JAKARTA - Di tengah maraknya penggunaan gadget pada anak-anak di era digital ini, para ahli mengingatkan dampak negatif yang bisa ditimbulkan pada perkembangan otak mereka. Dr. Dini Mirasanti, Sp.A, mengungkapkan bahwa penggunaan gadget yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan "kemunduran" fungsi otak anak.
Melalui konten edukatif yang dirilis oleh Kementerian Penduduk dan Pembangunan Keluarga (dulu BKKBN) di Instagram, dijelaskan sejumlah dampak negatif dari penggunaan gadget yang berlebihan. Dampak tersebut mencakup perubahan perilaku, gangguan perkembangan otak, dan hambatan perkembangan sosial dan verbal anak.
Dr. Dini menjelaskan, "Penggunaan gadget yang berlebihan bisa menyebabkan anak meniru perilaku negatif dari konten yang tidak sesuai usianya, seperti bahasa kasar dan perilaku agresif." Ia menambahkan bahwa gadget yang digunakan tanpa pengawasan dapat membuat anak menjadi kurang empati dan lebih impulsif.
Penggunaan gadget yang berlebihan juga berpotensi mengganggu perkembangan Prefrontal Cortex (PFC), yang bertanggung jawab atas pengaturan fokus, emosi, dan pengambilan keputusan. Hal ini dapat menyebabkan anak kesulitan mengontrol diri dan sulit fokus saat belajar.
Untuk mengatasi masalah ini, dr. Herbowo Agung, Sp.A(K), memberikan panduan pembatasan waktu penggunaan gadget sesuai dengan usia anak. "Bayi dan anak di bawah 1 tahun sebaiknya tidak diperkenalkan dengan layar, kecuali untuk video call. Anak usia 2-6 tahun hanya boleh menggunakan gadget maksimal satu jam sehari dengan pengawasan," jelasnya.
Lebih lanjut, anak berusia 6-12 tahun dianjurkan dibatasi hingga 1,5 jam per hari, dan remaja berusia 12-18 tahun maksimal 2 jam, dengan tetap memastikan mereka aktif secara fisik dan sosial di kehidupan sehari-hari.
Orang tua diimbau untuk menerapkan aturan screen time yang ketat guna memastikan anak-anak mereka tumbuh dengan optimal dalam aspek kognitif, sosial, dan emosional. Gadget memang bisa menjadi alat yang bermanfaat, namun penggunaannya harus dilakukan dengan bijak agar tidak menghambat perkembangan anak.