Kamis, 18 September 2025

Saham Right Issue adalah: Keuntungan hingga Cara Membelinya

Saham Right Issue adalah: Keuntungan hingga Cara Membelinya
Saham Right Issue

Saham right issue adalah sebuah konsep yang penting untuk dipahami oleh para investor saham. 

Meskipun saham sendiri sudah sering dibahas, istilah ini mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang.

Untuk lebih jelasnya, mari kita simak penjelasan berikut ini tentang saham right issue adalah dan bagaimana konsep ini berpengaruh dalam dunia investasi.

Baca Juga

Pinjaman Bank Mandiri: Keuntungan, Syarat dan Biayanya

Saham Right Issue adalah

Saham right issue adalah saham yang diterbitkan dengan tujuan untuk meningkatkan modal perusahaan, mendukung aksi korporasi, memperluas bisnis, dan membayar utang.

Saham ini ditujukan terutama untuk pemegang saham lama atau investor yang sudah terdaftar.

Secara umum, saham ini memberikan hak kepada pemegang saham untuk membeli efek baru, sesuai dengan Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal Nomor 26 Tahun 2003.

Tujuan Perusahaan Melakukan Right Issue

Perusahaan melakukan right issue dengan tujuan untuk memperoleh modal tambahan guna memenuhi kebutuhan finansialnya, tanpa harus bergantung pada pinjaman dari pihak luar.

Investor lama yang menerima tawaran saham ini biasanya diberikan harga diskon atau harga saham yang lebih rendah dibandingkan harga pasar, dengan tujuan agar mereka tertarik untuk membeli.

Dengan cara ini, investor juga dapat mempertahankan kepemilikan saham mereka di perusahaan tersebut. Fungsi utama dari saham ini adalah untuk mengumpulkan dana yang diperlukan di pasar.

Keuntungan dan Kekurangan Saham Right Issue

Keuntungan yang dapat diperoleh investor dari saham ini adalah peluang untuk meraih profit, yang bisa berasal dari harga diskon dan jumlah saham yang dibeli melalui kegiatan ini, yang mungkin sebanding atau bahkan lebih menguntungkan dibandingkan saham yang sudah dimiliki sebelumnya.

Bagi perusahaan, saham ini memberikan keuntungan dengan meningkatkan minat pasar terhadap perusahaan, yang memungkinkan mereka untuk memperoleh dana tambahan guna memperkuat modal usaha. 

Selain itu, perusahaan tidak perlu membayar dana secara teratur, dan aturan pembagian dividen juga dapat bervariasi.

Namun, ada beberapa kekurangan yang dapat dialami oleh investor dan perusahaan. Salah satunya adalah kegagalan dalam mencapai target atau kinerja perusahaan yang kurang maksimal, yang dapat mengakibatkan kerugian bagi kedua pihak. 

Beberapa potensi kerugian termasuk penurunan harga saham setelah right issue dan dilusi kepemilikan saham investor jika mereka tidak mengeksekusi hak mereka.

Jenis Saham Right Issue

Terdapat dua jenis saham yang terkait dengan right issue, yaitu dengan HMETD dan tanpa HMETD.

  • Dengan HMETD: Jenis saham ini memberikan hak kepada pemegang saham perusahaan untuk membeli saham right issue tanpa terkecuali.
  • Tanpa HMETD: Jenis saham ini hanya memberikan kesempatan pembelian saham baru kepada pihak-pihak tertentu yang ditentukan oleh perusahaan.

Cara Kerja Saham Right Issue

Pemegang saham memiliki kesempatan untuk membeli saham baru dengan harga lebih rendah pada tanggal dan waktu yang telah ditentukan oleh perusahaan. 

Jika pemegang saham memilih untuk tidak menggunakan hak tersebut, mereka dapat mengalihkan hak tersebut kepada pemegang saham lain.

Inilah alasan mengapa perdagangan hak dilakukan di pasar modal, yang cara kerjanya mirip dengan memperjualbelikan saham biasa. Right issue memberi hak kepada pemegang saham lama untuk memperoleh saham baru yang diterbitkan. 

Tujuannya adalah agar pemegang saham lama tetap mempertahankan persentase kepemilikan mereka di perusahaan.

Meskipun investor mungkin tertarik dengan kesempatan membeli saham diskon melalui rights issue, hal ini tidak selalu menjamin keuntungan. 

Selain mengetahui harga saham, penting untuk memahami tujuan dari penambahan dana sebelum memutuskan untuk menerima atau menolak rights issue.

Pastikan untuk mendapatkan penjelasan yang jelas dan meyakinkan mengenai alasan dilakukannya rights issue dan dilusi saham sebagai bagian dari strategi perusahaan.

