Komisaris Utama Pertamina Evaluasi Proyek Green Refinery Cilacap: Sinergi dengan ITB untuk Energi Berkelanjutan
- Minggu, 11 Agustus 2024
Cilacap – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) memperkuat ketahanan energi nasional dengan mengelola Green Refinery Cilacap sebagai simbol utama dalam menghadapi era transisi energi. Kunjungan kerja Management Walkthrough (MWT) oleh Komisaris Utama Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, bersama rombongan ke Cilacap menyoroti pentingnya proyek ini sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).
Simon Aloysius Mantiri menekankan bahwa Green Refinery Cilacap berperan vital dalam memperjuangkan kedaulatan energi Indonesia. Kilang Cilacap, yang merupakan kilang terbesar Pertamina dengan kapasitas pengolahan crude mencapai 348 ribu barel per hari—sekitar 33% dari kapasitas total kilang di Indonesia—memegang peranan penting dalam produksi energi nasional.
Kolaborasi dengan Institut Teknologi Bandung
Baca JugaPLN Enjiniring Kembangkan Pasar Oksigen Rendah Karbon, Tim GOXY Raih Juara III di HLN ke-79
Dalam kunjungan tersebut, Simon mengumumkan sinergi baru dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang akan diproduksi di Cilacap. “Penting untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan menjadi pahlawan ketahanan energi. MWT ini bertujuan memastikan manajemen melaksanakan tugas dan operasional sesuai dengan prinsip GCG (Good Corporate Governance) dan target perusahaan,” ujar Simon.
Masuki Fase Ke-2 Green Refinery
General Manager Kilang Cilacap, Edy Januari Utama, menginformasikan bahwa proyek Green Refinery saat ini memasuki fase kedua, yang akan memperluas unit dan meningkatkan kapasitas pengolahan. Kapasitas pengolahan yang akan diperluas dari 3 KBPD menjadi 6 KBPD akan memungkinkan unit ini untuk memproduksi lebih banyak produk dan meningkatkan komponen nabati pada SAF dari 2,4%. Fase kedua ini juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan Hydrotreated Vegetable Oil (HVO).
Kilang Cilacap saat ini menyuplai 34% kebutuhan BBM Nasional dan 60% kebutuhan BBM di Pulau Jawa. Dengan Green Refinery, fokus utama adalah produksi produk rendah emisi, termasuk Green Diesel yang menggunakan bahan baku 100 persen terbarukan dan memenuhi standar Euro V.
Sertifikasi dan Inovasi
Dalam kunjungan MWT, Simon dan rombongan peneliti melihat langsung produk Pertamina Renewable Diesel yang dihasilkan dari HVO. Produk ini telah meraih sertifikat International Sustainability and Carbon Certification (ISCC), yang mengakui kontribusinya dalam mengurangi emisi karbon hingga 65-70% dibandingkan bahan bakar konvensional. Ini menegaskan statusnya sebagai produk ramah lingkungan.
Komisaris Utama Pertamina (Persero) didampingi oleh Komisaris Independen, Condro Kirono; Komisaris Independen KPI, Prabunindya Revta Revolusi; Direktur SDM & Penunjang Bisnis KPI, Tenny Elfrida; serta SVP Tech Innovation Pertamina, Oki Muraza.
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), anak perusahaan Pertamina yang fokus pada pengolahan minyak dan petrokimia, berkomitmen pada prinsip ESG (Environment, Social & Governance). KPI terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) dan berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal dalam strategi operasionalnya, bertujuan menjadi perusahaan kilang minyak dan petrokimia berkelas dunia yang berwawasan lingkungan dan bertanggung jawab sosial.
Redaksi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Arasoft Perkuat Digitalisasi Pendidikan di Indonesia dengan Teknologi NamoAuthor
- Selasa, 19 November 2024
Feng Shui Adalah, Seni Menata Energi untuk Kehidupan yang Lebih Harmonis
- Minggu, 17 November 2024