ini turut memengaruhi pergerakan mata uang di Asia, termasuk rupiah. Pasar merespons ketidakpastian tersebut dengan fluktuasi nilai tukar yang cenderung melemah. Investor menjadi waspada terhadap potensi risiko yang bisa muncul akibat perang dagang.
Selain itu, ketegangan dagang berpotensi menimbulkan tekanan pada permintaan ekspor dari Indonesia, sehingga memengaruhi perekonomian nasional. Kondisi ini membuat rupiah sulit untuk menguat signifikan dalam jangka pendek.
Meskipun begitu, pemerintah Indonesia menunjukkan langkah-langkah positif untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah situasi global yang tidak menentu.
Kondisi Ekonomi Dalam Negeri dan Dukungan Internasional
Dalam situasi global yang penuh ketidakpastian ini, Indonesia mendapat apresiasi dari lembaga keuangan internasional. IMF menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap tinggi meski menghadapi tekanan eksternal.
Menurut Ibrahim, komitmen pemerintah dalam menjaga disiplin fiskal dengan defisit anggaran di bawah 3% dan rasio utang di bawah 60% terhadap produk domestik bruto (PDB) memberi penguatan bagi perekonomian nasional. Kebijakan fiskal yang prudent ini dianggap menjadi fondasi kuat dalam menghadapi ketidakpastian global.
Dengan adanya komitmen tersebut, kepercayaan investor terhadap Indonesia tetap terjaga meskipun ada tekanan dari konflik dagang AS-China yang sedang berlangsung.
Pembukaan Perdagangan dan Pergerakan Awal Rupiah
Pada pembukaan perdagangan Selasa, 14 Oktober 2025, rupiah justru dibuka menguat terhadap dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.04 WIB, rupiah terapresiasi sebesar 0,07% atau 12 poin ke posisi Rp16.561 per dolar AS.
Indeks dolar AS secara bersamaan melemah 0,2% menuju level 99,24. Pembukaan ini menandakan adanya sentimen positif di pasar walaupun tekanan global tetap membayangi.
Penguatan ini memberikan ruang bagi rupiah untuk bertahan di level yang relatif stabil di tengah gejolak ekonomi global yang cukup besar.
Prospek Rupiah dalam Jangka Pendek
Walaupun rupiah dibuka menguat, analis memperkirakan pergerakan rupiah pada hari ini akan tetap fluktuatif dengan kecenderungan melemah. Pasar masih sangat dipengaruhi oleh perkembangan perundingan dagang antara AS dan China yang belum menemukan titik terang.
Investor menanti hasil negosiasi yang akan menentukan arah perdagangan mata uang selanjutnya. Apabila ketegangan mereda, rupiah berpotensi kembali menguat.
Namun, jika konflik dagang semakin meningkat, tekanan terhadap rupiah bisa bertambah berat dan menyebabkan pelemahan lebih lanjut.
Nilai tukar rupiah hari ini berada dalam situasi yang penuh tantangan akibat ketegangan perdagangan global dan fluktuasi pasar mata uang. Kinerja rupiah dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal, terutama hubungan dagang AS-China yang belum membaik.
Namun, dukungan dari kebijakan fiskal pemerintah dan pengakuan lembaga internasional terhadap stabilitas ekonomi Indonesia memberikan optimisme tersendiri. Meski begitu, pelaku pasar perlu tetap waspada terhadap perkembangan global yang dinamis.
Pemantauan terus-menerus terhadap kondisi pasar dan langkah strategis dari pemerintah diharapkan mampu menjaga rupiah tetap stabil di tengah ketidakpastian ekonomi dunia.

Sindi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Riset Terbaru Buktikan Kimchi Dapat Turunkan Risiko Kanker dan Penyakit Metabolik
- Selasa, 14 Oktober 2025
Berita Lainnya
OJK Dorong Kenaikan Porsi Pinjaman Gadai, PPGI Soroti Tantangan dan Kesiapan Industri
- Selasa, 14 Oktober 2025
Terpopuler
1.
Pertumbuhan Laba Bank Terbesar Indonesia Jelang Kuartal III
- 14 Oktober 2025
2.
3.
Harga Pangan Naik di Indonesia pada 14 Oktober 2025 Hari Ini
- 14 Oktober 2025
4.
Rupiah Bergerak Fluktuatif, Penguatan Dolar AS Pengaruhi Pasar
- 14 Oktober 2025
5.
Pertumbuhan Laba Bank Terbesar Indonesia Jelang Kuartal III
- 14 Oktober 2025