Gajah Tunggal Peroleh Fasilitas Kredit Sindikasi Rp4,4 Triliun dari BCA untuk Stabilitas Valuta Asing
- Rabu, 15 Januari 2025
Jakarta — Emiten produsen ban, PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL), yang juga dikenal sebagai salah satu portofolio dari investor kawakan Lo Kheng Hong, telah menerima dukungan finansial signifikan melalui fasilitas kredit sindikasi senilai Rp4,4 triliun. Fasilitas ini diberikan oleh konsorsium bank yang dipimpin oleh PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dengan tujuan utama meredam dampak gejolak valuta asing yang dapat mempengaruhi stabilitas keuangan perusahaan.
Dalam keterbukaan informasi terkini, Direktur Keuangan Gajah Tunggal, Kisyuwono, mengonfirmasi perseroan mendapatkan fasilitas kredit baru dari sindikasi tersebut per tanggal 10 Januari 2025. "Fasilitas kredit ini sepenuhnya dalam mata uang rupiah, dan tingkat bunga yang lebih rendah," jelas Kisyuwono menanggapi inisiatif strategis yang diambil perusahaan. Strategi ini memberikan buffer terhadap fluktuasi mata uang asing, sehingga mengurangi risiko terhadap laba rugi perusahaan, Rabu, 15 Januari 2025.
Fasilitas kredit sindikasi yang diterima GJTL terdiri dari dua tranche yang masing-masing memiliki jangka waktu delapan tahun dan sembilan tahun. Total kredit yang disepakati mencapai Rp4,4 triliun, dengan penandatanganan perjanjian pada 14 November 2024. Konsorsium bank yang memberikan pinjaman termasuk BCA dan entitas terkait PT Bank Digital BCA, juga institusi keuangan lainnya seperti PT Bank Permata Tbk., PT Bank CIMB Niaga Tbk., PT Bank KEB Hana Indonesia, dan PT Bank Oke Indonesia Tbk.
BCA berperan sebagai original mandated lead arranger dan bookrunner, serta agen fasilitas dan jaminan dalam penyediaan pinjaman ini. Kisyuwono menjelaskan bahwa fasilitas baru ini juga dimanfaatkan GJTL untuk melunasi sebagian besar utang yang ada, yaitu senior secured notes, yang secara total berjumlah Rp2,8 triliun dari tranche kedua kredit. Utang ini sebelumnya diterbitkan pada tahun 2021 dengan pokok US$175 juta dan dijadwalkan jatuh tempo pada 2026.
Pelunasan ini dilakukan lebih awal, tepatnya pada 16 Januari 2025. Ini diharapkan dapat mengurangi eksposur terhadap risiko valuta asing, demikian Kisyuwono menjelaskan lebih lanjut. "Kami mengantisipasi dampak positif jangka panjang terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan inisiatif ini," imbuhnya. Dalam konteks kinerja keuangan yang lebih luas, GJTL juga mencatatkan hasil positif pada kuartal ketiga 2024, dengan laba bersih meningkat hingga Rp998,55 miliar, melonjak 41,36% secara tahunan dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Peningkatan laba bersih tersebut utamanya didorong oleh kenaikan penjualan yang mencapai 6,9% year on year, dengan total pendapatan Rp13,44 triliun. Kondisi ini menambah optimisme perusahaan dalam menghadapi tantangan ke depan, terutama dalam menyikapi ketidakpastian ekonomi global dan dampaknya terhadap pasar valuta asing.
Fasilitas kredit dalam rupiah tidak hanya membantu Gajah Tunggal dalam menyeimbangkan arus kas dan kewajiban valuta asing, tetapi juga merupakan langkah strategis dalam menjaga pertumbuhan berkelanjutan. Dengan dukungan dari bank-bank ternama dan strategi internal yang kuat, GJTL berada di posisi yang lebih baik untuk memanfaatkan peluang di pasar lokal dan global.
Inisiatif finansial terbaru ini sejalan dengan komitmen Gajah Tunggal dalam mengoptimalkan struktur modal dan memaksimalkan nilai bagi pemegang saham. Strategi ini juga menggambarkan respon adaptif perusahaan dalam menghadapi tantangan pasar dengan solusi yang inovatif dan tepat waktu.
Dengan target pengurangan eksposur terhadap kurs dan optimalisasi keuangan, Gajah Tunggal menunjukkan kesiapan dan fleksibilitasnya dalam mengarungi dinamika perdagangan global yang semakin kompleks. Implementasi dari strategi fasilitas kredit sindikasi ini diharapkan akan terus mendorong performa solid Gajah Tunggal ke depan, menciptakan nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan.
Tri Kismayanti
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Pertumbuhan Kredit Perbankan 2024: Tren Positif yang Menguatkan Ekonomi
- Rabu, 15 Januari 2025