Kinerja Moncer! Emiten Grup Astra Ramai-Ramai Tebar Dividen Besar 2025

Kamis, 09 Oktober 2025 | 10:01:17 WIB
Kinerja Moncer! Emiten Grup Astra Ramai-Ramai Tebar Dividen Besar 2025

JAKARTA - Kinerja solid sejumlah entitas di bawah Grup Astra International Tbk (ASII) pada paruh pertama 2025 kembali membawa berkah bagi pemegang sahamnya. Sejumlah anak usaha konglomerasi otomotif dan industri terbesar di Indonesia itu serentak mengumumkan pembagian dividen interim dengan nilai mencapai triliunan rupiah.

Aksi korporasi ini mencerminkan kekuatan fundamental Grup Astra di tengah kondisi ekonomi yang dinamis. Total dividen interim yang akan ditebar oleh berbagai emiten anggota Grup Astra mencapai sekitar Rp6,58 triliun, yang seluruhnya akan dibayarkan pada Oktober 2025.

ASII Jadi Penebar Dividen Terbesar di Grup Astra

Dari seluruh entitas yang berada di bawah naungan Grup Astra, PT Astra International Tbk (ASII) menjadi kontributor terbesar dalam pembagian dividen interim tahun ini. Perseroan menyiapkan dana sekitar Rp3,98 triliun atau Rp98 per saham sebagai bentuk apresiasi kepada para pemegang saham atas kinerja yang kuat sepanjang semester pertama.

Kemudian, PT United Tractors Tbk (UNTR) juga mengumumkan pembagian dividen interim senilai Rp2,05 triliun atau setara Rp567 per saham. Meskipun saham UNTR masih berada di zona negatif sepanjang tahun berjalan, perusahaan tetap menjaga komitmen bagi hasil kepada investor.

Selanjutnya, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) memutuskan untuk membagikan dividen interim senilai Rp284,36 miliar atau Rp59 per saham. Sementara itu, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) menetapkan dividen interim Rp123 per saham dengan total Rp236,73 miliar, didukung oleh performa solid di sektor perkebunan kelapa sawit.

Terbaru, PT Astra Graphia Tbk (ASGR) juga ikut ambil bagian dalam momentum ini. Berdasarkan keputusan direksi dan persetujuan dewan komisaris pada 3 Oktober 2025, ASGR akan membagikan dividen interim sebesar Rp40,46 miliar atau Rp30 per saham, sebagaimana disampaikan Corporate Secretary Trivena Nalsalita pada Selasa, 7 Oktober 2025.

Konsistensi pembagian dividen oleh berbagai anak usaha Astra memperlihatkan bahwa seluruh lini bisnis grup ini tetap tumbuh positif. Hal ini juga menjadi sinyal bahwa Astra masih mampu menjaga likuiditas dan arus kas sehat di tengah tantangan ekonomi global.

Pergerakan Saham Positif di Tengah Momen Dividen

Seiring dengan momen pembagian dividen interim, pergerakan saham sejumlah emiten Grup Astra menunjukkan tren positif. Harga saham ASII tetap kokoh di zona hijau dengan kenaikan 12,25% year to date (YtD) hingga Rabu, 8 Oktober 2025, ditutup pada level Rp5.725 per saham.

Saham AUTO juga mencatat penguatan 4,78% YtD ke level Rp2.410, sementara AALI menguat 18,95% YtD ke posisi Rp7.375 per saham. Di sisi lain, ASGR mencatat lonjakan tajam 34,10% YtD ke level Rp1.160 per saham, menandai minat tinggi investor terhadap emiten teknologi percetakan tersebut.

Meski begitu, UNTR masih tertahan di zona merah dengan penurunan 5,98% YtD, ditutup di harga Rp25.175 per saham pada penutupan perdagangan terakhir. Kondisi ini terjadi seiring tren pelemahan harga komoditas batu bara yang mempengaruhi kinerja sektor pertambangan.

Kendati demikian, pasar modal menilai momentum dividen ini menjadi katalis positif bagi stabilitas saham Grup Astra secara keseluruhan. Investor cenderung menilai kebijakan pembagian dividen besar sebagai sinyal keyakinan manajemen terhadap prospek bisnis jangka panjang.

Pandangan Analis terhadap Prospek Saham Grup Astra

Dalam analisisnya, Tim Riset JP Morgan memberikan peringkat netral terhadap saham UNTR. Lembaga riset tersebut menyoroti diversifikasi bisnis UNTR yang mencakup batu bara, emas, dan ekspansi ke nikel, namun tetap mewaspadai ketidakpastian pada visibilitas pendapatan dan arus kas perusahaan.

