Harga Saham GDST Berfluktuasi, Manajemen Pastikan Tak Ada Fakta Material Baru

Senin, 06 Oktober 2025 | 12:03:20 WIB
Harga Saham GDST Berfluktuasi, Manajemen Pastikan Tak Ada Fakta Material Baru

JAKARTA - Pergerakan saham PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk. (GDST) dalam beberapa waktu terakhir menarik perhatian pelaku pasar modal. Setelah sempat mencatat lonjakan signifikan, harga saham emiten produsen baja ini kembali mengalami penurunan tajam di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Namun, manajemen GDST menegaskan tidak ada informasi material ataupun rencana korporasi tertentu yang memicu fluktuasi tersebut.

Dalam keterbukaan informasi kepada BEI terkait volatilitas transaksi saham, Corporate Secretary GDST, Sigis Bahak Mustawan, menjelaskan bahwa perusahaan tidak memiliki informasi atau fakta penting yang belum disampaikan kepada publik.

“Perseroan tidak memiliki informasi atau fakta material sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 31/POJK.04/2015 yang belum kami laporkan kepada Bursa Efek Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan,” ujar Sigis pada Minggu, 5 Oktober 2025.

Ia menambahkan, hingga saat ini perseroan juga tidak mengetahui adanya informasi lain yang dapat mempengaruhi keputusan investasi pemegang saham. “Kami juga belum memiliki rencana untuk melakukan tindakan korporasi dalam waktu dekat,” tuturnya.

Kinerja Saham GDST dan Pergerakan Sepanjang Tahun

Meski sempat melemah di akhir pekan, saham GDST masih menunjukkan tren positif sepanjang tahun berjalan. Pada Jumat, 3 Oktober 2025, saham GDST dibuka di harga Rp114 per lembar dan ditutup pada Rp111 per saham, melemah 2,63% atau turun 3 poin dari penutupan sebelumnya.

Secara year-to-date (YtD), harga saham GDST justru masih meningkat 13,27%, dan dalam kurun enam bulan terakhir melonjak 48%. Saat ini, kapitalisasi pasar perseroan mencapai Rp1,03 triliun, menunjukkan optimisme investor terhadap fundamental bisnis yang masih solid.

Selama Januari–Oktober 2025, harga tertinggi saham GDST tercatat di level Rp120 per lembar pada 5 Juni 2025, sedangkan posisi terendahnya berada di Rp75 per lembar pada 8 dan 23 April 2025.

Manajemen menilai dinamika harga tersebut lebih disebabkan oleh faktor eksternal seperti kondisi pasar baja global dan fluktuasi harga bahan baku. “Kami selalu berkomitmen menjaga transparansi informasi dan menyampaikan setiap perkembangan penting sesuai ketentuan yang berlaku,” jelas Sigis.

Ia juga menegaskan bahwa seluruh informasi material telah dilaporkan secara resmi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sehingga investor tidak perlu khawatir terhadap isu yang beredar di pasar.

Struktur Kepemilikan Saham dan Regenerasi di Tubuh GDST

Selain soal pergerakan saham, perhatian publik juga tertuju pada perubahan struktur kepemilikan saham di tubuh GDST. Dalam keterbukaan informasi BEI pada Rabu, 5 Februari 2025, Sigis menyampaikan bahwa telah terjadi hibah saham besar-besaran dari pemegang saham utama, Gwie Gunawan, kepada keluarga inti.

Transaksi hibah tersebut dilakukan pada 23 Desember 2024, mencakup seluruh kepemilikan 8.035.093.922 lembar saham atau setara 86,94% dari total saham beredar. Saham tersebut dialihkan kepada anak-anak dan istri Gwie Gunawan, yaitu Gwie Gunadi Gunawan, Gwie Gunato Gunawan, Gwie Ratna Djuwita Gunawan, serta Wong Ratnawati.

Setelah hibah dilakukan, Gwie Gunadi Gunawan yang menjabat sebagai Wakil Direktur Utama Perseroan kini memegang 3.615.792.265 lembar saham (39,12%), sementara Gwie Gunato Gunawan selaku Direktur Perseroan memiliki 3.616.142.265 lembar saham (39,13%).

Adapun kepemilikan Gwie Ratna Djuwita dan Wong Ratnawati masing-masing tercatat sebanyak 401.854.696 lembar saham (4,35%) dan 401.754.696 lembar saham (4,35%).

Dengan demikian, kepemilikan saham keluarga besar Gwie Gunawan masih mendominasi total saham perseroan, menandakan kuatnya pengendalian keluarga terhadap arah bisnis GDST.

Selain keluarga Gwie, perusahaan PT Betonjaya Manunggal Tbk. (BTON) juga tercatat sebagai salah satu pemegang saham dengan kepemilikan 1,95% atau sekitar 180 juta lembar saham.

Sosok di Balik Kesuksesan GDST

Nama Gwie Gunawan bukanlah sosok baru di industri baja nasional. Ia dikenal sebagai pengusaha yang telah puluhan tahun berkiprah di sektor manufaktur baja dan memiliki kontribusi besar dalam pengembangan industri dalam negeri.

Dengan pengalaman panjang tersebut, Gwie sukses mengantarkan GDST menjadi salah satu produsen baja yang mampu bersaing di pasar domestik maupun ekspor. Setelah bertahun-tahun memimpin, Gwie kini memilih meneruskan tongkat estafet kepemimpinan kepada generasi penerusnya, yakni anak-anaknya yang kini duduk di posisi strategis dalam perusahaan.

Langkah tersebut dinilai sebagai bagian dari strategi regenerasi bisnis keluarga agar perusahaan dapat terus tumbuh secara berkelanjutan. Pergantian kepemilikan melalui hibah ini juga mencerminkan transisi yang sehat tanpa mengubah arah kebijakan maupun struktur organisasi utama.

Konsistensi dan Transparansi Jadi Fokus Perusahaan

Di tengah dinamika pasar modal, GDST menegaskan komitmennya untuk tetap menjalankan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). Sigis menyebut, seluruh kegiatan operasional dan keputusan strategis perusahaan selalu didasarkan pada prinsip keterbukaan, kehati-hatian, dan kepatuhan terhadap regulasi pasar modal.

Ia memastikan bahwa tidak ada rencana aksi korporasi seperti merger, akuisisi, ataupun penerbitan saham baru yang tengah disiapkan dalam waktu dekat. “Kami tetap berfokus menjaga stabilitas operasional dan memperkuat posisi di pasar baja domestik,” ujarnya.

Manajemen juga terus mengamati perkembangan harga komoditas baja global serta permintaan dari sektor konstruksi dan manufaktur yang berpotensi memengaruhi kinerja perseroan.

Dengan fundamental yang kuat, dukungan keluarga besar pemegang saham, dan strategi bisnis yang konsisten, GDST optimistis dapat menjaga pertumbuhan positif di tengah gejolak pasar.

Terkini