Waspadai Batu Ginjal yang Kerap Kambuh: Begini Proses dan Pencegahannya

Jumat, 24 Oktober 2025 | 12:15:40 WIB
Waspadai Batu Ginjal yang Kerap Kambuh: Begini Proses dan Pencegahannya

JAKARTA - Ginjal berperan penting dalam menjaga keseimbangan tubuh, terutama dalam menyaring zat sisa metabolisme. Namun, semakin banyak orang yang kini mengalami gangguan pada organ vital ini, salah satunya batu ginjal yang bisa datang kembali meski telah dikeluarkan.

Lebih mencengangkan lagi, masalah batu ginjal tak hanya menyerang usia lanjut, tetapi juga banyak dialami anak muda. Berdasarkan data medis, 1 dari 10 orang berusia 30–40 tahun pernah mengalami batu ginjal setidaknya sekali seumur hidup.

Fenomena ini menunjukkan bahwa gaya hidup modern menjadi faktor besar di balik meningkatnya kasus batu ginjal. Banyak orang tidak sadar bahwa kebiasaan kecil seperti kurang minum atau terlalu sering konsumsi makanan tinggi garam dapat memicu terbentuknya batu. Lalu, mengapa batu ginjal bisa terbentuk dan sering kambuh meski sudah diobati?

1. Batu Ginjal Berawal dari Endapan Zat Limbah yang Tidak Terbuang

Sebagian besar orang mungkin bertanya-tanya, bagaimana bisa sebuah batu terbentuk di dalam tubuh manusia. Batu ginjal tidak berasal dari luar tubuh seperti kuman atau bakteri, melainkan terbentuk di dalam ginjal itu sendiri.

Ginjal berfungsi menyaring darah dan membuang zat limbah yang tak lagi dibutuhkan tubuh melalui urine. Ketika urine gagal melarutkan limbah, zat seperti garam dan mineral dapat mengendap dan menumpuk.

Endapan ini lama-kelamaan membentuk kristal padat yang dikenal sebagai batu ginjal. Ukurannya bisa sangat kecil seperti butiran pasir, namun dalam kasus parah dapat membesar hingga menyerupai bola golf.

Penyebabnya beragam, mulai dari dehidrasi hingga kebiasaan makan tinggi protein, gula, dan natrium. Selain itu, faktor genetik, obesitas, infeksi saluran kemih, serta konsumsi obat tertentu juga bisa mempercepat terbentuknya batu ginjal.

2. Batu Ginjal Tidak Selalu Menimbulkan Gejala Nyata

Menariknya, batu ginjal kecil sering kali keluar bersama urine tanpa disadari. Karena ukurannya yang kecil, banyak penderita tidak merasakan gejala apa pun.

Namun, bila batu berukuran lebih besar dan tersangkut di ureter — saluran antara ginjal dan kandung kemih — gejalanya bisa terasa menyiksa. Aliran urine terhambat, menyebabkan tekanan dan rasa nyeri yang luar biasa.

Nyeri tajam biasanya muncul di bagian punggung atau perut bawah, bahkan bisa menjalar ke selangkangan. Banyak penderita juga mengeluhkan rasa terbakar saat buang air kecil dan perubahan warna urine menjadi kemerahan atau kecoklatan.

Selain itu, urine bisa tampak keruh dan berbau tak sedap, diikuti mual, muntah, dan dorongan buang air kecil terus-menerus. Jika terjadi infeksi, suhu tubuh akan meningkat disertai demam dan menggigil.

3. Cara Pengobatan Bergantung pada Ukuran Batu Ginjal

Tidak semua kasus batu ginjal membutuhkan tindakan medis berat. Bila ukurannya kecil, batu bisa keluar alami melalui urine dalam waktu 2–4 minggu.

Pasien biasanya disarankan memperbanyak minum air 2–3 liter per hari agar aliran urine lancar. Dokter juga akan memberi obat pereda nyeri dan resep untuk membantu melemaskan otot saluran kemih supaya batu mudah keluar.

