Pertumbuhan Investor Pasar Modal RI Meningkat Pesat
JAKARTA - Pertumbuhan investor pasar modal Indonesia menunjukkan tren yang menggembirakan. Jumlah investor kini menembus angka lebih dari 18 juta menjelang akhir tahun 2025, meningkat pesat dibanding enam tahun terakhir. Lonjakan ini tidak lepas dari kemudahan akses digital dan perluasan edukasi online yang menjangkau berbagai lapisan masyarakat. Fenomena ini menunjukkan bahwa generasi baru investor mulai memanfaatkan teknologi untuk membangun portofolio keuangan mereka, baik untuk tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menekankan bahwa peran digitalisasi layanan sekuritas serta edukasi daring menjadi faktor kunci dalam pertumbuhan signifikan jumlah investor. “Dengan maraknya fasilitas layanan digital dan edukasi online yang ditawarkan oleh banyak sekuritas serta lembaga keuangan lainnya, jumlah investor pasar modal telah meningkat secara signifikan,” ucap Iman.
Tren ini juga sejalan dengan perubahan perilaku masyarakat, di mana mereka semakin nyaman melakukan transaksi dan investasi melalui aplikasi digital. Akses yang lebih mudah, transparan, dan cepat memungkinkan calon investor, termasuk generasi muda, untuk belajar dan mencoba berinvestasi dengan modal yang bervariasi. Selain itu, edukasi online juga membantu investor memahami risiko dan peluang, sehingga keputusan investasi lebih rasional dan tidak mudah terpengaruh rumor yang tidak terverifikasi.
Baca Juga
Public Expose Live 2025 menjadi salah satu sarana penting dalam mendorong literasi investor. Kegiatan ini melibatkan 44 perusahaan tercatat yang memaparkan kinerja dan rencana bisnis mereka ke depan. Tujuannya adalah agar investor dapat berinteraksi langsung dengan pihak perusahaan, memperoleh informasi yang akurat, dan membangun kepercayaan terhadap pasar modal. Iman Rachman berharap, transparansi yang dibangun melalui acara ini akan memperkuat kepercayaan publik serta memperluas basis investor di Indonesia.
Deputi Komisioner OJK, Eddy Manindo Harahap, menambahkan bahwa Public Expose Live bukan sekadar rutinitas tahunan. Kegiatan ini merupakan simbol komitmen untuk memperkuat pasar modal melalui keterbukaan informasi. “Lebih dari sekadar memenuhi regulasi, kegiatan ini juga menjadi momentum bagi perusahaan untuk meningkatkan kepercayaan investor dan mendorong pertumbuhan pasar modal Indonesia,” ucap Eddy.
Menurut data OJK hingga 29 Agustus 2025, penghimpunan dana melalui pasar modal telah mencapai Rp167,92 triliun dari 144 penawaran umum, termasuk 16 emiten baru. Angka ini mencerminkan ketahanan pasar modal di tengah dinamika global dan menjadi bukti bahwa minat masyarakat untuk berinvestasi tetap tinggi meski kondisi ekonomi internasional bergejolak.
Pertumbuhan jumlah investor ini juga menunjukkan diversifikasi investor yang semakin luas. Tidak hanya investor institusi, tetapi juga investor ritel mulai memanfaatkan peluang di pasar modal. Banyak pemula yang memulai investasi dengan jumlah kecil melalui mekanisme digital, sehingga pengalaman dan pengetahuan mereka berkembang seiring waktu. Fenomena ini penting, karena menunjukkan adanya inklusi keuangan yang semakin merata di Indonesia.
Selain digitalisasi dan edukasi online, faktor lain yang mendorong pertumbuhan investor adalah kemudahan akses ke produk investasi. Banyak sekuritas menyediakan layanan mobile dan online yang memungkinkan investor membeli saham, reksadana, atau instrumen pasar modal lain kapan saja dan di mana saja. Kepraktisan ini mengurangi hambatan masuk bagi calon investor yang sebelumnya enggan berpartisipasi karena prosedur konvensional dianggap rumit.
BEI dan OJK juga terus mendorong literasi keuangan dengan menghadirkan berbagai workshop, seminar, dan publikasi edukatif. Langkah ini penting agar investor dapat mengambil keputusan berdasarkan analisis fundamental dan tren pasar, bukan sekadar mengikuti hype. Edukasi yang baik membantu masyarakat memahami risiko, termasuk potensi kerugian, serta strategi pengelolaan portofolio yang tepat.
Dalam konteks ini, Public Expose Live 2025 berfungsi sebagai platform interaktif antara investor dan perusahaan tercatat. Investor dapat bertanya langsung, mengecek kinerja perusahaan, serta menilai prospek pertumbuhan bisnis. Transparansi yang tinggi meningkatkan kepercayaan dan memperkuat fondasi pasar modal Indonesia.
Iman Rachman menekankan, pertumbuhan investor bukan hanya angka statistik. Hal ini juga mencerminkan budaya investasi yang mulai terbentuk di masyarakat. Dengan meningkatnya jumlah investor, pasar modal menjadi lebih likuid, stabil, dan berdaya tahan. Di sisi lain, investor memperoleh peluang untuk menumbuhkan kekayaan pribadi melalui instrumen yang tersedia di pasar modal.
Eddy Manindo Harahap menambahkan, keterbukaan informasi menjadi kunci agar investor tetap percaya pada pasar modal. Semua pihak, termasuk emiten dan sekuritas, memiliki tanggung jawab untuk menjaga keakuratan data dan laporan keuangan. Hal ini tidak hanya melindungi investor, tetapi juga memastikan pertumbuhan pasar modal berlangsung sehat dan berkelanjutan.
Ke depan, BEI berharap inovasi digital dan edukasi online terus berjalan dan menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat. Generasi muda, yang menjadi bagian besar dari investor ritel, diharapkan semakin percaya diri dalam mengambil keputusan investasi. Dengan literasi yang kuat, investor dapat berinvestasi secara cerdas, memahami risiko, dan memanfaatkan peluang pasar modal untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang.
Pencapaian lebih dari 18 juta investor di Indonesia sebelum akhir 2025 menunjukkan momentum positif bagi pasar modal nasional. Lonjakan ini didorong oleh digitalisasi, edukasi online, dan transparansi informasi yang semakin baik. Acara Public Expose Live 2025 dan keterlibatan aktif OJK berperan besar dalam memperkuat kepercayaan investor. Dengan dukungan teknologi dan edukasi, investor di Indonesia kini memiliki akses lebih luas untuk membangun portofolio, meningkatkan literasi keuangan, dan berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.
Rekomendasi
