Kolaborasi Strategis: Komisaris Utama Pertamina Tinjau Proyek Green Refinery Cilacap Bersama ITB
- Rabu, 07 Agustus 2024
JAKARTA - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mengukuhkan komitmennya terhadap ketahanan energi nasional melalui Green Refinery Cilacap, proyek strategis yang berada di garda terdepan transisi energi. Kunjungan kerja Management Walkthrough (MWT) oleh Komisaris Utama Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, menegaskan pentingnya Green Refinery Cilacap dalam mendukung kedaulatan energi Indonesia.
Kilang Cilacap, sebagai kilang terbesar Pertamina dengan kapasitas pengolahan 348 ribu barel per hari, berkontribusi sebesar 33% dari kapasitas kilang nasional. Simon Mantiri menekankan bahwa Green Refinery merupakan proyek strategis nasional yang penting untuk mengurangi ketergantungan pada impor energi dan memperkuat ketahanan energi negara. “Kami harus menjadi pahlawan ketahanan energi. MWT ini bertujuan untuk memastikan manajemen melaksanakan tugas dengan baik dan sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance (GCG),” ungkap Simon.
Memasuki Fase Kedua
Baca JugaPLN Enjiniring Kembangkan Pasar Oksigen Rendah Karbon, Tim GOXY Raih Juara III di HLN ke-79
General Manager Kilang Cilacap, Edy Januari Utama, menjelaskan bahwa proyek Green Refinery kini memasuki fase kedua yang akan meningkatkan kapasitas pengolahan dari 3 KBPD menjadi 6 KBPD. Pengembangan ini juga akan meningkatkan komponen nabati dalam Sustainable Aviation Fuel (SAF) dari 2,4%. Green Refinery fase kedua bertujuan untuk memperbesar kapasitas pengolahan Hydrotreated Vegetable Oil (HVO), yang berperan penting dalam produksi bahan bakar rendah emisi.
Saat ini, Kilang Cilacap menyuplai 34% kebutuhan BBM nasional dan 60% kebutuhan BBM di Pulau Jawa. Fokus utama Green Refinery adalah produksi produk rendah emisi. “Unit ini menghasilkan Green Diesel dari bahan baku 100 persen terbarukan dengan kandungan sulfur yang lebih baik dari standar Euro V,” lanjut Edy.
Inovasi dan Sertifikasi
Dalam kunjungan MWT, Simon Mantiri dan tim peneliti dari Institut Teknologi Bandung melihat langsung produk Pertamina Renewable Diesel yang dihasilkan dari HVO. Produk ini telah memperoleh sertifikat International Sustainability and Carbon Certification (ISCC), yang menilai keberhasilannya dalam menurunkan emisi karbon sebesar 65-70 persen dibandingkan bahan bakar konvensional.
Kunjungan tersebut juga dihadiri oleh Komisaris Independen Condro Kirono, Komisaris Independen KPI Prabunindya Revta Revolusi, Direktur SDM & Penunjang Bisnis KPI Tenny Elfrida, serta SVP Tech Innovation Pertamina Oki Muraza.
Redaksi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Arasoft Perkuat Digitalisasi Pendidikan di Indonesia dengan Teknologi NamoAuthor
- Selasa, 19 November 2024
Feng Shui Adalah, Seni Menata Energi untuk Kehidupan yang Lebih Harmonis
- Minggu, 17 November 2024