Selasa, 07 Oktober 2025

Mazda Andalkan Event dan Efisiensi Hadapi Penurunan Pasar Mobil

Mazda Andalkan Event dan Efisiensi Hadapi Penurunan Pasar Mobil
Mazda Andalkan Event dan Efisiensi Hadapi Penurunan Pasar Mobil

JAKARTA - Pasar otomotif nasional yang masih lesu sepanjang 2025 membuat sejumlah produsen harus menyesuaikan strategi. Mazda Indonesia, misalnya, memilih tetap menjaga eksistensinya melalui kombinasi event interaktif dan revisi target penjualan agar lebih realistis dengan kondisi daya beli masyarakat.

Chief Operating Officer PT Eurokars Motor Indonesia, Ricky Thio, mengakui bahwa kondisi pasar premium cukup tertekan. Karena itu, Mazda tidak hanya fokus menjual produk, tetapi juga membangun pengalaman berkendara yang lebih dekat dengan konsumen.

Salah satu langkah nyata adalah melalui acara tahunan Mazda Power Drive 2025, sebuah test drive berskala besar yang dihelat pada 11–12 Oktober 2025 di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat.

Baca Juga

Program TJSL SSMS: Transparansi dan Keterlibatan Masyarakat

“Mazda Power Drive merupakan event test drive terbesar yang secara konsisten kami hadirkan sejak tahun 2018,” ujar Ricky.

Strategi Lewat Event Test Drive

Dalam acara tersebut, Mazda menyiapkan 18 unit mobil yang bisa dijajal langsung oleh calon konsumen. Pilihannya beragam, mulai dari Mazda 3 Hatchback, Mazda CX-30, Mazda CX-5 Kuro, Mazda CX-80 Kuro, Mazda CX-8 Elite, Mazda CX-60 Sport, hingga Mazda CX-3 Touring, Kuro, dan Pro Auto Exe.

Bagi Mazda, test drive bukan sekadar promosi produk, melainkan strategi untuk memperkuat citra merek premium di tengah pasar yang melambat. Dengan memberi pengalaman langsung, perusahaan berharap konsumen tetap melihat nilai tambah yang ditawarkan, meski daya beli sedang menurun.

Target Penjualan Direvisi Dua Kali

Lesunya pasar membuat Mazda harus menyesuaikan ekspektasi. Setelah dua kali revisi, target penjualan tahun ini dipangkas menjadi hanya 3.500 unit, turun dari target awal 6.000 unit yang ditetapkan di awal tahun.

“Tahun ini kami targetkan di angka 3.500 unit, atau lebih rendah daripada tahun lalu,” jelas Ricky.

Langkah ini menunjukkan sikap realistis Mazda terhadap kondisi pasar. Sebelumnya, target juga sudah diturunkan menjadi 4.800 unit sebelum akhirnya dipangkas lagi menjadi 3.500 unit.

Daya Beli Turun, Segmen Premium Ikut Terdampak

Ricky tidak menampik bahwa pelemahan daya beli masyarakat turut berimbas pada segmen kendaraan premium. Menurutnya, tren tersebut terjadi hampir di seluruh industri otomotif, termasuk konsumen loyal Mazda.

“Nah, kira-kira kami hampir sama dengan kondisi [penurunan] market-nya. Jadi memang buying power-nya itu memang turun, karena penurunan daya beli juga berdampak ke segmen premium,” ujarnya.

Mazda memproyeksikan penjualan mobil nasional hingga akhir 2025 hanya berada di kisaran 750.000–780.000 unit, lebih rendah dari ekspektasi awal. Hal ini menunjukkan tekanan pasar yang cukup signifikan terhadap seluruh pelaku industri.

Data Gaikindo: Penurunan Nyata di Wholesales dan Ritel

Mengacu data Gaikindo, penjualan wholesales Mazda (dari pabrikan ke dealer) periode Januari–Agustus 2025 tercatat 1.994 unit, atau turun 34,5% year-on-year (yoy) dibandingkan periode sama 2024 yang mencapai 3.046 unit.

Sementara itu, penjualan ritel atau distribusi dari dealer ke konsumen hanya 2.091 unit, juga turun 30,7% yoy dari tahun lalu. Angka ini menegaskan bahwa tantangan bukan hanya soal distribusi, melainkan juga daya serap pasar di tingkat konsumen akhir.

Fokus pada Branding dan Customer Experience

Meski target penjualan direvisi, Mazda tetap berupaya menjaga kepercayaan konsumen melalui branding yang kuat. Acara Mazda Power Drive menjadi salah satu contoh nyata, karena mengedepankan interaksi langsung dengan konsumen sekaligus menegaskan keunggulan teknologi dan kenyamanan berkendara produk Mazda.

Dengan menghadirkan berbagai model unggulan dalam satu kesempatan, Mazda ingin menunjukkan keberagaman lini produk yang mampu menjawab kebutuhan pasar, baik untuk gaya hidup urban, keluarga, maupun pencinta SUV premium.

Langkah Realistis di Tengah Lesunya Industri

Revisi target penjualan menjadi 3.500 unit bisa dipandang sebagai strategi adaptif Mazda dalam menghadapi tekanan pasar. Alih-alih memaksakan angka tinggi, perusahaan memilih menjaga stabilitas dan kualitas layanan, sambil memperkuat basis konsumen loyal.

Dengan situasi industri otomotif nasional yang masih menantang, Mazda menekankan bahwa prioritas utama bukan hanya kuantitas penjualan, melainkan mempertahankan reputasi sebagai merek dengan kualitas premium.

Kesimpulan

Tantangan besar di pasar otomotif Indonesia sepanjang 2025 membuat Mazda harus mengambil langkah realistis. Dua kali revisi target penjualan mencerminkan tekanan daya beli konsumen, termasuk di segmen premium. 

Meski demikian, Mazda tetap berusaha menjaga momentum melalui Mazda Power Drive 2025, yang memberi ruang bagi konsumen untuk merasakan langsung kualitas produk.

Dengan strategi ini, Mazda tidak sekadar mengejar angka penjualan, tetapi juga membangun pengalaman merek yang berkelanjutan. Perusahaan optimistis bahwa kombinasi event interaktif, branding kuat, dan pengelolaan target realistis akan menjaga eksistensinya hingga pasar kembali pulih.

Muhammad Anan Ardiyan

Muhammad Anan Ardiyan

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Manuver Akuisisi Noprian Fadli, Tren Baru di Pasar Modal

Manuver Akuisisi Noprian Fadli, Tren Baru di Pasar Modal

Alasan Tugu Insurance Gagal Akuisisi PertaLife dan Imbasnya

Alasan Tugu Insurance Gagal Akuisisi PertaLife dan Imbasnya

Strategi UNTR dan UNIC Jaga Investor Lewat Dividen Interim

Strategi UNTR dan UNIC Jaga Investor Lewat Dividen Interim

Strategi Grup Astra Jaga Kepercayaan Investor Lewat Dividen Rp6,53 Triliun

Strategi Grup Astra Jaga Kepercayaan Investor Lewat Dividen Rp6,53 Triliun

Strategi Hulu-Hilir Berkat Cawan Group Perkuat Ekosistem Energi Hijau

Strategi Hulu-Hilir Berkat Cawan Group Perkuat Ekosistem Energi Hijau