Meskipun rights issue dapat memberikan solusi cepat untuk masalah neraca, itu tidak menjamin bahwa manajemen akan mengatasi masalah mendasar yang ada. Oleh karena itu, pemegang saham harus tetap berhati-hati.

Cara Membeli Saham Right Issue

Saham right issue dapat dibeli dengan beberapa cara yang berbeda. Berikut adalah penjelasan tentang bagaimana cara membeli saham right issue:

1. Lewat Mandiri Sekuritas

  • Kirim email ke [email protected] dengan format penulisan "Instruksi Pelaksanaan XXX Right Issue" di kolom subjek.
  • Sertakan informasi seperti nama nasabah, kode nasabah, kode efek, dan jumlah lembar saham yang ingin dibeli.
  • Email yang diterima sebelum pukul 12.00 akan diproses pada hari yang sama, sementara yang diterima setelah pukul tersebut akan diproses keesokan harinya.
  • Mandiri Sekuritas akan membalas email dalam waktu 1x24 jam setelah diterima.
  • Jika tidak ada balasan, kamu bisa menghubungi Cabang Mandiri Sekuritas atau Care Center di 14032.
  • Pastikan dana di rekening cukup untuk membeli saham.

2. Lewat Neo Hots milik Mirae Asset Sekuritas

  • Masuk ke aplikasi dengan menggunakan user ID dan password.
  • Pilih menu portfolio.
  • Klik "Application of Right."
  • Masukkan jumlah saham yang ingin dibeli.
  • Pastikan dana yang tersedia mencukupi.
  • Klik "Apply" untuk menyelesaikan pembelian.

Contoh Right Issue dan Dampaknya untuk Investor

Misalkan kamu memiliki 1.000 lembar saham di suatu perusahaan dengan harga per saham Rp5.000. Perusahaan ini melakukan right issue untuk mendapatkan dana guna membayar utang mereka.

Perusahaan menerbitkan 10 juta saham untuk memperoleh dana sebesar 30 miliar rupiah. Artinya, saham yang ditawarkan dihargai Rp3.000 per lembarnya.

Rasio right issue adalah 10 banding 3, yang berarti untuk setiap 10 saham yang dimiliki, kamu berhak mendapatkan 3 saham baru dengan harga Rp3.000 per lembar, atau diskon sebesar 40%. Ada tiga pilihan yang bisa kamu ambil dari penawaran saham tersebut:

1. Menggunakan hak untuk membeli saham baru

Jika kamu memutuskan untuk membeli saham baru, kamu akan mengeluarkan Rp3.000 per saham. Misalnya, jika kamu memiliki 1.000 saham, kamu berhak membeli 333 saham baru dengan harga Rp3.000 per lembar, yang berarti kamu harus membayar Rp999.000.

Harga saham perusahaan setelah right issue akan mengalami perubahan karena adanya diskon 40%. Dengan membeli 333 saham baru, kamu akan memiliki total 1.333 saham dengan total biaya Rp5.999.000. 

Harga rata-rata saham setelah right issue akan menjadi Rp4.500 (Rp5.999.000 dibagi 1.333 saham). 

Meskipun harga saham setelah right issue turun, kamu tidak akan merugi karena harga beli saham baru adalah Rp3.000, sementara harga pasar setelah right issue adalah Rp4.500.

2. Mengabaikan hak right issue 

Jika kamu memilih untuk tidak menggunakan hak tersebut, hakmu akan hangus. Pilihan ini sebaiknya dihindari karena dapat mengurangi kepemilikan saham kamu di perusahaan tersebut.

Misalnya, jika perusahaan memiliki 100.000 saham dan melakukan right issue sebanyak 100.000 saham, jumlah saham yang beredar akan meningkat 100%. 

Jika kamu tidak membeli saham baru, kepemilikan sahammu akan berkurang, misalnya jika kamu memiliki 10% saham, kepemilikanmu akan turun menjadi 5%.

3. Menjual hak kepada investor lain

Selain itu, kamu juga memiliki pilihan untuk menjual hak yang kamu dapatkan atas right issue kepada pihak lain, yang dikenal sebagai hak yang dapat dilepaskan. Setelah hak tersebut dijual, statusnya akan menjadi hak yang tidak dibayar. 

Untuk mengetahui nilai hak yang belum dibayar, kamu bisa menghitung selisih antara harga saham setelah right issue dengan harga diskon right issue.

Sebagai contoh, jika harga saham setelah right issue adalah Rp4.500 dan harga diskon right issue adalah Rp3.000, maka nilai hak yang belum dibayar adalah Rp1.500 per saham.