Namun, jika setelah beberapa minggu batu tidak juga keluar atau ukurannya terlalu besar, prosedur medis perlu dilakukan. Salah satunya adalah extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL), teknik penghancuran batu menggunakan gelombang kejut.

Gelombang tersebut memecah batu menjadi fragmen kecil agar bisa keluar bersama urine tanpa operasi. Bila metode ini tak cukup efektif, dokter dapat menggunakan percutaneous nephrolithotomy (PCNL).

Dalam PCNL, dibuat sayatan kecil di punggung untuk memasukkan alat teleskopik bernama nefroskop guna memecah dan mengangkat batu langsung dari ginjal.

Metode lain yaitu ureteroskopi, di mana alat berbentuk tabung tipis dimasukkan melalui kandung kemih hingga mencapai ginjal. Dokter lalu menggunakan penjepit kecil (stone basket) untuk mengeluarkan batu atau menghancurkannya dengan laser holmium.

Operasi terbuka kini jarang dilakukan karena teknologi medis sudah cukup maju. Namun, pada batu yang berukuran sangat besar atau sulit dihancurkan, metode konvensional ini masih menjadi pilihan terakhir.

4. Mengapa Batu Ginjal Sering Kambuh Lagi Setelah Diobati?

Meskipun bisa sembuh, sekitar separuh penderita batu ginjal berisiko mengalami kekambuhan dalam 5–7 tahun berikutnya. Rasa nyeri dan proses penyembuhan yang menyiksa sering kali harus dihadapi kembali karena kebiasaan lama tak diubah.

Kambuhnya batu ginjal umumnya disebabkan oleh dehidrasi kronis atau asupan air yang kurang. Tubuh yang tidak cukup cairan membuat zat sisa kembali mengendap di ginjal.

Selain itu, konsumsi berlebih makanan tinggi natrium, protein hewani, dan rendah serat juga memperburuk risiko. Orang dengan obesitas, diabetes, atau infeksi saluran kemih berulang juga lebih rentan mengalami pembentukan batu baru.

Dalam beberapa kasus, faktor genetik seperti sistinuria juga menjadi penyebab. Kondisi ini membuat kadar asam amino dalam urine tinggi, memicu terbentuknya kristal dan batu ginjal yang sulit dicegah.

Meski begitu, kekambuhan bukan hal yang pasti terjadi. Dengan gaya hidup yang lebih sehat, risiko batu ginjal bisa ditekan secara signifikan.

Rutin minum air putih minimal 2–3 liter sehari sangat dianjurkan untuk menjaga fungsi ginjal tetap optimal. Pola makan seimbang dengan mengurangi garam dan memperbanyak serat juga membantu mencegah endapan terbentuk.

Selain itu, penderita disarankan mengikuti kontrol rutin dan meminum obat sesuai anjuran dokter. Pemeriksaan berkala bisa mendeteksi tanda awal pembentukan batu sebelum menimbulkan gejala berat.

5. Pola Hidup Sehat Jadi Kunci Utama Mencegah Kekambuhan

Batu ginjal bukan penyakit yang mematikan, tetapi dampaknya bisa mengganggu kualitas hidup secara serius. Nyeri hebat dan pengobatan berulang tentu bukan hal yang ingin dihadapi siapa pun.

Karena itu, menjaga gaya hidup sehat adalah investasi jangka panjang bagi kesehatan ginjal. Semakin cepat batu ginjal dikeluarkan dan dicegah pembentukannya, semakin baik pula peluang untuk terhindar dari kekambuhan.

Hidrasi cukup, pola makan seimbang, dan pemeriksaan kesehatan berkala adalah kunci utamanya. Jika kamu pernah memiliki riwayat batu ginjal, jangan abaikan tanda-tanda kecil dari tubuhmu.

Ginjal yang sehat berarti tubuh pun berfungsi optimal. Jadi, mulailah peduli pada asupan air dan kebiasaan harianmu sebelum batu ginjal kembali menyerang.

Terkini