Selasa, 16 Desember 2025

Peran Kepala SPPG Jadi Kunci Mutu Makan Bergizi Gratis untuk Sekolah dan Masyarakat

Peran Kepala SPPG Jadi Kunci Mutu Makan Bergizi Gratis untuk Sekolah dan Masyarakat
Peran Kepala SPPG Jadi Kunci Mutu Makan Bergizi Gratis untuk Sekolah dan Masyarakat

JAKARTA - Keberhasilan program Makan Bergizi Gratis tidak hanya ditentukan oleh kualitas bahan pangan, tetapi juga oleh ketelitian pengawasan di setiap tahapan prosesnya. Di balik ribuan porsi makanan yang sampai ke sekolah dan penerima manfaat, terdapat peran penting kepala Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi yang harus dijalankan secara disiplin dan menyeluruh.

Pengawasan sejak dini hari hingga proses distribusi menjadi titik krusial agar program berjalan sesuai tujuan. Karena itu, kepala SPPG dituntut hadir langsung dan bertanggung jawab penuh di lapangan.

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional, Nanik Sudaryati Deyang, menegaskan pentingnya peran kepala SPPG dalam mengawal proses memasak dan pendistribusian Makan Bergizi Gratis. Penegasan ini disampaikan sebagai bentuk penguatan tata kelola agar kualitas layanan tetap terjaga.

Baca Juga

3 Cara Pinjam Pulsa Telkomsel, Apa Saja Syaratnya?

Dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Selasa, Nanik menjelaskan bahwa kepala SPPG harus mulai bekerja sejak dini hari. Hal ini dilakukan setelah adanya serah terima tanggung jawab dari ahli gizi yang bertugas sebelumnya.

Sebagai kepala dapur MBG, kepala SPPG memegang tanggung jawab penuh pada tahap paling krusial. Tahap tersebut meliputi proses memasak hingga makanan siap didistribusikan.

Tanggung Jawab Kepala SPPG di Dapur MBG

Nanik menyoroti kebiasaan yang selama ini terjadi di lapangan. Ia menyampaikan bahwa proses pengawasan sering kali hanya dilakukan oleh ahli gizi hingga pagi hari.

“Saya tahu kalau yang dikerjain selalu ahli gizi sampai pagi,” ujar Nanik dalam arahannya. Ia bahkan menambahkan bahwa terkadang akuntan ikut membantu karena kurangnya keterlibatan kepala SPPG.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam kegiatan Sosialisasi dan Penguatan Tata Kelola Makan Bergizi Gratis. Acara ini juga membahas pengawasan dan pemantauan SPPG di Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Kegiatan tersebut berlangsung pada Minggu, 14 Desember 2025. Dalam forum itu, Nanik mengingatkan agar peran kepala SPPG tidak sekadar administratif.

Menurutnya, kepala SPPG harus terjun langsung mengawasi proses memasak. Pengawasan meliputi pengecekan bahan, cara pengolahan, dan tingkat kematangan makanan.

Selain itu, kepala SPPG juga wajib memastikan proses pemisahan porsi berjalan benar. Porsi yang didistribusikan harus sesuai standar dan kebutuhan penerima manfaat.

Distribusi ke sekolah-sekolah dan penerima lainnya juga menjadi tanggung jawab utama. Kepala SPPG harus memastikan pengiriman tepat waktu dan dalam kondisi layak konsumsi.

Tak hanya itu, kepala SPPG juga perlu memantau harga bahan pangan di pasar. Langkah ini penting untuk menjaga efisiensi anggaran tanpa mengorbankan kualitas.

Pemberian edukasi gizi kepada tim dan penerima manfaat juga menjadi bagian dari tugas. Dengan edukasi yang tepat, manfaat program MBG dapat dirasakan lebih optimal.

Pengaturan Jam Kerja dan Pembagian Tugas Tim

Karena tanggung jawabnya yang besar, kepala SPPG harus mengatur jam kerja tim dengan baik. Pengaturan ini mencakup dirinya sendiri, akuntan, ahli gizi, dan para relawan.

Nanik menjelaskan bahwa sistem shift harus dijalankan secara disiplin. Setiap peran memiliki waktu dan tanggung jawab yang jelas.

Untuk shift pagi, waktu kerja dimulai sekitar pukul 08.00 atau 09.00. Pada jam ini, akuntan menjadi pihak yang bertugas utama.

