Simulasi KPR Floating, Wajib Paham Sebelum Membeli Rumah!
- Selasa, 28 Oktober 2025
Jakarta - Simulasi KPR floating menjadi hal penting untuk dipahami sebelum mengambil keputusan membeli rumah, karena proses pembelian properti melibatkan cicilan dengan nilai besar dan jangka waktu panjang.
Salah satu sistem kredit yang dapat dipertimbangkan adalah bunga mengambang atau floating interest, yaitu jenis skema di mana besaran bunganya bisa berubah mengikuti pergerakan suku bunga pasar.
Berbeda dengan sistem bunga tetap (flat rate) yang umumnya digunakan pada KPR subsidi maupun syariah, skema bunga mengambang memiliki karakteristik tersendiri yang perlu diketahui calon pembeli.
Baca Juga
Memahami cara kerja, keunggulan, serta risikonya akan membantu calon debitur menghindari kendala keuangan di masa depan.
Pembahasan lengkap mengenai perhitungan, manfaat, serta risiko dari sistem bunga mengambang akan dijelaskan lebih lanjut melalui ulasan simulasi KPR floating berikut ini.
Pengertian KPR Floating
Kredit Pemilikan Rumah atau KPR merupakan alternatif yang memudahkan seseorang untuk memiliki hunian tanpa perlu menunggu tabungan terkumpul dalam jumlah besar terlebih dahulu.
Melalui sistem ini, calon pemilik rumah dapat membayar secara mencicil dalam jangka waktu yang panjang, bahkan hingga puluhan tahun.
Program pembiayaan ini memberikan kemudahan bagi masyarakat karena memungkinkan pembayaran yang lebih ringan dan terjangkau dibandingkan pembelian tunai.
Umumnya, terdapat dua jenis sistem bunga yang digunakan, yaitu bunga tetap (flat) dan bunga mengambang (floating).
Sistem bunga tetap menawarkan tingkat bunga yang sama sepanjang masa kredit, sehingga cicilan per bulan tidak akan berubah.
Sebaliknya, pada sistem bunga mengambang, besaran bunga dapat naik atau turun mengikuti perubahan suku bunga acuan dan kondisi ekonomi tertentu.
Dengan memahami cara kerja perhitungan cicilan pada sistem bunga mengambang, calon pembeli dapat memperkirakan besarnya cicilan rumah setiap bulan.
Ketika suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) meningkat, maka cicilan rumah pun akan bertambah. Namun, jika suku bunga BI menurun, jumlah cicilan yang dibayarkan juga akan berkurang.
Kelebihan dan Kekurangan Bunga Floating
Kelebihan Sistem Bunga Mengambang
Manfaat dari penggunaan sistem bunga mengambang dalam KPR baru benar-benar terasa ketika suku bunga mengalami penurunan.
Kondisi tersebut dapat membuat nilai cicilan bulanan menjadi lebih rendah dibandingkan sebelumnya.
Sebagai contoh, jika pada tahun kedua masa kredit suku bunga berada di angka 12% dengan cicilan bulanan sebesar Rp1,2 juta, lalu pada tahun ketiga dan keempat suku bunga turun menjadi 11%, maka jumlah cicilan pun ikut menurun menjadi sekitar Rp1,1 juta per bulan. Penurunan ini tentu memberikan keringanan bagi debitur.
Kekurangan Sistem Bunga Mengambang
Namun, kekurangannya terletak pada potensi kenaikan cicilan ketika suku bunga meningkat. Fluktuasi tersebut membuat total pembayaran selama masa kredit bisa bertambah, meski biasanya tidak terlalu drastis.
Karena sifatnya yang tidak stabil, sistem bunga ini lebih cocok bagi nasabah yang siap menghadapi risiko finansial dan memiliki kemampuan mengelola keuangan dengan baik.
Jenis Bunga Lain pada KPR
Selain bunga mengambang, terdapat juga sistem bunga tetap yang banyak digunakan dalam pembiayaan rumah. Pada sistem ini, besaran bunga dan cicilan bulanan tidak berubah selama periode tertentu, meskipun suku bunga pasar mengalami kenaikan.
Perhitungan bunga tetap biasanya didasarkan pada jumlah pokok pinjaman serta suku bunga tahunan. Rumus sederhananya dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pokok pinjaman (P) × bunga per tahun (i) × jangka waktu dalam tahun (t) ÷ jangka waktu dalam bulan.
Dengan sistem bunga tetap, nasabah dapat menikmati cicilan yang stabil setiap bulan, sehingga lebih mudah dalam merencanakan keuangan jangka panjang.