“Namun, kami melihat meningkatnya ketidakpastian pada visibilitas pendapatan dan ketahanan arus kas UNTR, terutama mengingat pelemahan harga batu bara yang berkelanjutan dan kenaikan biaya di tambang emas Martabe,” tulis tim riset JP Morgan dalam laporannya.

Sementara untuk ASII, JP Morgan memberikan pandangan positif karena potensi peningkatan imbal hasil bagi pemegang saham. Lembaga ini memproyeksikan rasio pembayaran dividen ASII dapat meningkat menjadi 65% pada tahun buku 2025, dari posisi 48% di tahun 2024.

“Kami melihat Astra meningkatkan praktik alokasi modalnya yang pada akhirnya akan menghasilkan rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi,” tulis tim riset tersebut. Pandangan ini menegaskan bahwa Astra tengah memperkuat kebijakan pengelolaan modal agar lebih efisien dan menguntungkan bagi investor.

Proyeksi dari Berbagai Sekuritas

Analis Ina Sekuritas, Arief Machrus, menilai bahwa saham ASII masih memiliki ruang kenaikan yang moderat menjelang pembagian dividen. Namun, ia juga mengingatkan adanya hambatan makro seperti lemahnya permintaan batu bara dan pemulihan sektor otomotif yang berjalan lambat hingga akhir 2025.

“Mencerminkan prospek yang lebih terukur seiring ASII beralih dari periode pemulihan yang tangguh menuju perlambatan siklus,” jelas Arief. Dengan kondisi tersebut, Ina Sekuritas menurunkan rekomendasi ASII dari buy menjadi add.

Untuk saham AALI, Ina Sekuritas memberikan peringkat netral. Arief menjelaskan bahwa kinerja fundamental AALI masih kuat berkat harga minyak sawit mentah (CPO) yang tinggi, meski lambatnya replanting bisa menjadi risiko struktural jangka panjang.

“Tanpa peremajaan perkebunan yang lebih cepat, pohon yang menua dan hasil panen yang lebih rendah akan membatasi pertumbuhan jangka panjang,” ujarnya. Pernyataan ini menggambarkan pentingnya strategi regenerasi tanaman agar AALI tetap kompetitif di industri kelapa sawit.

Sementara itu, Paulina Margareta, analis Maybank Sekuritas Indonesia, menilai AUTO masih disokong oleh berbagai sentimen positif. Antara lain, pemulihan produksi original equipment manufacturer (OEM) domestik yang lebih cepat dari perkiraan serta akselerasi lokalisasi komponen kendaraan listrik.

Namun, ia juga mengingatkan potensi risiko yang perlu diwaspadai. “Tantangan bagi AUTO antara lain lemahnya permintaan pasar pengganti, tekanan biaya jika harga bahan baku naik, serta keterlambatan diversifikasi di luar segmen otomotif,” jelas Paulina.

Konsensus Pasar dan Arah Saham ke Depan

Data konsensus terbaru menunjukkan bahwa 26 sekuritas merekomendasikan beli untuk saham ASII, dengan 8 sekuritas menyarankan hold. Target harga ASII dalam 12 bulan ke depan diproyeksikan mencapai Rp5.943 per saham.

Untuk UNTR, sebanyak 21 sekuritas memberikan rekomendasi beli, sementara 11 sekuritas menyarankan tahan, dengan target harga di kisaran Rp28.591 per saham. Adapun saham AALI direkomendasikan beli oleh 4 sekuritas dan hold oleh 8 sekuritas, dengan target harga Rp7.750 per saham.

Sementara untuk AUTO, 12 sekuritas memberikan rekomendasi beli dengan target harga Rp2.766 per saham. Rangkaian rekomendasi tersebut menunjukkan optimisme pasar terhadap stabilitas dan potensi pertumbuhan Grup Astra.

Stabilitas Astra Tetap Terjaga

Konsistensi Grup Astra dalam membagikan dividen jumbo menegaskan kekuatan keuangan dan strategi bisnis yang solid. Meski beberapa entitas menghadapi tantangan sektoral, kemampuan perusahaan menjaga arus kas positif tetap menjadi keunggulan utama.

Momentum pembagian dividen besar-besaran ini sekaligus memperkuat posisi Astra sebagai salah satu grup usaha paling stabil di pasar modal Indonesia. Dengan dukungan diversifikasi bisnis dan tata kelola yang baik, prospek Grup Astra diperkirakan tetap cerah hingga akhir 2025.

Terkini