JAKARTA - Menteri Kebudayaan Fadli Zon melakukan kunjungan resmi ke Timor Leste untuk memperingati 23 tahun hubungan diplomatik kedua negara. Dalam kunjungan ini, Fadli mengenang momen pertemuan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao di masa lalu.
“Pak Prabowo dan Pak Xanana saling menghormat dan berpelukan meskipun pernah menjadi seteru,” kata Fadli dalam siaran pers, Selasa, 7 Oktober 2025. Pertemuan yang dimaksud berlangsung dalam seminar pada awal 2000-an.
Sebelum Timor Leste merdeka, wilayah ini dikenal sebagai Timor Timur dan pernah menjadi bagian dari Indonesia. Prabowo muda bertugas sebagai tentara di sana, sementara Xanana menjadi tokoh perjuangan kemerdekaan.
Fadli menegaskan kunjungannya bertujuan untuk memperkuat hubungan bilateral, terutama di bidang kebudayaan. “Saya meyakini pentingnya memperkuat kerja sama kebudayaan melalui program residensi, film, dan people-to-people contact,” tambahnya.
Pertemuan dengan Pejabat Timor Leste
Dalam kunjungan itu, Fadli juga bertemu dengan Menteri Pemuda, Olahraga, Seni, dan Budaya Timor Leste, Nelio Isaac Sarmento. Mereka berdiskusi mengenai kerja sama budaya yang meliputi seni, bahasa, dan tradisi kedua negara.
Fadli menekankan bahwa Indonesia dan Timor Leste tidak hanya berdekatan secara geografis, tetapi juga memiliki keterikatan sejarah dan budaya. Hal ini menjadi dasar penting untuk membangun kepercayaan dan persahabatan.
Selain itu, Fadli didampingi sejumlah pejabat Kemendikbudristek, termasuk Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan Endah T.D. Retnoastuti. Turut hadir pula Staf Ahli Bidang Hukum dan Kebijakan Kebudayaan Masyithoh Annisa Ramadhani Alkatiri, Staf Khusus Menteri Annisa Rengganis, serta Direktur Promosi Kebudayaan Undri.
Fadli mengundang Xanana Gusmao untuk menghadiri Indonesia-Pacific Cultural Synergy (IPACS) yang akan digelar November mendatang. Acara ini bertujuan sebagai wadah pertukaran dan kolaborasi budaya negara-negara Pasifik.
Dialog dengan Ketua Parlemen dan Aktivasi Budaya
Di Dili, ibu kota Timor Leste, Fadli juga mengadakan pertemuan dengan Ketua Parlemen Maria Fernanda Lay. Fadli menilai Maria Fernanda memiliki kiprah penting dalam organisasi Global Organization of Parliamentarians Against Corruption (GOPAC).
Pertemuan tersebut dihadiri juga oleh Duta Besar Indonesia untuk Timor Leste, Okto Dorinus Manik, dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Dili, Tasrifin Tahara. Mereka membahas berbagai inisiatif budaya yang dapat mempererat hubungan kedua negara.
Salah satu program yang dibahas adalah aktivasi kembali Rumah Budaya Indonesia di Timor Leste. Rumah budaya ini diharapkan menjadi pusat seni dan budaya yang memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat Timor Leste.
Fadli juga membahas rencana pengembangan anjungan Timor Timur di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Anjungan ini nantinya akan difungsikan sebagai museum persahabatan Indonesia-Timor Leste.
Dengan kunjungan ini, Fadli menekankan pentingnya prinsip saling menghormati dalam menjalin kerja sama bilateral. Ia berharap hubungan kedua negara terus meningkat, khususnya di bidang budaya, pendidikan, dan seni.
Diplomasi budaya yang dijalankan Fadli Zon menunjukkan bahwa hubungan antara Indonesia dan Timor Leste tidak hanya sebatas politik, tetapi juga menyentuh masyarakat dan generasi muda. Program pertukaran budaya dan kolaborasi seni diharapkan mampu memperkuat ikatan historis kedua negara.