Akuntan bertanggung jawab mengecek pembelian bahan baku. Pengecekan meliputi kesesuaian harga dan kualitas bahan yang diterima.

Dalam menjalankan tugasnya, akuntan dibantu oleh relawan penerima bahan baku. Mereka bersama-sama memastikan bahan yang datang sesuai standar.

Selain itu, akuntan juga mengawasi pencucian ompreng. Ompreng tersebut sebelumnya dibawa pulang dari sekolah-sekolah penerima manfaat.

Proses penyimpanan bahan baku juga menjadi bagian dari tugas shift pagi. Penyimpanan yang tepat sangat penting untuk menjaga keamanan pangan.

Shift selanjutnya berlangsung pada sore hingga malam hari. Pada waktu ini, tugas utama dipegang oleh ahli gizi.

Ahli gizi mulai masuk dapur MBG sekitar pukul 16.00 atau 17.00. Masuknya ahli gizi dilakukan setelah serah terima tanggung jawab dari akuntan.

Tugas ahli gizi mencakup pengecekan ulang bahan makanan. Pengecekan dilakukan untuk memastikan kesesuaian dengan rencana menu yang telah disusun.

Ahli gizi juga memastikan kualitas bahan tetap terjaga. Selain itu, mereka memantau proses pencucian, pemotongan, dan penyiapan bahan.

Tahap persiapan memasak menjadi fokus utama pada shift ini. Semua proses harus berjalan sesuai standar keamanan dan gizi.

Pengawasan Distribusi dan Koordinasi Lapangan

Saat proses pendistribusian berlangsung, kepala SPPG tidak boleh hanya menunggu laporan. Ia harus memantau langsung ke sekolah-sekolah dan posyandu.

Pengawasan langsung memungkinkan kepala SPPG melihat kondisi riil di lapangan. Dengan begitu, potensi masalah bisa segera diatasi.

Nanik menekankan bahwa tugas kepala SPPG tidak berhenti pada pengiriman makanan. Ia juga harus memastikan penerima manfaat mendapat layanan dengan baik.

Penerima manfaat mencakup siswa sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Semua kelompok tersebut membutuhkan perhatian yang sama.

Selain memastikan distribusi berjalan lancar, kepala SPPG harus sigap jika terjadi kendala. Ketanggapan ini menjadi kunci menjaga kepercayaan masyarakat.

Koordinasi dengan pimpinan wilayah juga menjadi kewajiban. Kepala SPPG harus selalu berkomunikasi dengan pihak terkait di daerah masing-masing.

Dengan koordinasi yang baik, setiap persoalan bisa ditangani lebih cepat. Hal ini penting agar program MBG tetap berjalan optimal.

Nanik berharap kepala SPPG benar-benar memahami perannya. Keterlibatan aktif menjadi penentu keberhasilan program di lapangan.

Program Makan Bergizi Gratis dirancang untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat. Karena itu, pengawasan yang ketat menjadi keharusan.

Melalui peran kepala SPPG yang kuat dan bertanggung jawab, kualitas MBG dapat terjaga. Dampaknya diharapkan langsung dirasakan oleh generasi penerus bangsa.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Mendagri Tito Belum Nilai Surat Aceh Minta Bantuan PBB Terkait Bencana

Mendagri Tito Belum Nilai Surat Aceh Minta Bantuan PBB Terkait Bencana

Layanan Kesehatan Bangkit Pasca Bencana, Prabowo Terima Laporan Pemulihan Rumah Sakit Sumatera

Layanan Kesehatan Bangkit Pasca Bencana, Prabowo Terima Laporan Pemulihan Rumah Sakit Sumatera

Ratusan Tenaga Kesehatan Dikerahkan ke Sumatera, Respons Cepat Pemerintah Tangani Dampak Bencana

Ratusan Tenaga Kesehatan Dikerahkan ke Sumatera, Respons Cepat Pemerintah Tangani Dampak Bencana

Puncak Arus Mudik Nataru 2025–2026 di Tanjung Priok Diprediksi Padat Penumpang

Puncak Arus Mudik Nataru 2025–2026 di Tanjung Priok Diprediksi Padat Penumpang

Edukasi Gizi Jadi Kunci Sukses Program Makan Bergizi Gratis bagi Anak

Edukasi Gizi Jadi Kunci Sukses Program Makan Bergizi Gratis bagi Anak