Dengan menjual hak tersebut, kamu bisa mendapatkan keuntungan dari perbedaan harga ini.

Dilusi Saham Right Issue

Modal merupakan faktor kunci dalam mendorong pertumbuhan perusahaan. Dengan modal yang cukup, perusahaan dapat memperluas pasar dan bersaing dengan kompetitornya. 

Salah satu cara untuk menambah modal adalah dengan menerbitkan saham baru. Namun, proses ini juga membawa risiko dilusi, yang dapat mengurangi persentase kepemilikan saham pemegang saham lama.

Beberapa pemegang saham mungkin tidak bersedia menambah modal, sementara yang lain mungkin melakukannya untuk meningkatkan kepemilikan mereka. 

Penambahan saham baru ini diatur dalam UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang memberikan hak kepada pemegang saham yang sudah ada untuk membeli saham baru sesuai dengan proporsi kepemilikan mereka.

Jika pemegang saham lama menolak untuk membeli saham baru, perusahaan dapat menawarkan saham tersebut kepada pihak lain. Proses ini harus disetujui melalui rapat umum pemegang saham. 

Dalam perusahaan terbuka, penambahan modal ini dikenal dengan istilah "hak memesan efek terlebih dahulu," yang diatur dalam peraturan Bapepam. 

Bagi investor, dilusi menjadi risiko yang harus diperhatikan, terutama ketika perusahaan menerbitkan saham baru melalui mekanisme right issue.

Untuk memahami dilusi dengan lebih jelas, berikut adalah contoh yang dapat membantu menjelaskannya.

Misalnya, ada dua orang yang mendirikan sebuah perusahaan dengan modal sebesar 10 miliar rupiah. Modal ini diperoleh dari saham biasa dengan harga Rp1.000 per lembar dan total saham sebanyak 10 juta lembar. 

Orang pertama menyetorkan 6 miliar rupiah, sehingga memiliki 60% kepemilikan saham, sementara orang kedua menyetorkan 4 miliar rupiah, yang memberi mereka 40% kepemilikan saham.

Beberapa tahun kemudian, perusahaan memutuskan untuk menambah modal dengan menerbitkan 10 juta lembar saham baru. Pemegang saham lama diberikan kesempatan untuk membeli saham baru ini. 

Orang pertama menggunakan haknya dan menyetorkan 6 miliar rupiah, yang membuat jumlah sahamnya bertambah menjadi 12 juta lembar, atau 60% dari total saham yang ada.

Sementara itu, orang kedua tidak menggunakan haknya, sehingga jumlah saham yang dimilikinya tetap 4 juta lembar, dan kepemilikannya turun menjadi 20%. Saham yang tidak dibeli dapat ditawarkan kepada pihak ketiga atau investor baru.

Dari contoh ini, kita dapat melihat bahwa penurunan persentase kepemilikan saham orang kedua merupakan contoh dari dilusi saham. 

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan dilusi antara lain adalah pemegang saham yang tidak menggunakan haknya untuk membeli saham baru, konversi stock option menjadi saham biasa, dan penerbitan saham baru oleh perusahaan untuk mendapatkan dana segar.

Right issue tanpa HMETD dapat menyebabkan risiko dilusi bagi investor, karena mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk melindungi persentase kepemilikan sahamnya.

Namun, Bapepam telah mengatur hal ini dengan peraturan yang membatasi perusahaan dalam menambah modal. 

Perusahaan hanya bisa menambah modal maksimal 10% dari modal yang sudah disetor, dan hal ini hanya berlaku selama dua tahun.

Sebagai penutup, saham Right Issue adalah cara bagi perusahaan untuk menambah modal, namun perlu diingat bahwa hal ini bisa berdampak pada dilusi kepemilikan saham bagi investor yang tidak mengambil haknya.

Rian Murdani

Rian Murdani

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Informasi Lengkap Cara Ajukan KUR BRI 2025 Mudah

Informasi Lengkap Cara Ajukan KUR BRI 2025 Mudah

KUR BSI 2025: Panduan Lengkap Angsuran, Cara, Syarat

KUR BSI 2025: Panduan Lengkap Angsuran, Cara, Syarat

KUR BCA 2025: Panduan Lengkap Pinjaman, Angsuran, Syarat Mudah

KUR BCA 2025: Panduan Lengkap Pinjaman, Angsuran, Syarat Mudah

Bank Mandiri Hadirkan Livin Fest 2025 untuk UMKM Indonesia

Bank Mandiri Hadirkan Livin Fest 2025 untuk UMKM Indonesia

Harga Emas Antam Naik Rekor Hari Ini, Simak Rinciannya

Harga Emas Antam Naik Rekor Hari Ini, Simak Rinciannya