Jumat, 31 Januari 2025

Persaingan Kian Ketat, BTN Syariah Siap Menjadi Pemain Utama di Industri Perbankan Syariah Nasional

Persaingan Kian Ketat, BTN Syariah Siap Menjadi Pemain Utama di Industri Perbankan Syariah Nasional
Persaingan Kian Ketat, BTN Syariah Siap Menjadi Pemain Utama di Industri Perbankan Syariah Nasional

Jakarta - BTN Syariah, Unit Usaha Syariah (UUS) dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN), diproyeksikan akan menjadi kekuatan baru dalam industri perbankan syariah nasional. Transformasi menjadi Bank Umum Syariah (BUS) yang dijadwalkan sebelum akhir 2025, merupakan langkah strategis yang diharapkan akan mengubah peta persaingan di sektor ini. Dengan pertumbuhan bisnis yang solid dan keunikan yang tidak dimiliki oleh UUS dan BUS lainnya, BTN Syariah siap bersaing menjadi pelopor dalam perbankan syariah.

BTN Syariah terus menunjukkan peningkatan signifikan dalam kinerja keuangannya. Per kuartal III-2024, aset BTN Syariah telah mencapai Rp58 triliun, mencerminkan pertumbuhan double digit sebesar 19,2% year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp48 triliun. Hingga akhir 2024, Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu melaporkan bahwa aset BTN Syariah telah menembus angka Rp60 triliun, Kamis, 30 Januari 2025.

“Kalau hitungan saya, dengan kecepatan yang sama, seharusnya (dalam waktu) tiga tahun (aset) BTN Syariah sudah (mencapai) Rp100 triliun,” jelas Nixon di Jakarta belum lama ini.

Untuk mewujudkan ambisinya, BTN selaku induk usaha mengumumkan akuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS). Proses integrasi BVIS dengan BTN Syariah diharapkan dapat selesai pada semester II-2025, sebagai bagian dari strategi spin-off BTN Syariah menjadi BUS.

Menurut Nixon, BTN Syariah memiliki potensi besar untuk menjadi pemain unggul di industri perbankan syariah, berkat kapabilitas dan keunikannya. BTN Syariah saat ini memimpin pasar Kredit Pemilikan Rumah (KPR) berbasis syariah di Indonesia, dengan pangsa pasar mencapai lebih dari 90%.

“(Dengan berubah dari UUS menjadi BUS) kepercayaan masyarakat segmen syariah akan jauh lebih tinggi, karena menurut mereka, UUS itu masih setengah-setengah atau abu-abu. Kalau sudah clear, black or white, kepercayaan atau trust level-nya naik. Sehingga, biasanya yang pertama naik itu DPK (dana pihak ketiga). Hitungan kami seperti itu,” ungkap Nixon.

Bidang pembiayaan BTN Syariah turut mendukung program induknya, yaitu Program Tiga Juta Rumah, dengan penyaluran pembiayaan rumah subsidi menggunakan akad syariah. Nixon juga menambahkan bahwa sekitar 20-25% masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) lebih memilih akad KPR syariah.

“Setidaknya ada dua BUMN yang bergerak di bidang perbankan syariah, karena yang mau dilayani ini besar. Jadi, tolong dilihat bahwa kuenya ini gede banget. Marketnya (BTN Syariah) tidak akan terlalu compete dengan mereka (bank-bank syariah lainnya),” tambah Nixon.

Harapan untuk kehadiran bank syariah baru yang berskala besar pun didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator industri perbankan dan keuangan. Di awal Januari, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyatakan bahwa perbankan syariah di Indonesia masih cenderung didominasi oleh satu entitas.

“Sehingga ini tentu tidak kondusif untuk persaingan antarbank syariah sendiri maupun persaingan antara bank syariah dengan bank konvensional,” ujar Dian dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner OJK bulanan, Selasa, 7 Januari 2025.

OJK mendorong adanya konsolidasi di perbankan syariah melalui aksi korporasi seperti spin-off, merger, atau akuisisi. Ini sesuai dengan penilaian dari pengamat perbankan yang menilai perlunya kehadiran pemain spesifik dengan pengalaman mendalam di pasar tersebut.

Piter Abdullah, Direktur Eksekutif Segara Research Institute, melihat BTN Syariah memiliki kapabilitas dan pengalaman dalam sektor ini. “BTN Syariah saat ini menjadi satu-satunya pemain syariah yang fokusnya di sektor perumahan karena bertumbuh berbarengan dengan induknya. Ini menjadi bekal kuat untuk BTN Syariah melayani lebih banyak segmen masyarakat syariah ketika sudah di-spin-off menjadi BUS,” kata Piter.

Dengan berbagai strategi dan langkah yang dilakukan, BTN Syariah tampaknya siap untuk merevolusi industri perbankan syariah nasional, menciptakan dinamika persaingan baru, dan memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan perbankan syariah yang komprehensif.

Tri Kismayanti

Tri Kismayanti

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

OJK Berlakukan Ketentuan Ketat: Perusahaan Asuransi Belum Memenuhi Syarat Tidak Dapat Jual Produk Asuransi Kredit

OJK Berlakukan Ketentuan Ketat: Perusahaan Asuransi Belum Memenuhi Syarat Tidak Dapat Jual Produk Asuransi Kredit

OJK Intensifikasi Penanganan Kejahatan di Industri Jasa Keuangan Selama Desember 2024

OJK Intensifikasi Penanganan Kejahatan di Industri Jasa Keuangan Selama Desember 2024

XRP Ripple: Solusi Aset Digital untuk Transaksi Lintas Batas Global

XRP Ripple: Solusi Aset Digital untuk Transaksi Lintas Batas Global

BTN Syariah Siap Menjadi Pesaing Utama di Industri Perbankan Syariah Nasional

BTN Syariah Siap Menjadi Pesaing Utama di Industri Perbankan Syariah Nasional

Bank Indonesia Turunkan Suku Bunga Kebijakan Menjadi 5,75%: Dampak dan Prospek Ekonomi Bangka Belitung

Bank Indonesia Turunkan Suku Bunga Kebijakan Menjadi 5,75%: Dampak dan Prospek Ekonomi Bangka Belitung