Sabtu, 25 Oktober 2025

Program Listrik Desa Dorong Pemerataan Energi dan Kesejahteraan

Program Listrik Desa Dorong Pemerataan Energi dan Kesejahteraan
Program Listrik Desa Dorong Pemerataan Energi dan Kesejahteraan

JAKARTA - Pemerintah terus menegaskan komitmennya untuk menghadirkan listrik hingga ke pelosok negeri melalui program Listrik Desa (Lisdes) dan Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL). Di bawah arahan Presiden RI Prabowo Subianto, inisiatif ini menjadi bukti nyata bahwa pemerataan energi bukan sekadar target infrastruktur, melainkan fondasi pertumbuhan ekonomi, pendidikan, dan transformasi sosial di desa-desa terpencil.

“Di desa-desa terpencil, cahaya listrik kini menjadi simbol kehadiran negara dan pembuka jalan bagi kesempatan sosial-ekonomi. Listrik tidak lagi hanya aspek penerangan, namun meningkatkan pula akses pendidikan, produktivitas, dan taraf hidup masyarakat,” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia di Jakarta.

Program Listrik Desa telah menjangkau 10.068 lokasi, memberikan manfaat bagi lebih dari 1,2 juta calon pelanggan baru. Sementara realisasi BPBL pada 2024 mencapai 155.429 rumah tangga (RT), dan periode Januari–September 2025, sebanyak 135.482 RT telah terpasang listrik dari target 215.000 RT hingga akhir tahun.

Baca Juga

Kementerian PU Perkuat Penataan Permukiman Dukung Astacita

Mendorong Keadilan Sosial dan Kemandirian Energi

Lisdes dan BPBL tidak hanya menghadirkan listrik, tetapi juga menunjukkan komitmen pemerintah terhadap prinsip keadilan sosial dan kemandirian nasional. Dengan energi yang merata, masyarakat desa dapat menikmati fasilitas dasar yang lebih baik, mulai dari belajar hingga berwirausaha.

“Melalui kedua program ini, pemerintah menunjukkan komitmen untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, mempercepat pemerataan energi, dan menegakkan prinsip keadilan sosial sebagai bagian dari kemandirian nasional,” terang Bahlil.

Meski rasio elektrifikasi nasional telah mencapai 99,1 persen, tantangan masih ada di wilayah-wilayah terpencil dengan kondisi geografis sulit, seperti pulau-pulau terluar dan pedalaman. Pemerintah merespons hal ini dengan mempercepat pembangunan energi bersih dan terbarukan agar seluruh desa dapat menikmati listrik dengan cara yang berkelanjutan.

Transformasi Menuju Energi Bersih dan Terbarukan

Selain menambah akses, pemerintah juga mendorong transformasi energi melalui proyek pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT). Langkah ini mencakup pembangunan PLTS, pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH), serta melibatkan koperasi desa dalam pengelolaan energi.

“Perubahan arah kebijakan juga mencakup transformasi menuju energi yang bersih dan berkelanjutan. Pemerintah sudah meresmikan puluhan pembangkit energi terbarukan, mempercepat proyek PLTS berkapasitas 100 gigawatt, dan melibatkan koperasi desa dalam transisi energi. Ekonomi dan ekologi tidak harus dipertentangkan. Keduanya bersinergi menciptakan fondasi pembangunan yang berkelanjutan, inklusif, dan merata,” ucap Bahlil.

Tekad pemerintah adalah memastikan setiap rumah di Indonesia merasakan manfaat pembangunan yang merata. “Setelah 80 tahun merdeka, tidak selayaknya ada warga yang masih mengalami gelap gulita,” tegasnya.

Cerita Nyata Masyarakat Desa

Program Lisdes dan BPBL menghadirkan perubahan nyata bagi kehidupan sehari-hari masyarakat. Misalnya, Ruslam dari Desa Bandar Jaya, Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, kini dapat menikmati penerangan rumah tanpa harus mengandalkan genset kecil dan membeli bensin setiap malam.

“Alhamdulillah, sekarang rumah kami terang, tanpa harus mikir beli bensin tiap malam. Anak-anak bisa belajar sampai malam, istri bisa menjahit tanpa terburu-buru, dan saya bisa istirahat dengan tenang,” ujarnya.

Di Papua Barat, Elias Inyomusi dari Kampung Iraiweri, Distrik Anggi, Pegunungan Arfak, merasakan manfaat listrik dari PLTMH Anggi. “Semua rumah itu harus dapat listrik, supaya untuk kami punya anak-anak kami itu bisa belajar, mamak-mamak bisa masak dengan (penerangan) lampu. Saat saya lahir di sini, kami belum ada lampu. Kami bikin api. Kami baca, belajar, itu pasang, bikin gelegar untuk jadi pelita,” ungkap Elias.

Target 100 Persen Elektrifikasi dan Masa Depan Berkelanjutan

Pemerintah menargetkan rasio elektrifikasi nasional mencapai 100 persen pada 2030. Upaya ini merupakan bagian dari transformasi energi nasional menuju kemandirian dan keberlanjutan. Dengan hadirnya listrik di seluruh desa, pemerintah tidak hanya memberikan penerangan, tetapi juga membuka peluang bagi pendidikan, produktivitas ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

Program Listrik Desa dan BPBL menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur energi dapat menjadi alat nyata pemerataan pembangunan, memperkuat konektivitas sosial-ekonomi, dan memastikan setiap warga merasakan kehadiran negara hingga ke pelosok negeri.

Aldi

Aldi

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Daftar Lengkap Harga BBM Pertamina Hari Ini Jumat 24 Oktober 2025

Daftar Lengkap Harga BBM Pertamina Hari Ini Jumat 24 Oktober 2025

Tarif Listrik Oktober 2025, Golongan 3.500–5.500 VA Tetap Stabil

Tarif Listrik Oktober 2025, Golongan 3.500–5.500 VA Tetap Stabil

Rumah Subsidi Jadi Solusi Nyata, Bukan Sekadar Angan Masyarakat Indonesia

Rumah Subsidi Jadi Solusi Nyata, Bukan Sekadar Angan Masyarakat Indonesia

Harga Pupuk Turun, Petani Pekalongan Sambut Musim Tanam Optimistis

Harga Pupuk Turun, Petani Pekalongan Sambut Musim Tanam Optimistis

PLTS Irigasi PT Bukit Asam Dongkrak Produktivitas Petani Muara Enim

PLTS Irigasi PT Bukit Asam Dongkrak Produktivitas Petani Muara Enim