Suku Bunga Floating KPR Terbaru 2025
Setiap bank menetapkan tingkat bunga mengambang yang berbeda untuk KPR. Berikut adalah daftar suku bunga mengambang terbaru pada tahun 2025:
- BCA: 11%
- Mandiri: 13%
- BRI: 13% – 14%
- BNI: 11% – 13%
- BTN: 11% – 13%
- OCBC NISP: 8%
- Danamon: 12,5%
- UOB Indonesia: 13,99%
Informasi ini bisa menjadi acuan bagi calon debitur untuk membandingkan besaran bunga dan menyesuaikan pilihan KPR sesuai kemampuan finansial.
Simulasi KPR Floating
Metode paling praktis untuk memahami mekanisme bunga mengambang adalah melalui simulasi kpr floating. Dengan cara ini, Anda bisa menghitung perkiraan cicilan rumah berdasarkan skenario yang diberikan.
• Nilai KPR: Rp500.000.000
• Tenor: 10 tahun
• Bunga tahun pertama: 3%
• Bunga tahun kedua: 3,5%
Rumus Skema Floating
Cicilan bulanan = Cicilan pokok + (Saldo pokok pinjaman × suku bunga tahunan × jumlah tahun) ÷ jumlah bulan dalam setahun
Sebelum menghitung simulasi kpr floating, penting diketahui bahwa suku bunga dapat berubah setiap tahun. Berdasarkan skenario dan rumus di atas, cicilan bulanan pada tahun pertama dihitung sebagai berikut:
• Cicilan pokok = Rp500.000.000 ÷ (10 × 12) = Rp4.166.667
• Bunga = (Rp500.000.000 × 3%) ÷ 12 = Rp1.250.000
• Total cicilan = Rp4.166.667 + Rp1.250.000 = Rp5.416.667
Pada tahun kedua, suku bunga naik dari 3% menjadi 3,5%, sehingga cicilan bulanan menjadi:
• Cicilan pokok = Rp500.000.000 ÷ (10 × 12) = Rp4.166.667
• Bunga = (Rp500.000.000 × 3,5%) ÷ 12 = Rp1.458.333
• Total cicilan = Rp4.166.667 + Rp1.458.333 = Rp5.626.000
Perhitungan untuk tahun-tahun berikutnya dilakukan dengan cara yang sama. Satu-satunya hal yang perlu disesuaikan adalah persentase suku bunga setiap tahunnya saat menghitung besaran bunga.
Tips Meminimalisir Fluktuasi Bunga KPR Floating
Setelah melakukan perhitungan skema kredit dengan bunga mengambang, kini Anda seharusnya sudah bisa memahami potensi keuntungan sekaligus risiko yang mungkin muncul.
Untuk mengurangi dampak negatif dari fluktuasi suku bunga, beberapa langkah berikut bisa diterapkan:
• Mengikuti informasi terkini mengenai kebijakan suku bunga Bank Indonesia serta kebijakan fiskal dan moneter yang dapat memengaruhi kredit.
• Mengelola pengeluaran dengan bijak untuk menghadapi kemungkinan kenaikan bunga.
• Menyiapkan dana cadangan agar tidak perlu mengambil pinjaman tambahan sehingga terhindar dari jebakan “gali lubang tutup lubang”.
• Mencari sumber pendapatan tambahan agar tidak hanya bergantung pada satu penghasilan.
Pertanyaan Terkait Suku Bunga Floating
Apakah suku bunga mengambang bisa berubah?
Suku bunga jenis ini memang dapat mengalami kenaikan maupun penurunan, bergantung pada kondisi ekonomi dan kebijakan yang diterapkan oleh bank.
Apakah suku bunga mengambang menguntungkan?
Jenis suku bunga ini memiliki beberapa keuntungan. Salah satu yang paling menonjol adalah ketika tren suku bunga di pasar menurun, nasabah dapat menikmati cicilan yang lebih ringan.
Dengan kata lain, ketika tingkat bunga pasar turun, bunga yang harus dibayarkan nasabah juga ikut menurun.
Sebagai penutup, KPR dengan bunga mengambang memang memiliki risiko, terutama karena tenor yang bisa mencapai puluhan tahun. Sebelum mengambil keputusan, penting untuk mengetahui simulasi kpr floating.
Selalu pantau informasi finansial terbaru agar keputusan yang diambil matang dan terukur. Dengan perencanaan jangka panjang yang cermat dan disiplin dalam pengelolaan keuangan, Anda bisa segera memiliki rumah impian.
Enday Prasetyo
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Realme C85 Pro Ungkap Spesifikasi Utama Serta Harga Perkiraan Pasar Global
- Selasa, 28 Oktober 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
Vivo V50: Spesifikasi Lengkap dan Harga Terbaru Oktober 2025
- 28 Oktober 2025
3.
Harga Terbaru dan Spesifikasi Lengkap Redmi Note 14 SE Tangguh
- 28 Oktober 2025













