JAKARTA - Harga emas global mengakhiri kenaikan sembilan minggu berturut-turut, dengan koreksi tajam yang menandai jeda dari tren bullish sebelumnya.harga emas di pasar spot diperdagangkan pada US$ 4.112,34 per troi ons, turun sekitar US$ 14 dibanding penutupan kemarin. Penurunan mingguan tercatat sekitar 3%, yang menjadi koreksi terbesar sejak Mei.
Investor menilai bahwa reli emas yang memuncak sejak pertengahan Agustus sudah berada pada wilayah jenuh beli (overbought). Penurunan ini terjadi di tengah aksi ambil untung oleh para pelaku pasar, yang sebelumnya mendorong harga emas mencapai level tertinggi sepanjang masa US$ 4.381,52.
Faktor Geopolitik dan Prospek Hubungan AS-China
Baca Juga
Salah satu faktor yang memengaruhi koreksi emas adalah ekspektasi perbaikan hubungan perdagangan antara AS dan China. Presiden AS Donald Trump dijadwalkan bertemu dengan Xi Jinping minggu depan, di tengah upaya meredakan ketegangan perang dagang yang telah meningkatkan permintaan aset safe haven termasuk emas.
“Koreksi ini terjadi ketika pasar menilai kembali risiko geopolitik dan potensi arus masuk ke aset lain yang lebih berisiko,” kata Charu Chanana, ahli strategi Saxo Capital Markets Pte., mengutip Bloomberg. Chanana menambahkan, resistensi kunci emas berada di sekitar US$ 4.148, dan penembusan di atas US$ 4.236 diperlukan untuk mengonfirmasi bahwa momentum kenaikan telah kembali.
Tekanan dari Arus Keluar ETF dan Partisipasi Ritel
Koreksi harga emas pekan ini juga dipicu oleh arus keluar besar dari aset berbasis emas yang diperdagangkan di bursa (ETF). Data Bloomberg menunjukkan bahwa pada Rabu lalu, arus keluar ETF emas mencatat penurunan tonase harian terbesar dalam lima bulan.
Partisipasi investor ritel yang luas turut menambah volatilitas pasar. Banyak pedagang menumpuk emas untuk melindungi diri dari fluktuasi harga lebih lanjut, sehingga pergerakan mingguan menjadi lebih sensitif terhadap sentimen pasar dan berita global.
Prospek dan Fokus Investor ke Depan
Sejak awal tahun, harga emas telah meningkat lebih dari 57%, didorong oleh pembelian bank sentral dan strategi hedging investor terhadap risiko debasement atau penurunan nilai mata uang. Ekspektasi pemangkasan suku bunga 50 basis poin oleh Federal Reserve pada akhir tahun juga meningkatkan daya tarik emas yang tidak menghasilkan bunga.
Kini, investor mengalihkan perhatian ke laporan indeks harga konsumen (CPI) AS yang akan dirilis Jumat ini. Data tersebut diharapkan memberikan gambaran lebih jelas tentang kondisi ekonomi pasca penutupan pemerintah, sekaligus memengaruhi sentimen terhadap instrumen safe haven.
Chanana menekankan bahwa meski koreksi minggu ini signifikan, stabilisasi kemungkinan akan terjadi jika partisipasi ritel dan arus masuk bank sentral tetap mendukung. Investor disarankan tetap memperhatikan level teknikal dan momentum pasar sebelum mengambil keputusan trading atau investasi jangka panjang.
Strategi Investor di Tengah Volatilitas
Penurunan harga emas pekan ini menjadi pengingat bahwa aset safe haven pun rentan terhadap aksi ambil untung dan perubahan sentimen global. Strategi yang tepat bagi investor meliputi:
Memperhatikan level resistensi dan support untuk menentukan momen masuk atau keluar pasar.
Mengikuti berita geopolitik dan kebijakan moneter yang berdampak pada permintaan emas.
Mengelola risiko melalui diversifikasi portofolio, termasuk instrumen lain yang dapat mengimbangi fluktuasi emas.
Memperhatikan arus masuk dan keluar ETF untuk memahami dinamika likuiditas pasar.
Dengan kombinasi analisis teknikal, pemahaman geopolitik, dan manajemen risiko, investor dapat tetap memanfaatkan momentum pasar emas, meski reli sembilan minggu berakhir dan volatilitas meningkat.
Aldi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
3.
4.
PLTA Poso, Energi Hijau yang Menyala dari Jantung Sulawesi
- 24 Oktober 2025
5.
Sinergi Energi Hijau, PLN Mantapkan Arah Proyek WTE Nasional
- 24 Oktober 2025











