JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$ 4,42 miliar pada November 2024, melanjutkan tren surplus selama 55 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Nilai ekspor bulan November mencapai US$ 24,01 miliar, mengalami penurunan sebesar 1,70% dibandingkan bulan sebelumnya, sementara nilai impor tercatat sebesar US$ 19,59 miliar, turun 10,71% dibandingkan Oktober 2024.
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyampaikan bahwa perubahan harga komoditas internasional pada November menunjukkan variasi, dengan beberapa komoditas energi, logam, dan mineral mengalami penurunan harga bulanan, sementara komoditas pertanian seperti minyak kelapa sawit, kakao, dan kopi menunjukkan kenaikan. “Surplus perdagangan ini terutama didukung oleh peningkatan kinerja ekspor nonmigas secara tahunan pada beberapa komoditas unggulan, seperti nikel, mesin, dan peralatan mekanis,” jelas Amalia dalam konferensi pers di Jakarta.
Ekspor dan Impor: Tren Bulanan dan Tahunan
Secara bulanan, ekspor nonmigas turun sebesar 1,67% menjadi US$ 22,69 miliar, terutama akibat penurunan ekspor komoditas seperti lemak dan minyak nabati, bijih logam, dan tembaga. Namun, secara tahunan, ekspor Indonesia pada November 2024 justru mengalami kenaikan 9,14%, didukung oleh peningkatan ekspor nikel, peralatan mekanis, serta barang elektrik. Di sisi impor, nilai total turun tajam sebesar 10,71% dari bulan sebelumnya, dipengaruhi oleh penurunan impor migas sebesar 29,88% dan nonmigas sebesar 6,87%.
Kinerja Ekspor Sektoral dan Regional
Sektor industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar terhadap total ekspor nonmigas dengan nilai US$ 18,27 miliar pada November. Meskipun mengalami penurunan bulanan, sektor ini menunjukkan peningkatan tahunan hingga 13,88%, memperkuat posisi Indonesia di pasar internasional. Dari sisi negara tujuan, ekspor nonmigas ke Amerika Serikat dan Uni Eropa mengalami peningkatan, sementara ekspor ke kawasan ASEAN dan Tiongkok mencatatkan penurunan.
Secara kumulatif, sepanjang Januari hingga November 2024, ekspor Indonesia mencapai US$ 241,25 miliar, tumbuh 2,06% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dengan surplus neraca perdagangan yang terus meningkat, Indonesia menunjukkan stabilitas dalam perdagangan internasional meskipun dihadapkan pada tantangan fluktuasi harga komoditas dan perlambatan ekonomi global.
(kkz/kkz)