JAKARTA - Perayaan HUT ke-80 TNI yang dipusatkan di kawasan Monas, Jakarta, Minggu, 5 Oktober 2025, menjadi momen penting tidak hanya bagi institusi pertahanan, tetapi juga bagi sektor transportasi.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 1 Jakarta (KAI Daop 1) mencatat volume penumpang yang tinggi dan berhasil menjaga kelancaran perjalanan kereta api jarak jauh (KAJJ) melalui strategi rekayasa operasional yang efektif.
Manajer Humas KAI Daop 1 Jakarta Ixfan Hendriwintoko mengatakan, volume pengguna jasa KAJJ pada hari tersebut mencapai 32.417 orang, menunjukkan lonjakan signifikan seiring meningkatnya mobilitas masyarakat menuju dan dari kawasan Monas.
“Volume pengguna jasa kereta api jarak jauh tercatat cukup tinggi,” kata Ixfan di Jakarta, Senin.
Stasiun Gambir dan Pasar Senen Jadi Titik Utama Keberangkatan
Ixfan merinci, jumlah penumpang yang berangkat dari Stasiun Gambir mencapai 16.638 orang, dengan total 40 perjalanan KAJJ yang dioperasikan. Sementara itu, dari Stasiun Pasar Senen sebanyak 15.779 penumpang dilayani dengan 34 perjalanan KAJJ.
Meski volume penumpang melonjak, seluruh perjalanan KAJJ dari dua stasiun utama tersebut berlangsung normal, tanpa keterlambatan keberangkatan maupun kedatangan. Hal ini menunjukkan kesiapan KAI Daop 1 dalam menghadapi momen padat seperti perayaan HUT TNI.
Rekayasa Operasional di Jatinegara Jadi Kunci Kelancaran
Untuk mengantisipasi potensi kemacetan di sekitar Monas dan sekitarnya yang bisa berdampak pada akses ke Stasiun Gambir dan Pasar Senen, KAI Daop 1 Jakarta melakukan rekayasa operasional perjalanan KAJJ melalui penerapan Berhenti Luar Biasa (BLB) di Stasiun Jatinegara.
“Rekayasa ini dilakukan pada Minggu, 5 Oktober 2025 untuk memberikan alternatif bagi penumpang agar dapat naik maupun turun kereta di Stasiun Jatinegara tanpa harus menuju Stasiun Gambir atau Pasar Senen yang berdekatan dengan lokasi kegiatan HUT TNI,” jelas Ixfan.
Sebanyak 26 perjalanan KAJJ keberangkatan dari Stasiun Gambir dan Pasar Senen, serta 7 perjalanan KAJJ kedatangan, melakukan BLB di Stasiun Jatinegara. Skema ini menjadi solusi strategis agar penumpang dapat menghindari kepadatan lalu lintas di pusat kota, sekaligus memperlancar alur keberangkatan dan kedatangan.
Strategi Antisipasi Kepadatan Penumpang
Langkah rekayasa operasional tersebut terbukti efektif dalam mendukung kelancaran mobilitas ribuan penumpang. Penumpang yang memilih naik atau turun di Stasiun Jatinegara dapat menghemat waktu tempuh dan terhindar dari kemacetan yang biasa terjadi saat ada kegiatan berskala nasional di sekitar Monas.
KAI Daop 1 Jakarta juga memastikan bahwa penyesuaian operasional ini tidak mengganggu jadwal utama perjalanan kereta api. Seluruh perjalanan tetap berjalan tepat waktu, baik untuk keberangkatan maupun kedatangan.
Strategi semacam ini bukan pertama kali dilakukan KAI. Setiap ada agenda nasional besar yang berpotensi menimbulkan kemacetan di pusat kota, Stasiun Jatinegara sering dijadikan stasiun alternatif strategis untuk mengurai penumpukan penumpang di dua stasiun utama Jakarta.
Respons Cepat Hadapi Lonjakan Mobilitas
Perayaan HUT ke-80 TNI yang dipusatkan di kawasan Monas memang menarik perhatian masyarakat luas. Ribuan warga datang untuk menyaksikan parade militer dan atraksi udara yang menjadi tradisi dalam perayaan ulang tahun TNI. Dampaknya, mobilitas menuju dan dari Jakarta meningkat tajam.
KAI Daop 1 Jakarta merespons kondisi ini dengan peningkatan kesiapan operasional di lapangan, mulai dari penambahan petugas pelayanan, optimalisasi sistem tiket dan boarding, hingga pengaturan arus penumpang di peron dan ruang tunggu.
Langkah antisipatif ini penting agar layanan transportasi tetap lancar meski terjadi peningkatan penumpang yang signifikan.
Angka Penumpang Tunjukkan Tren Positif
Data jumlah penumpang yang mencapai 32.417 orang pada Minggu (5/10) menjadi salah satu catatan tertinggi untuk periode akhir pekan di awal Oktober. Angka ini menggambarkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan kereta api jarak jauh, terutama dalam kondisi lalu lintas perkotaan yang padat.
Volume besar ini juga mencerminkan peran KAI sebagai moda transportasi pilihan utama untuk mobilitas antarkota di Pulau Jawa, khususnya dari Jakarta sebagai pusat kegiatan nasional.
Kolaborasi dan Koordinasi Jadi Fondasi
Keberhasilan kelancaran operasional KAI saat HUT TNI tidak lepas dari koordinasi lintas pihak, termasuk dengan kepolisian, TNI, dan pemerintah daerah. Kolaborasi ini memastikan penumpang dapat mengakses transportasi dengan aman dan tertib meski kawasan sekitar Monas dipadati massa.
KAI juga gencar melakukan sosialisasi kepada penumpang melalui berbagai saluran informasi, seperti pengumuman di stasiun, media sosial, dan aplikasi resmi. Informasi mengenai penerapan BLB di Stasiun Jatinegara disampaikan jauh-jauh hari agar penumpang dapat menyesuaikan rencana perjalanan mereka.
Transportasi Adaptif Hadapi Agenda Nasional
Pengalaman dalam mengelola arus penumpang saat HUT TNI ini menunjukkan pentingnya fleksibilitas dan adaptasi dalam sistem transportasi publik. Dengan strategi rekayasa operasional yang matang, lonjakan mobilitas bisa diatasi tanpa gangguan berarti terhadap jadwal dan pelayanan.
Langkah KAI Daop 1 Jakarta dapat menjadi contoh bagaimana operator transportasi dapat mengantisipasi dan mengelola tekanan operasional pada momen-momen khusus, sembari tetap memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat.