Nilai Tukar Rupiah Melemah Terhadap Dollar AS di Tengah Ketidakpastian Global

Nilai Tukar Rupiah Melemah Terhadap Dollar AS di Tengah Ketidakpastian Global

Jakarta - Pada perdagangan pasar spot Jumat, 31 Januari 2025 pagi, nilai tukar rupiah mengalami pelemahan, yang mencerminkan ketidakstabilan di pasar keuangan global. Berdasarkan data dari Bloomberg pada pukul 10.13 WIB, rupiah tercatat berada di level Rp 16.307 per dollar AS. Angka ini menunjukkan pelemahan sebesar 51 poin atau setara dengan 0,31 persen dibandingkan penutupan sebelumnya yang berada di level Rp 16.257 per dollar AS.

Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa penguatan mata uang dollar AS diperkirakan akan terus berlanjut dalam perdagangan hari ini. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi hal ini adalah ancaman tarif yang dilayangkan oleh Presiden AS, Donald Trump. "Hari ini rupiah masih berpeluang melemah terhadap dollar AS ke arah 16.300, dengan potensi support di kisaran 16.200," ungkap Ariston Jumat, 31 Januari 2025.

Ketegangan tarif dan kebijakan perdagangan global semakin menekan pasar. Ancaman tarif ini tidak hanya meningkatkan volatilitas pasar keuangan, tetapi juga menambah kekhawatiran akan potensi kenaikan inflasi yang dapat terjadi jika kebijakan tarif Trump diberlakukan. Sejalan dengan hal tersebut, pasar global berspekulasi bahwa Bank Sentral AS atau Federal Reserve kemungkinan akan menahan diri untuk tidak memangkas suku bunga acuannya, Fed Funds Rate, dalam waktu dekat.

Sejalan dengan pelemahan nilai tukar rupiah di pasar spot, kurs tengah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pada Kamis, 30 Januari 2025 juga mencatat penurunan. Rupiah berada di level Rp 16.259 per dollar AS, melemah dibandingkan posisi Jumat 24 Januari 2025 yang berada di level Rp 16.200 per dollar AS.

Adapun kurs jual dan beli di bank-bank besar di Indonesia turut mencerminkan pelemahan mata uang rupiah. Berikut adalah beberapa update terkini dari kurs rupiah di lima bank besar di Indonesia:

1. Bank Rakyat Indonesia (BRI): Kurs jual dipatok di Rp 16.328 per dollar AS, sementara kurs beli berada pada Rp 16.300 per dollar AS. Kurs jual berarti pihak bank menjual dollar AS di posisi ini.

2. Bank Mandiri: Menawarkan kurs jual di Rp 16.400 per dollar AS, dan membeli di angka Rp 16.050 per dollar AS.

3. Bank Negara Indonesia (BNI): Kurs jual di bank ini mencapai Rp 16.316 per dollar AS, dengan kurs beli di Rp 16.296 per dollar AS.

4. Bank Central Asia (BCA): Kurs jual mencapai Rp 16.430 per dollar AS, sementara kurs beli ada di level Rp 16.130 per dollar AS.

5. CIMB Niaga: Menawarkan kurs jual pada Rp 16.271 per dollar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp 16.260 per dollar AS.

Mengantisipasi perkembangan ini, para pelaku pasar diingatkan untuk terus memonitor pergerakan pasar global yang semakin dinamis. Kondisi ekonomi internasional, terutama kebijakan perdagangan Amerika Serikat, terus menjadi faktor dominan yang dapat mempengaruhi stabilitas nilai tukar mata uang di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Perlu dicatat bahwa persaingan dan dinamika di pasar keuangan saat ini semakin kompleks, yang menuntut kewaspadaan lebih bagi berbagai sektor termasuk pemerintah, investor, dan masyarakat. Penguatan atau pelemahan nilai tukar, selain dipengaruhi oleh kebijakan luar negeri, juga erat kaitannya dengan kondisi ekonomi domestik dan keputusan strategis dari Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas moneter.

Di masa depan, tindakan mitigasi risiko sangat dianjurkan untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional. Oleh karena itu, para analis terus memantau perkembangan situasi global dan domestik agar dapat memberikan rekomendasi yang tepat bagi para pelaku usaha dan masyarakat luas. Konsistensi dalam kebijakan ekonomi dan keuangan juga menjadi kunci penting bagi Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi di tahun-tahun mendatang.