Jumat, 19 September 2025

Dolar AS Menguat Lagi Usai Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Dolar AS Menguat Lagi Usai Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Dolar AS Menguat Lagi Usai Pemangkasan Suku Bunga The Fed

JAKARTA - Penguatan dolar Amerika Serikat kembali menjadi sorotan pasar global. Setelah sempat jatuh ke posisi terendah dalam lebih dari dua tahun akibat pemangkasan suku bunga The Fed, mata uang ini justru berhasil rebound. Dukungan kuat datang dari rilis data tenaga kerja yang memperlihatkan penurunan klaim pengangguran di Negeri Paman Sam.

Indeks dolar sempat menyentuh titik terendah sejak Februari 2022 di level 96,224 setelah keputusan The Fed. Namun, pada Jumat, 19 September 2025, indeks kembali menguat 0,4% dan diperdagangkan di level 97,347. Pergerakan ini menandakan bahwa meski tekanan masih terasa, dolar tetap mendapat pijakan dari fundamental ekonomi.

Dampak Keputusan The Fed

Baca Juga

Harga Minyak Dunia Terkoreksi Akibat Stok Solar Naik

Seperti telah diperkirakan pasar, The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Rabu. Langkah tersebut menjadi sinyal awal bahwa bank sentral AS berusaha menjaga stabilitas perekonomian di tengah pelemahan pasar tenaga kerja.

Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan pemangkasan suku bunga dilakukan sebagai bagian dari manajemen risiko. Meski demikian, ia menolak memberi kesan bahwa The Fed akan segera masuk ke siklus pelonggaran lebih agresif.

Powell menyatakan, “Tidak ada urgensi untuk melakukan pelonggaran lebih cepat.” Pernyataan ini sekaligus membatasi ekspektasi pasar yang berharap sinyal dovish lebih jelas dari bank sentral terbesar dunia tersebut.

Reaksi Pasar Valuta Asing

Langkah The Fed direspons berbeda oleh pelaku pasar. Poundsterling Inggris, misalnya, sempat menguat setelah Bank of England (BoE) mempertahankan suku bunga sekaligus memperlambat penjualan obligasi pemerintah. Namun, penguatan itu tidak berlangsung lama.

Sterling justru terkoreksi 0,6% dan ditutup di posisi US$1,35515. Padahal, pada sesi sebelumnya, mata uang tersebut sempat melonjak hingga US$1,3726, level tertinggi sejak 2 Juli 2025.

Euro pun mengalami tekanan. Mata uang tunggal kawasan Eropa itu turun 0,2% ke posisi US$1,17893, setelah sebelumnya sempat mencapai US$1,19185 pada Rabu. Pergerakan ini menjadi reaksi pasar terhadap pernyataan The Fed dan penguatan kembali dolar.

Pandangan Analis

Menurut Eric Theoret, Strategis Valuta Asing di Scotiabank, pasar sebenarnya sudah cenderung berat ke satu sisi. Itu sebabnya, butuh faktor besar untuk membuat dolar jatuh lebih dalam.

“Pernyataan Powell tidak memenuhi ekspektasi pasar yang mengharapkan nada dovish yang tegas,” jelasnya. Theoret menambahkan, kombinasi data ekonomi yang positif dengan aksi jual dolar sejak awal pekan sudah cukup kuat mengangkat greenback kembali.

Namun, pandangan analis masih terbelah. Goldman Sachs menilai pemangkasan suku bunga kali ini bisa menjadi awal dari serangkaian penurunan berikutnya. Sementara itu, ANZ justru menyebut komentar Powell sama sekali tidak dovish dan menegaskan The Fed tetap berhati-hati.

Kebijakan Bank of England

Dari sisi kebijakan moneter Eropa, Bank of England mengambil langkah dengan memperlambat laju penjualan obligasi pemerintah (gilts). Dari rencana semula sebesar £100 miliar per tahun, kini hanya dilepas £70 miliar per tahun.

Keputusan tersebut dibuat melalui voting dengan hasil 7–2. Angka itu hampir sejalan dengan perkiraan median jajak pendapat yang berada di level £67,5 miliar.

Benjamin Ford, peneliti di Macro Hive, menilai pasar terlalu pesimistis terhadap poundsterling. “Kami menilai pasar terlalu bearish terhadap poundsterling,” ujarnya. Meski demikian, data terbaru tetap menunjukkan tekanan dari penguatan dolar AS.

Data Tenaga Kerja AS

Pendorong utama rebound dolar kali ini adalah laporan klaim tunjangan pengangguran mingguan di AS. Data menunjukkan jumlah klaim baru turun, membalikkan lonjakan yang terjadi pada pekan sebelumnya.

Kondisi ini memberi sinyal bahwa pasar tenaga kerja masih cukup solid meski ada tanda-tanda perlambatan ekonomi. Investor pun merespons positif, sehingga dolar mendapat dorongan tambahan setelah sempat tertekan akibat keputusan The Fed.

Tantangan dan Prospek ke Depan

Meski dolar berhasil bangkit, prospeknya masih dipenuhi ketidakpastian. Pasar masih menanti arah kebijakan lanjutan The Fed, terutama terkait kecepatan pemangkasan suku bunga berikutnya.

Jika data ekonomi AS terus menunjukkan ketahanan, maka ruang penguatan dolar masih terbuka. Namun, jika inflasi kembali menjadi masalah besar, The Fed bisa saja kembali menahan diri untuk tidak melonggarkan kebijakan secara agresif.

Bagi mata uang lain seperti poundsterling dan euro, kondisi ini menambah tekanan. Sterling berisiko bergerak fluktuatif di tengah kebijakan BoE yang cenderung hati-hati, sementara euro masih terpengaruh perbedaan arah kebijakan moneter antara AS dan kawasan Eropa.

Perjalanan dolar AS pada pertengahan September 2025 memperlihatkan dinamika yang kompleks. Dari sempat anjlok usai pemangkasan suku bunga The Fed, dolar mampu bangkit berkat dukungan data tenaga kerja.

Meskipun penguatan ini memberi sinyal positif, pasar tetap harus waspada. Ketidakpastian global, arah kebijakan bank sentral, hingga kondisi tenaga kerja dan inflasi akan menjadi penentu utama gerak dolar dalam waktu dekat.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Panduan Lengkap Isi Saldo Grab Driver Terbaru 2025

Panduan Lengkap Isi Saldo Grab Driver Terbaru 2025

Pemerintah Perluas Insentif PPh 21 DTP ke Sektor Horeka

Pemerintah Perluas Insentif PPh 21 DTP ke Sektor Horeka

KUR BRI 2025: Bunga Rendah, Plafon, Cara Mengajukan, dan Tabel Angsuran

KUR BRI 2025: Bunga Rendah, Plafon, Cara Mengajukan, dan Tabel Angsuran

KUR BNI 2025: Jenis, Plafon, Tenor, dan Syarat Pengajuan

KUR BNI 2025: Jenis, Plafon, Tenor, dan Syarat Pengajuan

KUR BSI 2025: Persyaratan, Tabel Angsuran, Tenor dan Plafon Pinjaman

KUR BSI 2025: Persyaratan, Tabel Angsuran, Tenor dan Plafon Pinjaman