Rabu, 22 Januari 2025

Dana Pensiun BCA Capai Investasi Rp 5,85 Triliun, Fokus pada SBN dan Strategi Jangka Panjang

Dana Pensiun BCA Capai Investasi Rp 5,85 Triliun, Fokus pada SBN dan Strategi Jangka Panjang
Dana Pensiun BCA Capai Investasi Rp 5,85 Triliun, Fokus pada SBN dan Strategi Jangka Panjang

Jakarta - Perusahaan Dana Pensiun BCA (DPBCA) mencatat capaian signifikan pada akhir tahun 2024 dengan total investasi yang menembus angka Rp 5,85 triliun. Peningkatan ini setara dengan pertumbuhan 2,6% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, menunjukkan kinerja yang stabil di tengah pasar finansial yang dinamis.

Direktur Utama Dana Pensiun BCA, Budi Sutrisno, mengungkapkan bahwa sebagian besar investasi perusahaan di tempatkan pada instrumen Surat Berharga Negara (SBN) dengan alokasi sebesar 36,76% dari total portofolio. "Alasan SBN terbesar karena instrumen itu diterbitkan oleh pemerintah Indonesia, sehingga memiliki risiko gagal bayar yang sangat rendah," ucap Budi, Rabu, 22 Januari 2025.

SBN memang dikenal sebagai salah satu investasi teraman yang ditawarkan oleh pemerintah. Meskipun risikonya rendah, instrumen ini masih menawarkan imbal hasil yang kompetitif jika dibandingkan dengan produk lain yang memiliki risiko sebanding, seperti deposito atau obligasi korporasi dengan peringkat lebih rendah.

Melihat tahun 2025, Budi optimis tentang prospek investasi Dana Pensiun BCA. Ia menyebut bahwa berakhirnya tahun politik di 2024 diharapkan dapat menurunkan ketidakpastian kebijakan pasca-pemilu, memberikan sentimen positif bagi iklim investasi. Selain itu, tren kebijakan moneter global juga mempengaruhi strategi ke depan. "The Fed diperkirakan menurunkan suku bunga sebanyak dua kali di sepanjang 2025, meskipun ini lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya yang memproyeksikan empat kali penurunan," jelas Budi. Ia menambahkan, "Hal ini menunjukkan adanya perbaikan bertahap dalam kondisi global, meski tingkat likuiditas internasional masih ketat."

Untuk meningkatkan hasil investasi di tahun ini, DPBCA telah merancang beberapa strategi pengelolaan yang matang. Dalam jangka pendek atau kurang dari satu tahun, mereka berencana meningkatkan investasi di pasar uang seperti deposito, DOC, SRBI, dan sertifikat deposito untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas. "Hal itu sesuai dengan komitmen DPBCA untuk menjaga level likuiditas pembayaran manfaat pensiun yang makin besar," ujar Budi.

Di sisi lain, strategi jangka menengah melibatkan mekanisme matching antara kebutuhan dana dengan investasi yang disebut sebagai liability driven. Pada durasi investasi satu hingga lima tahun, Dana Pensiun BCA akan lebih aktif dalam investasi Obligasi Korporasi dan SBN dengan durasi lima tahun, serta reksadana pendapatan tetap.

Eksplorasi pada strategi jangka panjang juga dimasukkan dalam rencana DPBCA. "Dan untuk strategi jangka panjang, di mana biasanya mencari value yang tinggi, kami akan masuk pada investasi SBN lebih dari 5 tahun, saham, penyertaan langsung dan tanah bangunan," ungkap Budi. Ini menegaskan komitmen perusahaan untuk meraih nilai investasi jangka panjang yang tinggi.

Dengan strategi ini, DPBCA menunjukkan pendekatan yang bijaksana dan terencana dalam mengelola portofolio investasinya, menavigasi berbagai tantangan ekonomi dan politik yang muncul. Keyakinan mereka dalam menghadapi tahun depan tidak hanya didasarkan pada analisis pasar yang solid tetapi juga pada kesiapan mereka dalam melakukan penyesuaian strategi.

Optimisme ini, menurut pengamat keuangan, adalah cerminan dari manajemen risiko yang efektif dan keahlian dalam memanfaatkan peluang yang ada di pasar. Dengan investasi yang dikelola dengan hati-hati dan pemantauan ketat terhadap dinamika ekonomi, DPBCA berupaya untuk tidak hanya menjaga nilai investasinya tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dana pensiun.

Pada akhirnya, segala upaya dan strategi yang diterapkan ini tak hanya bertujuan untuk meningkatkan dana pensiun tetapi juga sebagai langkah strategis untuk memperkuat posisi DPBCA sebagai lembaga keuangan yang tepercaya dan stabil di tengah tantangan ekonomi global.

Tri Kismayanti

Tri Kismayanti

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

ExxonMobil Siap Gelontorkan Investasi Rp 162 Triliun untuk Proyek Besar di Indonesia

ExxonMobil Siap Gelontorkan Investasi Rp 162 Triliun untuk Proyek Besar di Indonesia

Perbaikan Kinerja Keberlanjutan Perusahaan di Pasar Modal Indonesia Semakin Menguat

Perbaikan Kinerja Keberlanjutan Perusahaan di Pasar Modal Indonesia Semakin Menguat

BP Batam Perkuat Kerjasama Investasi dengan Asosiasi Dagang dan Investasi China – Indonesia

BP Batam Perkuat Kerjasama Investasi dengan Asosiasi Dagang dan Investasi China – Indonesia

BCA Tingkatkan Kredit ESG Hingga Rp225 Triliun pada 2024

BCA Tingkatkan Kredit ESG Hingga Rp225 Triliun pada 2024

Rupiah Menguat di Tengah Spekulasi Perdagangan Global, Rabu, 22 Januari 2025

Rupiah Menguat di Tengah Spekulasi Perdagangan Global, Rabu, 22 Januari 2025