KAI Dorong Ekosistem Logistik Rel di Jawa Tengah Berkembang

Rabu, 22 Oktober 2025 | 13:02:51 WIB
KAI Dorong Ekosistem Logistik Rel di Jawa Tengah Berkembang

JAKARTA-  Langkah PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI untuk memperkuat rantai pasok nasional kembali mendapat perhatian publik. 

Kali ini, BUMN transportasi tersebut menegaskan keseriusannya dalam mengembangkan ekosistem logistik berbasis rel di Jawa Tengah, seiring meningkatnya kebutuhan akan sistem distribusi barang yang efisien dan ramah lingkungan.

Sebagai bagian dari inisiatif strategis tersebut, Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin, mengadakan pertemuan penting dengan Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, dan Bupati Batang, M. Faiz Kurniawan, di Kantor Gubernur Jawa Tengah pada Selasa 21 Oktober. 

Pertemuan ini menjadi langkah awal dalam memperkuat kolaborasi lintas sektor antara KAI, pemerintah provinsi, dan pemerintah daerah.

Bahas Rencana Dry Port dan Transportasi Penumpang Terpadu

Executive Vice President (EVP) of Corporate Secretary KAI, Raden Agus Dwinanto Budiadji, menjelaskan bahwa pembahasan utama dalam pertemuan tersebut mencakup dua agenda penting.

“Ada dua hal utama yang tadi dibahas bersama Gubernur dan Bupati Batang. Pertama, rencana pembangunan dry port untuk mendukung angkutan logistik terpadu di wilayah Jawa Tengah. Kedua, pengembangan sistem aglomerasi transportasi penumpang agar mobilitas masyarakat dan pekerja dapat terlayani dengan lebih baik,” ujar Agus.

Rencana pembangunan dry port ini akan difokuskan di Kabupaten Batang, wilayah yang berada di bawah pengelolaan KAI Daop 4 Semarang. Kawasan tersebut diproyeksikan menjadi simpul penting bagi layanan logistik dan transportasi penumpang berbasis rel, guna memperkuat konektivitas antarwilayah di Jawa Tengah.

Antisipasi Pertumbuhan Kawasan Industri di Jawa Tengah

Agus menuturkan bahwa pembangunan dry port di Batang merupakan langkah strategis dalam menghadapi pesatnya pertumbuhan kawasan industri di wilayah tersebut. 

Sejumlah kawasan industri besar seperti Kawasan Industri Wijayakusuma (Semarang), Kawasan Industri Kendal, dan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) tengah menunjukkan perkembangan pesat.

“Kawasan industri yang terus berkembang membutuhkan konektivitas logistik yang terintegrasi. Melalui dry port berbasis rel, KAI ingin menghadirkan solusi distribusi barang yang lebih cepat, ramah lingkungan, dan berbiaya kompetitif,” jelas Agus.

Dengan ratusan tenant besar yang beroperasi di kawasan tersebut, kebutuhan akan sistem logistik yang efisien menjadi sangat mendesak. 

KAI memandang ekosistem logistik berbasis rel sebagai solusi tepat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus mengurangi ketergantungan pada moda transportasi jalan raya.

Logistik Rel Lebih Efisien dan Ramah Lingkungan

Salah satu alasan kuat KAI mendorong pengembangan ekosistem logistik berbasis rel adalah efisiensi energi dan biaya. Agus memaparkan bahwa pengangkutan barang menggunakan kereta api jauh lebih efisien dibandingkan moda truk, terutama dari sisi konsumsi bahan bakar.

“Dari sisi konsumsi bahan bakar, angkutan berbasis rel tercatat 6–8 kali lebih hemat dibandingkan moda truk, sehingga dapat menekan biaya logistik nasional sekaligus mendukung pengurangan emisi karbon,” terangnya.

Efisiensi tersebut tidak hanya berdampak pada penghematan biaya operasional, tetapi juga mendukung komitmen Indonesia terhadap pengurangan emisi karbon sesuai agenda keberlanjutan nasional.

KAI juga berencana menjadikan dry port di Batang sebagai model logistik modern, dengan sistem bongkar muat (loading dan unloading) yang cepat, aman, dan terintegrasi langsung dengan kawasan industri di sekitarnya.

Integrasi Sistem Aglomerasi Transportasi Penumpang

Selain fokus pada angkutan barang, KAI juga berkomitmen untuk mengembangkan sistem aglomerasi transportasi penumpang di Jawa Tengah. Konsep ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan mobilitas masyarakat dan pekerja di wilayah industri yang terus berkembang.

“Pola perjalanan pekerja di Jawa Tengah cukup dinamis. Dengan adanya sistem commuter line, mobilitas tenaga kerja dapat terlayani dengan lebih baik sekaligus mengurangi ketergantungan pada transportasi jalan raya,” tutur Agus.

KAI tengah merancang konektivitas antarwilayah melalui layanan kereta commuter line berbasis listrik, yang akan menghubungkan sejumlah daerah industri dan permukiman padat penduduk. Jalur utama yang menjadi fokus adalah Semarang – Batang – Pekalongan, serta ke arah timur menuju Demak.

Dengan sistem transportasi ini, para pekerja industri diharapkan dapat menikmati mobilitas yang lebih cepat, nyaman, dan terjangkau, sekaligus mengurangi kemacetan di jalur utama perkotaan.

Kolaborasi Pemerintah Daerah dan BUMN untuk Efisiensi Nasional

KAI menegaskan bahwa kolaborasi dengan pemerintah daerah menjadi kunci keberhasilan proyek-proyek strategis seperti ini. Dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Batang akan mempercepat proses pembangunan dry port serta pengembangan sistem transportasi rel yang terintegrasi.

Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin, menilai bahwa kerja sama lintas lembaga ini bukan hanya untuk kepentingan perusahaan, tetapi juga bagian dari upaya mendukung efisiensi rantai pasok nasional. 

Dengan transportasi rel yang kuat, distribusi barang dari dan ke kawasan industri di Jawa Tengah akan menjadi lebih lancar dan berdaya saing.

KAI berharap langkah ini dapat menjadi contoh bagi provinsi lain dalam membangun ekosistem logistik terpadu berbasis rel yang efisien dan berkelanjutan.

Mewujudkan Jawa Tengah Sebagai Pusat Konektivitas Nasional

Melalui rencana pengembangan dry port dan transportasi penumpang aglomerasi, KAI ingin menjadikan Jawa Tengah sebagai pusat konektivitas logistik dan transportasi nasional. 

Infrastruktur berbasis rel dinilai mampu menciptakan nilai tambah ekonomi, memperkuat daya saing industri, serta mendukung pemerataan pembangunan antarwilayah.

Dengan kolaborasi antara KAI, pemerintah provinsi, dan kabupaten, proyek ini diharapkan tidak hanya mempercepat aliran logistik di Jawa Tengah, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi nasional yang efisien, hijau, dan berkelanjutan.

Terkini