APNI Tetapkan Target Ambisius: Perluasan Keanggotaan dan Peningkatan Kompetensi SDM Tambang Nikel Tahun 2025
- Jumat, 31 Januari 2025
JAKARTA – Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) mengumumkan visi strategisnya untuk tahun 2025, yang berfokus pada perluasan keanggotaan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di industri tambang nikel. Usaha ini diharapkan dapat mengoptimalkan kontribusi sektor nikel terhadap perekonomian nasional dan menguatkan posisi Indonesia di pasar global.
Seusai Rapat Laporan Kinerja APNI 2024 yang digelar di Kantor DPP APNI, Jakarta, Kamis, 31 Januari 2025, Sekretaris Umum (Sekum) APNI, Meidy Katrin Lengkey, menjelaskan arah kebijakan baru APNI tersebut. "Target utama kami tahun ini adalah memperluas keanggotaan APNI. Masih banyak perusahaan yang belum bergabung, padahal banyak manfaat yang bisa mereka dapatkan dari program-program APNI," ujarnya.
Menurut Meidy, APNI menyadari bahwa sejumlah perusahaan pertambangan nikel belum tergabung dalam asosiasi. Hal ini menjadi perhatian APNI karena dengan berpartisipasi dalam asosiasi, perusahaan tambang dapat mengakses berbagai bantuan, pelatihan, dan informasi penting lainnya yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan industri yang semakin kompleks.
Selain memperluas keanggotaan, APNI menempatkan peningkatan kompetensi tenaga kerja di sektor ini sebagai prioritas utama. "Kami ingin memperdalam lagi keterampilan tenaga kerja melalui berbagai pelatihan dan training. Setiap sesi pelatihan akan difokuskan pada satu materi tertentu agar peserta benar-benar memahami dan menguasai keterampilan yang diajarkan," tambah Meidy. Metode pembelajaran ini diharapkan dapat memperkuat keahlian tenaga kerja tambang dan mempersiapkan mereka menghadapi tuntutan industri yang semakin dinamis.
APNI telah merancang berbagai program pelatihan, seminar, dan konferensi internasional untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan tenaga kerja di industri tambang nikel sepanjang tahun ini. Program unggulan bernama Learning Development Mining Program (LDMP) atau APNI Academy akan dilaksanakan dalam beberapa tahap sepanjang 2025. Program ini memberikan kesempatan bagi para pekerja tambang untuk mendalami berbagai aspek teknis dan manajerial.
Salah satu inisiatif penting dari APNI adalah penyelenggaraan ESG (Environmental, Social, and Governance) Forum. Forum ini akan menjadi wadah diskusi antara auditor, pemerintah, dan pelaku utama industri nikel untuk mengembangkan strategi keberlanjutan di sektor pertambangan. "Kami ingin memastikan praktik pertambangan yang berkelanjutan diadopsi oleh setiap anggota APNI dan meningkatkan daya saing industri pada level internasional," ujar Meidy.
Sebagai bagian upaya untuk mendukung perkembangan ekosistem kendaraan listrik (EV) di Indonesia, APNI akan berkolaborasi dengan GEM dalam acara EV Indonesia 2025. Tak hanya itu, organisasi ini juga merencanakan serangkaian kunjungan pabrik dan studi banding ke berbagai fasilitas tambang nikel di dalam dan luar negeri, termasuk ke China dan Rusia. "Kami ingin memastikan bahwa perusahaan dan tenaga kerja kita bisa belajar dari pengalaman negara lain. Oleh karena itu, kami mengadakan field trip ke pabrik Vale dan IMIP pada Mei, serta ke fasilitas industri nikel di China pada Juli dan Rusia pada Agustus. Dengan kunjungan ini, kami berharap ada transfer pengetahuan yang bermanfaat bagi industri di Indonesia," jelas Meidy.
Sebagai bentuk dukungan terhadap keberlanjutan industri, APNI juga akan menjadi bagian dari Indonesia Critical Mineral Conference & Expo 2025. Konferensi ini akan menjadi ajang penting untuk mempertemukan para pemangku kepentingan di industri nikel dan mineral kritis guna membahas masa depan sektor ini.
Melihat serangkaian program dan strategi yang telah disusun, 2025 diharapkan menjadi tahun momentum bagi industri nikel Indonesia. Dengan berbagai program tersebut, APNI optimistis dapat meningkatkan daya saing serta mendorong penerapan praktik pertambangan yang lebih berkelanjutan dan efisien. "Kami ingin membangun ekosistem industri yang lebih kuat dan kompetitif, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di tingkat global," kata Meidy.
Komitmen APNI untuk meningkatkan jumlah anggota dan potensi SDM di sektor ini tidak hanya mendukung industri yang lebih kuat di tingkat nasional, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di pasar internasional. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem pertambangan yang berkelanjutan dan meningkatkan kontribusi sektor nikel terhadap perekonomian nasional.
“Dengan adanya program-program ini, kami berharap industri pertambangan nikel di Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan manfaat jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan yang terlibat,” pungkas Meidy.
Mazroh Atul Jannah
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Jadwal Kapal Pelni Kumai ke Semarang Februari 2025: Pilihan Kapal dan Harga Tiket
- Jumat, 31 Januari 2025