Rabu, 22 Oktober 2025

7 Alasan Mengapa Makanan Cepat Saji Tidak Baik untuk Kesehatan

7 Alasan Mengapa Makanan Cepat Saji Tidak Baik untuk Kesehatan
Makanan Cepat Saji Tidak Baik untuk Kesehatan

Makanan cepat saji memang menggoda karena rasanya yang lezat dan kemudahan dalam mendapatkannya. Mulai dari kentang goreng, piza, burger, hingga ayam goreng, semua ini menjadi favorit banyak orang, baik dewasa maupun anak-anak. Namun, tahukah kamu bahwa di balik rasanya yang nikmat, makanan cepat saji menyimpan berbagai risiko bagi kesehatan?

Berikut adalah 7 alasan utama mengapa makanan cepat saji tidak baik untuk kesehatan:

1. Gangguan Pencernaan

Makanan cepat saji umumnya mengandung banyak garam dan rendah serat. Konsumsi garam berlebih dapat membuat tubuh menyerap lebih banyak air, sehingga menyebabkan perut kembung. Selain itu, rendahnya serat dalam makanan cepat saji dapat memicu konstipasi atau kesulitan buang air besar.

Baca Juga

Payment Gateway di Indonesia: Pengertian, Data, Fungsi & Tren 2025

2. Penyebab Obesitas

Makanan cepat saji kaya akan gula, garam, dan lemak jenuh. Kandungan kalori yang tinggi ini sering kali tidak disadari oleh banyak orang. Jika dikonsumsi secara berlebihan, makanan ini dapat menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh yang sulit diuraikan, sehingga memicu obesitas.

3. Gangguan Pernapasan

Obesitas akibat konsumsi makanan cepat saji juga berdampak pada sistem pernapasan. Orang yang mengalami obesitas cenderung mengalami gangguan seperti napas pendek, mengi, atau sleep apnea. Pada anak-anak, konsumsi makanan cepat saji dapat meningkatkan risiko asma dan rhinitis, seperti yang dijelaskan dalam penelitian yang diterbitkan di Jurnal Thorax.

4. Memicu Timbulnya Jerawat

Makanan cepat saji yang tinggi karbohidrat dapat meningkatkan kadar gula darah secara drastis. Lonjakan gula darah ini memicu produksi insulin yang berlebih, sehingga memicu timbulnya jerawat. Hal ini menjelaskan mengapa makanan berminyak atau manis sering dikaitkan dengan masalah kulit.

5. Meningkatkan Kadar Insulin

Karbohidrat sederhana yang terkandung dalam makanan cepat saji dapat dengan cepat menaikkan kadar gula darah. Akibatnya, tubuh memproduksi lebih banyak insulin untuk menyeimbangkan kadar gula tersebut. Jika berlangsung terus-menerus, risiko resistensi insulin dan diabetes tipe 2 akan meningkat.

6. Merusak Gigi

Makanan cepat saji yang kaya gula dan karbohidrat juga berkontribusi pada kerusakan gigi. Bakteri dalam mulut menghasilkan asam dari sisa makanan tersebut, yang kemudian menghancurkan enamel gigi. Kerusakan enamel ini dapat menyebabkan gigi berlubang dan masalah kesehatan mulut lainnya.

7. Gangguan Fungsi Otak

Kandungan zat pengawet dan zat aditif dalam makanan cepat saji berisiko mengganggu fungsi otak. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi makanan tinggi kalori dapat memengaruhi memori dan kemampuan belajar. Kebiasaan ini bahkan dapat meningkatkan risiko demensia di kemudian hari.

Pilih Makanan Sehat untuk Hidup Lebih Baik

Untuk menjaga kesehatan tubuh, ada baiknya menggantikan makanan cepat saji dengan makanan yang lebih sehat seperti sayur, buah, dan protein tanpa lemak. Jangan lupa untuk rutin berolahraga agar tubuh tetap bugar dan ideal. Selain itu, lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk memantau kondisi tubuh.

Redaksi

Redaksi

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Cara Membuat QRIS Gopay: Panduan Lengkap untuk Pemula

Cara Membuat QRIS Gopay: Panduan Lengkap untuk Pemula

Apa Itu Lazada Drop Off Point? Simak Penjelasan Berikut!

Apa Itu Lazada Drop Off Point? Simak Penjelasan Berikut!

Bangun Gaya Hidup Aktif Dengan Olahraga Demi Tubuh Sehat dan Pikiran Lebih Bahagia

Bangun Gaya Hidup Aktif Dengan Olahraga Demi Tubuh Sehat dan Pikiran Lebih Bahagia

Tips Olahraga Ampuh Mengecilkan Perut Buncit dan Membakar Lemak Perut

Tips Olahraga Ampuh Mengecilkan Perut Buncit dan Membakar Lemak Perut

Olahraga Rutin untuk Lansia, Kunci Hidup Aktif dan Sehat di Usia Tua

Olahraga Rutin untuk Lansia, Kunci Hidup Aktif dan Sehat di Usia Tua