JAKARTA - Rencana pemerintah memperpanjang insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) hingga tahun 2027 memberikan sentimen positif bagi sektor properti. Dukungan kebijakan ini diharapkan mampu mendorong pemulihan dan pertumbuhan industri properti yang selama ini menjadi salah satu sektor strategis dalam perekonomian.
Selain itu, penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia juga memperkuat ekspektasi positif pasar terhadap sektor properti. Langkah ini dipandang sebagai stimulus tambahan yang dapat mempercepat penyerapan produk properti, terutama di tengah kondisi pasar yang mulai membaik.
Rekomendasi Saham Trading: PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)
Tim Analis Bareksa merekomendasikan saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) sebagai pilihan trading hari ini, 22 Oktober 2025. Harga saham SSIA pada 21 Oktober 2025 tercatat naik 0,28% menjadi Rp1.820 per saham, menandakan tren positif yang layak dimanfaatkan oleh trader.
Saham ini disarankan untuk dibeli dengan harga masuk di kisaran Rp1.780 hingga Rp1.820. Target harga ambil untung ditetapkan pada level Rp1.860 dan Rp1.900, sementara level stop loss disarankan di Rp1.730 untuk meminimalisasi risiko kerugian.
Rekomendasi Saham Trading: PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)
Selain SSIA, saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) juga mendapat rekomendasi beli untuk trading pada rentang harga Rp360 sampai Rp368. Pada tanggal 21 Oktober 2025, harga saham PWON mengalami kenaikan signifikan sebesar 1,65% ke level Rp370 per saham.
Target ambil untung untuk PWON berada pada Rp380 dan Rp386, dengan stop loss di angka Rp350. Rekomendasi ini sejalan dengan pergerakan pasar properti yang semakin optimistis di tengah dukungan kebijakan fiskal dan moneter.
Pergerakan IHSG dan Sektor Pendukung Kenaikan Saham Properti
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penguatan sebesar 1,84% ke level 8.238 pada 21 Oktober 2025. Kenaikan ini didorong oleh arus masuk modal asing yang kuat mencapai Rp1,3 triliun dan penguatan sektor-sektor siklikal serta infrastruktur.
Sektor properti dan real estat turut naik signifikan sebesar 3,51%, menjadi salah satu pilar utama penggerak IHSG. Bersama sektor transportasi & logistik yang naik 3,82% dan infrastruktur sebesar 3,46%, ketiga sektor ini menunjukkan daya tahan yang kuat di tengah sentimen positif pasar.
Saham-saham Unggulan Penggerak Indeks pada Periode Terkini
Saham-saham unggulan seperti BBCA, TLKM, dan BBRI menjadi motor utama penguatan IHSG pada sesi perdagangan terakhir. BBCA menguat tajam sebesar 7,62% ke Rp8.475, TLKM melonjak 11,56% ke Rp3.280, dan BBRI naik 2,17% ke Rp3.760 per saham.
Meskipun rupiah melemah tipis 15 poin ke Rp16.590 per dolar AS, pasar tetap menunjukkan optimisme. Hal ini menunjukkan bahwa sentimen positif dari fundamental sektor properti dan infrastruktur mampu mengimbangi tekanan eksternal pada nilai tukar.
Analisis Teknikal IHSG dan Prediksi Pergerakan Hari Ini
Secara teknikal, IHSG diperkirakan akan bergerak dalam rentang support di 8.148 dan resistance di 8.288 pada perdagangan 22 Oktober 2025. Potensi untuk tetap berada di zona positif masih terbuka lebar seiring dengan berlanjutnya arus modal masuk dan sentimen penguatan sektor strategis.
Hal ini memberikan peluang bagi para trader dan investor untuk memanfaatkan momentum kenaikan saham, terutama pada saham-saham yang direkomendasikan oleh Tim Analis Bareksa. Kesiapan untuk memasang stop loss juga menjadi kunci dalam mengelola risiko investasi.
Manfaatkan Momentum Trading Saham Properti dengan Cermat
Rencana perpanjangan insentif PPN DTP hingga 2027 dan penurunan suku bunga acuan menjadi katalis utama yang mendukung optimisme pasar properti saat ini. Dua saham pilihan untuk trading, SSIA dan PWON, menawarkan peluang profit dengan strategi entry, target harga, dan stop loss yang jelas.
Pergerakan IHSG yang didukung sektor properti dan infrastruktur membuka ruang positif bagi investor jangka pendek. Trader disarankan untuk memanfaatkan momen ini dengan pengelolaan risiko yang disiplin agar dapat meraih keuntungan optimal.