Tiga Ilmuwan Jepang, Australia, dan AS Raih Nobel Kimia 2025 atas MOF
- Kamis, 09 Oktober 2025

JAKARTA - Hadiah Nobel Kimia 2025 dianugerahkan kepada tiga ilmuwan dari Jepang, Australia, dan Amerika Serikat. Mereka dihormati atas prestasi dalam mengembangkan kerangka metal organik (MOF), yang diumumkan Komite Nobel pada Rabu, 8 Oktober 2025.
Para penerima penghargaan tersebut adalah Susumu Kitagawa dari Kyoto University, Jepang; Richard Robson dari University of Melbourne, Australia; dan Omar M. Yaghi dari University of California-Berkeley, AS. Ketiganya dianggap berhasil menciptakan struktur molekuler yang inovatif dengan aplikasi luas.
MOF tersusun dari ion logam yang terhubung dengan molekul organik berbasis karbon, membentuk kristal dengan rongga besar. Dengan menyesuaikan bahan penyusunnya, kimiawan bisa menentukan fungsi MOF, mulai dari penyimpanan gas hingga penghantaran listrik.
Baca Juga4 Faktor Penyebab Kekalahan Timnas Indonesia dari Arab Saudi
Menurut Komite Nobel, Richard Robson memulai penelitian MOF pada 1989. Ia menggabungkan ion tembaga bermuatan positif dengan molekul organik berlengan empat untuk membentuk kristal berongga.
Meskipun rancangan ini memiliki potensi besar, Robson belum berhasil menciptakan struktur yang stabil. Masalah kestabilan menjadi tantangan utama yang membutuhkan inovasi lebih lanjut.
Kolaborasi yang Menjadi Tonggak Sejarah
Penelitian Robson kemudian dikembangkan oleh Susumu Kitagawa dan Omar Yaghi antara 1992 hingga 2003. Kitagawa menciptakan struktur MOF yang fleksibel, sedangkan Yaghi memastikan struktur tersebut stabil dan tahan lama.
Komite Nobel menyatakan penemuan mereka membawa manfaat besar bagi umat manusia. MOF kini digunakan untuk menguraikan sisa obat-obatan di lingkungan, menangkap karbon dioksida, dan memanen air dari udara di daerah gurun.
“Kerangka metal-organik memiliki potensi besar dan membuka peluang yang belum pernah dibayangkan sebelumnya dalam pengembangan material dengan fungsi-fungsi baru,” kata Ketua Komite Nobel Kimia, Heiner Linke. Pernyataan ini menegaskan dampak luas dari inovasi MOF di berbagai bidang.
Hadiah Nobel sebesar 11 juta krona Swedia atau sekitar Rp19,4 miliar dibagi rata kepada ketiga pemenang. Ini menjadi penghargaan atas dedikasi bertahun-tahun mereka dalam meneliti dan mengembangkan material yang revolusioner.
Struktur MOF yang diciptakan ketiganya memungkinkan kimiawan memanfaatkan ruang berongga untuk berbagai tujuan. Misalnya, MOF dapat menyimpan gas berharga, memicu reaksi kimia, atau menghantarkan listrik sesuai kebutuhan.
Penemuan ini menandai terobosan dalam ilmu material modern. Selama bertahun-tahun, para ilmuwan berupaya menemukan cara menciptakan material yang fleksibel sekaligus tahan lama, dan MOF menjadi jawaban dari tantangan tersebut.
Kitagawa dan Yaghi berhasil mengatasi masalah kestabilan yang sebelumnya menghambat penelitian. Kolaborasi ini menunjukkan pentingnya sinergi antara fleksibilitas dan ketahanan dalam desain material.
MOF juga membuka peluang baru dalam menjaga lingkungan. Dengan kemampuan menangkap karbon dioksida, material ini berpotensi mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan.
Selain itu, kemampuan MOF memanen air dari udara memberikan solusi bagi daerah gurun yang kekurangan sumber air. Aplikasi ini menegaskan peran penemuan ilmiah dalam kehidupan sehari-hari manusia.
Dampak penemuan ini tidak hanya terbatas pada lingkungan, tetapi juga dalam industri kimia dan energi. MOF dapat memicu reaksi kimia dengan lebih efisien, meningkatkan produktivitas serta menekan limbah industri.
Para ilmuwan ini membuktikan bahwa inovasi yang dimulai dari penelitian dasar dapat berkembang menjadi solusi praktis. Kreativitas dalam desain struktur molekuler membuka jalan bagi pengembangan material masa depan.
Kerangka metal-organik kini menjadi bagian penting dalam penelitian ilmiah global. Banyak laboratorium di seluruh dunia meniru dan mengembangkan konsep MOF untuk berbagai tujuan, termasuk teknologi ramah lingkungan dan energi terbarukan.
Hadiah Nobel bukan hanya pengakuan atas pencapaian ilmiah, tetapi juga motivasi bagi generasi baru peneliti. Penemuan MOF menjadi contoh bagaimana penelitian jangka panjang menghasilkan dampak luar biasa bagi umat manusia.
Ketiga ilmuwan menunjukkan ketekunan dalam mengatasi tantangan kompleks. Penelitian Robson, Kitagawa, dan Yaghi menjadi bukti bahwa inovasi besar lahir dari kesabaran dan kolaborasi lintas negara.
Dengan penerimaan Nobel Kimia 2025, MOF akan terus menjadi inspirasi dalam sains material. Struktur ini menunjukkan bagaimana ilmu kimia dapat merancang solusi praktis untuk permasalahan global.
Dari laboratorium hingga aplikasi nyata, MOF membuktikan relevansi ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Struktur berongga ini membawa revolusi dalam cara manusia menyimpan, mengolah, dan memanfaatkan materi.

Nathasya Zallianty
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Program Sekolah Rakyat Berasrama Dorong Generasi Unggul dan Lindungi Anak Rentan
- Kamis, 09 Oktober 2025
Inovasi Polri dalam Pertanian: Dari Pupuk Organik hingga Irigasi Tenaga Surya
- Kamis, 09 Oktober 2025
Tragedi HUT TNI: Dua Prajurit Gugur, Pengabdian dan Risiko Profesi Disorot
- Kamis, 09 Oktober 2025
Transformasi Pendidikan di Aceh, Sekolah Garuda Cetak Pemimpin Masa Depan
- Kamis, 09 Oktober 2025
Kemenkeu Setujui Penambahan Anggaran TKD 2026 Setelah Protes Gubernur
- Kamis, 09 Oktober 2025
Berita Lainnya
Dewa United Esports Fokus Hadapi Bigetron dan RRQ Demi Playoff MPL ID S16
- Kamis, 09 Oktober 2025
Terpopuler
1.
2.
Cara Cek BSU, PKH, BPNT, dan Bansos Beras-Minyak Oktober 2025
- 09 Oktober 2025
4.
5.
Pensiunnya Carlos Delfino Tutup Era Generasi Emas Argentina
- 09 Oktober 2025