JAKARTA - Wabah virus cacar monyet (mpox) kembali menjadi sorotan dunia setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi bahwa penyebaran penyakit ini tidak hanya masih terjadi di Afrika, tetapi kini juga mulai terdeteksi di beberapa negara di luar benua tersebut, termasuk Malaysia.
Meski status darurat global untuk mpox telah dicabut, WHO memperingatkan bahwa virus ini belum sepenuhnya terkendali dan masih berpotensi menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat.
Penyebaran Masih Aktif di Afrika
Baca Juga9 Tempat Makan Terbaik di Imogiri Bantul, Surga Kuliner Bernuansa Alam
Dalam laporan resmi yang dirilis pada Jumat, 31 Oktober 2025m WHO menyebut bahwa mpox masih menyebar secara aktif di 17 negara Afrika selama enam minggu terakhir. Tercatat ada 2.862 kasus terkonfirmasi, termasuk 17 kematian antara 14 September hingga 19 Oktober 2025.
Kasus-kasus baru ini menunjukkan bahwa virus mpox belum menunjukkan tanda-tanda melambat, bahkan setelah berbagai upaya pencegahan dilakukan oleh pemerintah setempat dan lembaga internasional. WHO menegaskan, kondisi ini menunjukkan penularan aktif dan berkelanjutan yang memerlukan kewaspadaan tinggi.
Kasus Baru di Luar Afrika: Malaysia Termasuk
Yang menjadi perhatian baru adalah munculnya kasus mpox di luar Afrika, termasuk di Malaysia, Namibia, Belanda, Portugal, dan Spanyol. Negara-negara tersebut dilaporkan telah mendeteksi Clade Ib mpox (MPXV) untuk pertama kalinya sejak laporan terakhir WHO.
Temuan ini memperlihatkan bahwa penularan lintas negara masih mungkin terjadi, dan virus dapat berpindah dari wilayah endemik ke negara-negara yang sebelumnya bebas kasus. WHO menilai deteksi Clade Ib di negara-negara tersebut menjadi sinyal bahwa mpox kini mulai beradaptasi dan mampu bertahan di lingkungan baru.
Gejala dan Risiko Penularan
Mpox merupakan infeksi virus yang menular melalui kontak langsung dengan penderita atau hewan yang terinfeksi. Gejalanya mirip flu — seperti demam, nyeri otot, dan kelelahan, yang kemudian berkembang menjadi lesi bernanah di kulit.
Walaupun sebagian besar kasus tergolong ringan, infeksi mpox bisa berakibat fatal, terutama pada anak-anak dan individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah. Virus ini diketahui berasal dari hewan liar, kemungkinan besar jenis pengerat, yang kemudian menular ke manusia.
Sebelum 2022, wabah mpox biasanya terbatas di daerah pedesaan Afrika Tengah dan Barat, serta cepat menghilang tanpa penyebaran luas. Namun situasi berubah drastis dalam beberapa tahun terakhir.
Wabah Global dan Penularan Antar-Manusia
Sejak tahun 2022, dunia menyaksikan lonjakan tajam kasus mpox di luar Afrika. Penularan kali ini tidak lagi terbatas pada transmisi dari hewan ke manusia, melainkan berlangsung antarmanusia secara lebih efisien.
WHO melaporkan bahwa penyebaran terbesar terjadi di kalangan pria yang berhubungan seks dengan pria (MSM), yang kemudian memicu deklarasi Darurat Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (PHEIC) untuk mpox pada tahun yang sama.
Wabah ini menandai pertama kalinya mpox menyebar secara global dalam sejarah modern, dan sejak itu virus terus beradaptasi hingga masuk ke wilayah perkotaan besar di Afrika maupun Eropa.
Peningkatan Kasus dan Status Darurat WHO
Memasuki pertengahan 2024, kasus mpox di Afrika kembali melonjak tajam, mendorong WHO pada Agustus 2024 untuk menetapkan lonjakan tersebut sebagai PHEIC. Status ini merupakan tingkat kewaspadaan tertinggi WHO, yang hanya pernah diberikan kepada empat penyakit lain sebelumnya — termasuk Covid-19 dan Ebola.
Namun, setelah dilakukan pemantauan intensif selama beberapa bulan, jumlah kasus baru mulai menurun menjelang pertengahan 2025. Berdasarkan rekomendasi komite darurat, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus akhirnya mencabut status PHEIC pada 5 September 2025.
Kendati begitu, Tedros menegaskan bahwa keputusan tersebut tidak berarti ancaman mpox telah berakhir. “Mpox mungkin tidak lagi menjadi darurat global, tetapi virus ini masih endemik dan terus menimbulkan epidemi di Afrika,” ujarnya.
Upaya Pengendalian dan Vaksinasi
Untuk mengendalikan penyebaran, WHO telah menyetujui vaksin LC16m8 sebagai salah satu langkah pencegahan yang efektif terhadap mpox. Program vaksinasi ini terus diperluas ke berbagai negara, terutama di wilayah dengan tingkat risiko tinggi.
Selain itu, Pandemic Fund juga mengalokasikan dana sebesar Rp1,95 triliun untuk mendukung upaya penanganan mpox di 10 negara prioritas. Dana tersebut difokuskan pada pencegahan, penguatan laboratorium, dan peningkatan kesiapsiagaan tenaga kesehatan.
Tantangan di Masa Depan
Meskipun tren kasus mpox menurun dalam beberapa bulan terakhir, risiko kebangkitan wabah tetap tinggi. Faktor mobilitas global, lemahnya sistem kesehatan di beberapa negara Afrika, serta perubahan perilaku sosial dapat mempercepat penyebaran virus ini ke wilayah baru.
WHO juga menekankan pentingnya deteksi dini dan edukasi publik agar masyarakat lebih memahami gejala serta cara pencegahan penularan. Dukungan kolaboratif antarnegara dinilai krusial untuk memastikan wabah ini tidak kembali meluas seperti pada 2022.
Kemunculan kembali kasus mpox di luar Afrika, termasuk di Malaysia, menunjukkan bahwa virus ini belum sepenuhnya teratasi. Meski status darurat global telah dicabut, WHO tetap mengingatkan agar negara-negara tidak lengah terhadap potensi penularan baru.
Aldi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Jadwal Bus Sinar Jaya KSPN Malioboro–Parangtritis 2 November 2025
- Minggu, 02 November 2025
Rute dan Jadwal KA Prameks Kutoarjo–Jogja Terbaru 2 November 2025
- Minggu, 02 November 2025
Jadwal Kapal Pelni Biak–Sorong November 2025, Cek KM Sinabung Dobonsolo
- Minggu, 02 November 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Ronaldo Gemilang, Al Nassr Tundukkan Al Feiha Lewat Drama
- 02 November 2025
2.
Arteta Akui Burnley Tangguh, Puji Ketangguhan Mental Arsenal
- 02 November 2025
3.
Hansi Flick Beberkan Kondisi Terkini Lamine Yamal di Barcelona
- 02 November 2025
4.
Kylian Mbappe Tegaskan Tekad Jadi Legenda Baru Real Madrid
- 02 November 2025
5.
Performa Naik Turun, Ini Rating Pemain MU Lawan Nottingham Forest
- 02 November 2025













