Kamis, 09 Oktober 2025

Mentan Tegaskan Kolaborasi Jadi Kunci Stok Beras Tertinggi

Mentan Tegaskan Kolaborasi Jadi Kunci Stok Beras Tertinggi
Mentan Tegaskan Kolaborasi Jadi Kunci Stok Beras Tertinggi

JAKARTA - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa capaian stok beras nasional tertinggi sepanjang sejarah Indonesia bukan sekadar angka semata.

 Hal ini merupakan bukti nyata hasil kolaborasi seluruh elemen bangsa dan kepemimpinan kuat Presiden Prabowo Subianto dalam menjaga ketahanan pangan berkelanjutan.

Pencapaian ini sekaligus menandai era baru tanpa impor beras medium yang selama ini menjadi beban negara. Menurut Amran, keberhasilan ini merupakan buah dari strategi besar pemerintah yang tidak hanya menyusun regulasi, tapi juga melaksanakan eksekusi secara menyeluruh dan terintegrasi.

Baca Juga

Pemerintah Tingkatkan Distribusi LPG Subsidi Agar Lebih Tepat Sasaran

“Kebijakan pangan nasional yang kami terapkan kini memperlihatkan hasil signifikan. Jika tahun lalu kita masih impor, kini sudah tidak lagi. Ini adalah gagasan besar dari Bapak Presiden, mulai dari regulasi, kolaborasi, hingga pelaksanaan,” ujar Amran.

Reformasi Regulasi dan Penegakan Tegas untuk Produktivitas

Pemerintah berani mengambil langkah besar melalui deregulasi, dengan mencabut 240 aturan yang dianggap menghambat sektor pertanian. 

Selama 10 bulan terakhir, diterbitkan 17 Peraturan Presiden dan Instruksi Presiden yang secara fundamental mengubah ekosistem pertanian Indonesia.

Kementerian Pertanian juga melakukan perbaikan internal dengan menjadikan institusi yang bersih dari korupsi. 

“Jika ada indikasi korupsi, langsung kami tindak tanpa kompromi,” tegas Amran. 

Langkah ini juga diperkuat dengan tindakan tegas terhadap mafia pangan, pupuk palsu, dan beras oplosan yang merugikan petani dan konsumen.

Penyederhanaan regulasi pupuk menjadi salah satu kunci penting dalam meningkatkan produksi. Amran menjelaskan bahwa sebelumnya pupuk sering langka dan sulit diakses, kini dengan penyederhanaan dari 145 regulasi menjadi lebih simpel, produsen dapat langsung menyalurkan pupuk ke petani.

Selain itu, Kementan mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,7 triliun untuk memperkuat sektor produktif, mulai dari penyediaan benih unggul hingga alat dan mesin pertanian modern yang menunjang efisiensi produksi.

Sinergi Lintas Lembaga Dukung Ketahanan Pangan

Amran menegaskan bahwa keberhasilan ini bukan kerja tunggal Kementan saja, tetapi hasil sinergi lintas kementerian dan lembaga negara. 

Bulog, Pupuk Indonesia, Kementerian Perdagangan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kemenko Pangan, BUMN, Polri, TNI, hingga pemerintah daerah seperti bupati dan gubernur semuanya berorkestra bersama demi menjaga ketahanan pangan nasional.

Hasil nyata dari kerja sama ini terlihat jelas dengan stok beras yang mencapai lebih dari empat juta ton, nilai tukar petani (NTP) yang naik ke 124,36, serta Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian yang terus meningkat. 

Organisasi Pangan Dunia (FAO) bahkan memprediksi produksi beras Indonesia akan mencapai 33,1 juta ton pada November 2025.

Menghadapi Perlawanan dan Memantapkan Posisi Indonesia di Dunia

Amran mengakui membela petani dan kebijakan pangan tidak mudah. Ia mengatakan ada perlawanan dari mafia impor yang selama ini menikmati keuntungan besar dari ketergantungan impor. Namun, kini posisi Indonesia telah berbalik menjadi negara yang diburu pasar internasional untuk ekspor pangan.

“Tahun lalu kita impor 7 juta ton beras, sekarang negara lain justru ingin membeli dari Indonesia,” ujarnya dengan optimisme tinggi.

Pemerintah juga menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah menjadi Rp6.500 per kg dan jagung Rp5.500 per kg untuk meningkatkan pendapatan petani. Dengan kebijakan ini, pendapatan petani diperkirakan naik hingga Rp113 triliun.

Amran juga menekankan efisiensi biaya produksi yang ditekan melalui penggunaan teknologi dan alat pertanian senilai hampir Rp10 triliun.

Kontribusi Indonesia untuk Dunia dan Pengembangan Komoditas Unggulan

Selain memperkuat ketahanan pangan nasional, Indonesia juga berkontribusi pada solidaritas global dengan mengirimkan bantuan 10.000 ton beras ke Palestina. 

Kementerian Pertanian juga menyiapkan solusi jangka panjang dengan pengembangan lahan hortikultura di Kalimantan Utara untuk mendukung kebutuhan pangan luar negeri tersebut.

“Ini adalah langkah nyata bagaimana Indonesia dapat menjadi negara yang tidak hanya mandiri pangan, tetapi juga membantu negara lain,” tambah Amran.

Mantan Menteri Pertanian itu menutup dengan visi optimis bahwa Indonesia sedang menuju era emas melalui sektor pertanian. 

Fokus ke depan akan diarahkan pada enam komoditas unggulan yaitu kakao, kelapa, kopi, mente, pala, dan sawit dengan total nilai investasi mencapai Rp371,6 triliun serta menyerap tenaga kerja hingga 8,6 juta orang.

Dengan semangat kolaborasi, reformasi, dan inovasi, capaian stok beras tertinggi ini tidak hanya menjadi indikator keberhasilan pemerintah, tetapi juga menjadi simbol harapan dan kekuatan Indonesia dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.

Sindi

Sindi

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Harga Mobil Listrik Terbaru Oktober 2025, Cek Sebelum Naik

Harga Mobil Listrik Terbaru Oktober 2025, Cek Sebelum Naik

MRT Jakarta Catatkan 33 Juta Penumpang dalam 3 Kuartal

MRT Jakarta Catatkan 33 Juta Penumpang dalam 3 Kuartal

Kopdes Merah Putih Jadi Era Ekonomi Baru Bagi Desa

Kopdes Merah Putih Jadi Era Ekonomi Baru Bagi Desa

Perhutanan Sosial Dukung Swasembada Pangan Lewat Agroforestry

Perhutanan Sosial Dukung Swasembada Pangan Lewat Agroforestry

Pemerintah Siapkan BBM Etanol untuk Energi Lebih Bersih

Pemerintah Siapkan BBM Etanol untuk Energi Lebih Bersih