
JAKARTA - Penyakit autoimun termasuk dalam kategori gangguan kesehatan yang sering luput dari perhatian karena gejalanya mirip dengan penyakit umum lainnya. Tubuh menyerang sel sehatnya sendiri, dan akibatnya muncul berbagai keluhan yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
Gejala autoimun dapat sangat beragam, mulai dari rasa lelah berlebihan, nyeri sendi, hingga ruam kulit yang tak kunjung sembuh. Karena kemiripannya dengan kondisi lain, banyak orang terlambat mendapatkan diagnosis. Padahal, semakin cepat dikenali, semakin baik pula peluang penanganan.
Memahami tanda-tanda awal penyakit autoimun sangat penting agar seseorang dapat segera berkonsultasi dengan tenaga medis. Berikut beberapa gejala umum yang patut diwaspadai.
Baca Juga
Gejala Awal yang Sering Diabaikan
-Kelelahan yang Berlebihan
Rasa lelah yang tak wajar sering menjadi tanda utama. Meski sudah cukup tidur, penderita autoimun tetap merasa tidak bertenaga. Hal ini terjadi karena sistem imun terus aktif melawan sel sehat, menguras energi tubuh, dan menimbulkan perasaan lemas sepanjang hari.
-Nyeri Sendi atau Otot
Nyeri mendadak pada persendian atau otot juga perlu diwaspadai. Kondisi ini sering muncul bersama pembengkakan atau kekakuan, terutama di pagi hari. Rheumatoid arthritis adalah salah satu contoh penyakit autoimun yang ditandai dengan gejala ini.
-Ruam Kulit
Kulit yang tiba-tiba memerah, gatal, atau muncul bercak ungu bisa menjadi tanda lupus. Ruam autoimun biasanya simetris, sulit sembuh, dan sering kambuh. Kondisi kulit juga menjadi lebih sensitif dibanding biasanya.
-Demam Ringan
Beberapa penderita mengalami demam tanpa sebab jelas. Suhu tubuh naik tidak tinggi, namun berlangsung lama. Hal ini terjadi akibat peradangan kronis yang dipicu oleh sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif.
-Mati Rasa atau Kesemutan
Gangguan saraf juga bisa menjadi gejala autoimun. Mati rasa atau kesemutan di tangan dan kaki muncul ketika sistem imun menyerang jaringan saraf. Sensasi ini bisa ringan hingga berat, bahkan mengganggu mobilitas.
-Perubahan Berat Badan
Penyakit autoimun juga memengaruhi metabolisme. Pada hipertiroidisme, berat badan turun drastis meski nafsu makan normal. Sebaliknya, lupus atau rheumatoid arthritis bisa membuat berat badan naik akibat peradangan.
Pertanyaan yang Sering Diajukan
Mengapa Penderita Autoimun Sering Lelah?
Kelelahan disebabkan oleh peradangan kronis dan produksi sitokin berlebih. Tubuh merasa sakit seluruhnya, bukan sekadar mengantuk. Kerusakan organ, misalnya pada kelenjar tiroid, juga memperburuk metabolisme energi.
-Mengapa Autoimun Menyebabkan Nyeri Sendi?
Nyeri muncul karena imun menyerang lapisan pelindung sendi. Pada rheumatoid arthritis, sendi terasa kaku lebih dari 30 menit di pagi hari. Pada lupus, nyeri berpindah-pindah, disertai bengkak dan rasa hangat.
-Apakah Ruam Kulit Selalu Tanda Autoimun?
Tidak semua ruam berasal dari autoimun. Namun, ruam khas seperti bentuk kupu-kupu di wajah (lupus) atau bercak merah bersisik di siku (psoriasis) patut diwaspadai. Ruam ini biasanya tidak membaik dengan obat kulit biasa.
-Apakah Gangguan Pencernaan Bisa Jadi Gejala Autoimun?
Ya. Penyakit seperti celiac atau Crohn’s menyerang usus secara langsung, menimbulkan diare, sakit perut, dan intoleransi makanan. Hashimoto dapat mengganggu keseimbangan bakteri usus sehingga memicu kembung atau sembelit.
-Apakah Rambut Rontok Termasuk Gejala Autoimun?
Rontok parah bisa menandakan alopecia areata. Pada lupus, rambut menipis merata terutama di bagian depan. Rontok ini berbeda dari stres biasa karena sering tidak tumbuh kembali tanpa pengobatan.
-Bagaimana Autoimun Mempengaruhi Berat Badan?
Autoimun bisa menurunkan atau menaikkan berat badan drastis. Contohnya, hipertiroidisme mempercepat metabolisme sehingga berat turun meski makan banyak. Sebaliknya, hipotiroidisme membuat berat badan mudah naik.
-Bagaimana Membedakan Autoimun dengan Penyakit Biasa?
Gejala autoimun biasanya bertahan lebih dari dua minggu dan tidak hilang dengan obat umum. Kombinasi gejala seperti nyeri sendi, ruam, serta demam ringan merupakan pola khas yang patut diperiksa lebih lanjut.
Pentingnya Diagnosis Dini
Gejala autoimun yang beragam sering kali membuat penderitanya bingung. Banyak yang menunda ke dokter karena menganggapnya penyakit ringan. Padahal, pemeriksaan medis sangat penting untuk memastikan penyebab sebenarnya.
Tes darah seperti ANA atau CRP dapat membantu mendeteksi adanya peradangan atau antibodi abnormal. Dengan diagnosis cepat, pengobatan dapat diberikan lebih awal sehingga komplikasi bisa dicegah.
Jika Anda mengalami beberapa gejala di atas, jangan abaikan. Segera konsultasi ke dokter agar kondisi tidak berkembang menjadi lebih serius. Diagnosis dini bukan hanya menyelamatkan kesehatan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup.

Nathasya Zallianty
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Harga , Varian, Performa Kencang, Baterai Jumbo, dan Layar Premium Xiaomi 15T Series
- Rabu, 24 September 2025
Performa, Desain Premium Baterai Tahan Lama dari Realme GT 7 Dream Edition
- Rabu, 24 September 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Akses Wisata Bromo Ditutup 30 September–1 Oktober
- 24 September 2025
2.
Hati-Hati, Ini 9 Bahaya Konsumsi Pisang Berlebihan
- 24 September 2025
3.
7 Makanan Sehat Penambah Berat Badan Secara Alami
- 24 September 2025
4.
Benarkah Air Kelapa Bisa Picu Gagal Ginjal?
- 24 September 2025
5.
5 Makanan Favorit Anak yang Risiko Merusak Kesehatan Jantung
- 24 September 2025