Harga Emas Tembus US$4.000, Saran Investasi Dalio

Kamis, 09 Oktober 2025 | 11:03:02 WIB
Harga Emas Tembus US$4.000, Saran Investasi Dalio

JAKARTA - Harga emas global terus mencetak rekor, menembus US$4.000 per troy ounce, memicu perbincangan di kalangan investor mengenai strategi alokasi aset di tengah ketidakpastian pasar. Ray Dalio, penasihat informal Danantara dan pendiri Bridgewater Associates, menegaskan bahwa logam mulia tetap menjadi instrumen penting untuk diversifikasi portofolio.

Dalio menyarankan investor untuk mempertahankan sekitar 15% portofolio mereka dalam bentuk emas. Strategi ini bertujuan memberikan perlindungan terhadap potensi penurunan nilai aset lain, sekaligus mengamankan nilai kekayaan dari gejolak ekonomi.

“Emas adalah diversifikasi yang sangat baik dalam portofolio. Jika Anda melihatnya hanya dari perspektif alokasi aset strategis, Anda mungkin harus memiliki sekitar 15% portofolio Anda dalam bentuk emas,” ujar Dalio pada Selasa, 7 Oktober 2025.

Menurutnya, emas menjadi salah satu aset dengan kinerja terbaik ketika instrumen lain mengalami tekanan. Bahkan pada September lalu, Dalio juga menekankan porsi alokasi 10%–15%, dengan preferensi emas dibanding obligasi pemerintah AS sebagai safe haven di tengah volatilitas global.

Faktor Penguatan Harga Emas

Kepala Strategi Teknis LPL, Adam Turnquist, menjelaskan beberapa faktor makroekonomi yang menopang kenaikan harga emas tahun ini:

Melemahnya dolar AS terhadap mata uang global

Dimulainya kembali siklus pemotongan suku bunga

Kekhawatiran defisit fiskal di Amerika Serikat

Tekanan inflasi akibat tarif impor

Pembelian emas berkelanjutan oleh bank sentral asing

“Kenaikan terbaru emas ini didukung oleh meningkatnya ketidakpastian atas penutupan pemerintah AS dan aliran dana ke ETF emas fisik karena takut ketinggalan,” kata Turnquist.

Kondisi ini menjadikan emas semakin menarik sebagai aset lindung nilai (hedge) terhadap inflasi dan fluktuasi pasar keuangan.

Emas Masih Layak Jadi Pilihan Diversifikasi

Para analis menekankan bahwa meski harga emas terus naik, logam mulia tetap layak dipertahankan dalam portofolio. Rekomendasi alokasi emas secara umum berkisar antara 5% hingga 20% dari total aset, tergantung kondisi pasar dan toleransi risiko masing-masing investor.

Pendiri DoubleLine Capital, Jeffrey Gundlach, bahkan menyebut bahwa alokasi mendekati 25% pada emas saat ini tidak berlebihan, mengingat ketidakpastian ekonomi global yang tinggi. Menurutnya, peningkatan risiko geopolitik, fluktuasi suku bunga, dan inflasi global membuat emas menjadi instrumen aman sekaligus efektif.

Kinerja Emas dan Investor Besar

Lonjakan harga emas sekitar 50% sepanjang tahun 2025 juga memengaruhi kinerja logam mulia lainnya, mendorong investor besar untuk tetap berinvestasi. Dalio menilai bahwa logam mulia merupakan bagian krusial dari strategi portofolio jangka panjang, bukan sekadar spekulasi jangka pendek.

“Jika Anda ingin menjaga nilai kekayaan Anda dari volatilitas pasar saham dan obligasi, emas adalah instrumen yang sulit tergantikan,” kata Dalio.

Selain sebagai lindung nilai, emas juga menjadi instrumen yang likuid dan mudah diperdagangkan, sehingga memudahkan investor melakukan penyesuaian portofolio sesuai kebutuhan dan kondisi pasar.

Tren Global dan Strategi Investor

Seiring meningkatnya ketidakpastian ekonomi, investor cenderung beralih ke aset aman seperti emas dan ETF berbasis logam mulia. Aliran dana ke instrumen ini meningkat karena pelaku pasar ingin melindungi portofolio dari risiko penurunan nilai saham, obligasi, atau mata uang.

Strategi alokasi emas yang disarankan Dalio menekankan pentingnya keseimbangan portofolio, di mana sebagian aset dialokasikan pada instrumen safe haven untuk menghadapi volatilitas. Hal ini sejalan dengan prinsip manajemen risiko yang diterapkan investor institusi di seluruh dunia.

Kesimpulan dan Saran Praktis

Para pakar sepakat bahwa logam mulia tetap menjadi aset strategis, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global. Rekomendasi alokasi emas yang konservatif berkisar 10%–15%, namun bisa meningkat hingga 25% bagi investor yang mengantisipasi risiko geopolitik dan inflasi.

Investor ritel pun dianjurkan untuk mempertimbangkan porsi emas dalam portofolio mereka sebagai perlindungan terhadap penurunan nilai aset lain, sekaligus diversifikasi jangka panjang. Dengan demikian, meskipun harga emas telah menembus rekor tertinggi, logam mulia tetap relevan sebagai bagian dari strategi investasi modern.

Terkini