ROSA Robot Bedah Lutut Presisi Bantu Dokter Operasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:18:44 WIB
ROSA Robot Bedah Lutut Presisi Bantu Dokter Operasi

JAKARTA - Perkembangan teknologi medis terus menghadirkan terobosan baru dalam dunia kesehatan, termasuk di bidang bedah ortopedi. Salah satu inovasi yang kini mulai digunakan adalah teknologi robotik untuk membantu dokter melakukan tindakan operasi dengan tingkat ketelitian yang lebih tinggi. Kehadiran sistem ini membuka babak baru dalam penanganan gangguan sendi, khususnya pada operasi penggantian sendi lutut.

Di tengah meningkatnya kebutuhan akan layanan bedah yang presisi dan aman, robot asisten bedah menjadi solusi pendukung yang semakin relevan. Teknologi ini tidak menggantikan peran dokter, melainkan memperkuat kemampuan tenaga medis dalam mengambil keputusan dan melakukan tindakan berdasarkan data yang akurat. Salah satu sistem robotik yang digunakan adalah ROSA atau Robotic Surgical Assistant.

ROSA dirancang untuk membantu dokter bedah ortopedi dalam merencanakan dan menjalankan operasi lutut secara lebih terukur. Dengan dukungan navigasi visual dan lengan robotik, sistem ini memungkinkan tindakan operasi dilakukan dengan pendekatan yang lebih personal sesuai anatomi masing-masing pasien.

Robot Asisten yang Mendukung Presisi Dokter

Dr. dr. Franky Hartono, SpOT (K) menjelaskan bahwa pendekatan dalam bedah ortopedi, khususnya pada pertulangan, memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan jaringan lunak. Menurutnya, ilmu yang digunakan lebih menyerupai prinsip konstruksi yang menuntut ketepatan tinggi.

“Kalau saya ini kaum golongan keras. Pertulangan. Nah, itu kan ilmunya beda ya. Kalau kita itu ilmu konstruksi,” ujarnya.

Franky menegaskan bahwa ROSA bukanlah robot yang bekerja sendiri tanpa campur tangan manusia. Sistem ini berfungsi sebagai asisten yang membantu dokter selama prosedur operasi berlangsung.

“ROSA itu kan Robotik Surgical Assistant. Artinya itu alat yang memfasilitasi kita, membantu kita melihat, ada matanya, navigasi, dan ada tangannya yang membantu kita menstabilkan gerakan-gerakan,” jelasnya.

Dengan sistem navigasi visual dan panduan lengan robotik, ROSA membantu dokter menentukan sudut, rotasi, serta kesejajaran sendi lutut secara akurat. Teknologi ini juga memberikan dukungan penting dalam pemasangan implan agar lebih presisi dibandingkan teknik manual konvensional.

Perencanaan Operasi Berbasis Data Tiga Dimensi

Salah satu keunggulan ROSA terletak pada tahap perencanaan operasi yang dilakukan sebelum tindakan bedah dimulai. Data pasien dikumpulkan melalui pemeriksaan X-ray alignment, kemudian diolah menjadi data tiga dimensi.

“Data pasien sebelum operasi di-convert menjadi data 3 dimensi sehingga bisa mengukur lebih cepat, dimasukkan ke dalam komputer robotnya. Dari sana baru ditentukan kurang lebih di mana motongnya, di mana ukurannya,” kata Franky.

Proses perencanaan ini dilakukan tanpa menggunakan CT-scan, sehingga dinilai lebih aman bagi pasien. Selain itu, pendekatan ini juga lebih efisien dari sisi biaya, tanpa mengurangi kualitas informasi anatomi lutut yang dibutuhkan dokter.

Dengan gambaran tiga dimensi yang dihasilkan, dokter dapat merencanakan setiap langkah operasi secara detail. Hal ini membantu mengurangi potensi kesalahan dan meningkatkan ketepatan pemasangan implan sesuai dengan struktur tulang pasien.

Navigasi Akurat Selama Operasi Berlangsung

Saat operasi berlangsung, ROSA tidak hanya mengandalkan data awal, tetapi juga mengumpulkan informasi anatomi lutut secara langsung. Franky menjelaskan bahwa lutut bukan sekadar tulang, melainkan struktur kompleks yang melibatkan otot dan ligamen yang dapat berubah posisi.

“Di program pasti kan posisinya berubah-berubah. Nah, itu yang kita harus ukur, biar akurat,” tuturnya.

ROSA membantu menjaga akurasi posisi lutut baik saat ditekuk maupun diluruskan. Sistem ini memberikan sinyal kepada dokter apabila terjadi penyimpangan ke arah kiri atau kanan selama prosedur berlangsung.

Franky mengibaratkan peran ROSA seperti sistem navigasi yang membantu pengendara mencapai tujuan dengan aman.

“GPS itu kayak kita nyetir mobil kan kita enggak tahu di mana yang sepi, di mana yang ramai,” katanya.

“Nih kayaknya kurang pas, dia kasih sinyal, kita bisa berubah-berubah,” tambahnya.

Meski demikian, kendali penuh tetap berada di tangan dokter. ROSA berfungsi sebagai panduan yang memastikan setiap langkah operasi tetap berada pada jalur yang tepat sesuai perencanaan.

Dampak Positif bagi Pasien Pascabedah

Penggunaan ROSA dalam operasi lutut memberikan dampak yang signifikan bagi pasien, terutama dari sisi hasil pemasangan implan. Franky menyebutkan bahwa implan yang dipasang dengan bantuan robot cenderung lebih sesuai dengan anatomi pasien.

“Hasil akhirnya pasien merasa lebih nyaman,” ungkapnya.

Kenyamanan ini berpengaruh langsung terhadap proses pemulihan pascaoperasi. Dengan kesejajaran dan biomekanik lutut yang lebih natural, pasien dapat bergerak lebih cepat dan merasakan stabilitas sendi yang lebih baik.

Dari sisi lama perawatan, Franky menyampaikan bahwa pasien umumnya dapat kembali pulang dalam waktu relatif singkat.

“Rata-rata kita ambil patokan sekitar 4 harian sudah bisa kembali pulang,” katanya.

Selain itu, ROSA juga membantu menurunkan risiko ketidaksejajaran implan, mendukung mobilisasi lebih dini, serta menghasilkan fungsi lutut yang lebih optimal sesuai kondisi masing-masing pasien. Kehadiran teknologi ini menjadi langkah maju dalam meningkatkan kualitas layanan bedah ortopedi di Indonesia.

Dengan peran sebagai asisten yang presisi dan berbasis data, ROSA menunjukkan bagaimana teknologi robotik dapat bersinergi dengan keahlian dokter. Pendekatan ini diharapkan terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi pasien yang membutuhkan tindakan operasi sendi lutut.

Terkini