Rabu, 24 September 2025

IHSG Menuju Titik Koreksi Usai Cetak Rekor Tertinggi

IHSG Menuju Titik Koreksi Usai Cetak Rekor Tertinggi
IHSG Menuju Titik Koreksi Usai Cetak Rekor Tertinggi

JAKARTA - Setelah mencatatkan capaian historis dengan menyentuh level tertinggi sepanjang masa, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dinilai berpotensi mengalami koreksi pada perdagangan hari ini, Rabu, 24 September 2025.

Penguatan IHSG yang cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir membuat sebagian analis memperkirakan adanya potensi tekanan balik. Aksi ambil untung (profit taking) disebut bisa menjadi pemicu utama koreksi jangka pendek.

Pada penutupan perdagangan Selasa, 23 September 2025, IHSG berhasil naik 85,16 poin atau sekitar 1,06 persen ke posisi 8.125,2. Angka ini sekaligus menandai rekor tertinggi baru dalam sejarah IHSG.

Baca Juga

Tugu Insurance Miliki Fondasi Kuat Hadapi Tantangan Industri

Level tersebut menjadi capaian yang mencerminkan pertumbuhan impresif sebesar 14,76 persen secara year-to-date (YtD). Sejauh ini, IHSG telah mengalami kenaikan sebanyak 1.045,3 poin sepanjang 2025.

Optimisme Pasar Terbaca dari Pergerakan Asing

Kinerja impresif IHSG juga tercermin dari aliran dana asing. Pada perdagangan kemarin, investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net foreign buy) di pasar reguler senilai Rp451 miliar.

Tim analis BRI Danareksa Sekuritas menyoroti bahwa penguatan IHSG mempertegas peran level 8.000 sebagai support psikologis yang kuat. Kenaikan ini juga disebut dipicu oleh sentimen positif terhadap transisi kepemimpinan fiskal di Indonesia.

“Secara teknikal, penguatan ini menegaskan level 8.000 sebagai support psikologis sekaligus membawa IHSG mencetak rekor all time high, didorong optimisme terhadap kepemimpinan fiskal baru dan fokus investor pada fundamental domestik di tengah ketidakpastian global,” tulis tim riset BRI Danareksa dalam catatannya, Rabu, 24 September 2025.

Dalam catatan yang sama, mereka menyebutkan bahwa IHSG berpeluang bergerak di rentang support 8.000 hingga resistance 8.281 untuk perdagangan hari ini.

Mereka juga memberikan sejumlah rekomendasi saham yang layak dicermati oleh investor. Beberapa di antaranya adalah saham PGEO, UNTR, dan CARS.

Untuk saham PGEO, target harganya berada pada kisaran Rp1.470 hingga Rp1.595 per saham. Sementara itu, target harga UNTR diperkirakan akan bergerak antara Rp27.850 hingga Rp28.250. Adapun untuk CARS, harga saham diproyeksikan naik ke level Rp159 sampai Rp171.

Potensi Koreksi Masih Terbuka Lebar

Sementara itu, dalam laporan terpisah, Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, memproyeksikan adanya potensi koreksi IHSG pada hari ini.

Menurutnya, level support IHSG akan berada pada kisaran 8.000 hingga 8.050. Adapun untuk resistance diperkirakan berada di area 8.150 sampai 8.200.

“Trading idea hari ini: BREN, PGAS, MEDC, BUVA, BKSL, dan JPFA,” tulis Fanny dalam riset hariannya.

Untuk melengkapi pandangan tersebut, berikut ini adalah beberapa rekomendasi saham berdasarkan analisis teknikal dari tim BNI Sekuritas.

1. BREN
Rekomendasi: Spec Buy
Area beli: 8.850–8.950
Cutloss: Di bawah 8.850
Target harga dekat: 9.125–9.250

2. PGAS
Rekomendasi: Spec Buy
Area beli: 1.705–1.725
Cutloss: Di bawah 1.700
Target harga dekat: 1.740–1.760

3. MEDC
Rekomendasi: Spec Buy
Area beli: 1.275–1.300
Cutloss: Di bawah 1.270
Target harga dekat: 1.330–1.350

4. BUVA
Rekomendasi: Spec Buy
Area beli: 482–500
Cutloss: Di bawah 478
Target harga dekat: 550–580

5. BKSL
Rekomendasi: Spec Buy
Area beli: 135–137
Cutloss: Di bawah 131
Target harga dekat: 140–146

6. JPFA
Rekomendasi: Spec Buy
Area beli: 1.920–1.960
Cutloss: Di bawah 1.920
Target harga dekat: 2.000–2.030

Strategi Investor Hadapi Pasar yang Rentan Volatil

Melihat tingginya volatilitas pasar saat ini, para pelaku pasar disarankan tetap memperhatikan sentimen makroekonomi dan perkembangan global yang masih fluktuatif.

Meski IHSG menunjukkan kekuatan secara teknikal, namun faktor eksternal seperti tensi geopolitik, arah suku bunga global, dan fluktuasi nilai tukar tetap berpotensi memengaruhi pergerakan indeks.

Bagi investor jangka pendek, menjaga strategi dengan disiplin pada titik masuk dan keluar yang sudah direncanakan menjadi kunci untuk menghindari kerugian saat terjadi koreksi mendadak.

Sementara bagi investor jangka panjang, fokus pada fundamental emiten yang kuat tetap menjadi panduan utama dalam memilih portofolio investasi.

Jika tidak ada aral melintang, IHSG berpeluang mempertahankan tren penguatannya, selama masih mampu bertahan di atas support pentingnya.

Namun demikian, kewaspadaan tetap perlu dijaga, terlebih setelah indeks mencapai level tertinggi dalam sejarah, yang sering kali memicu aksi jual untuk merealisasikan keuntungan.

Zahra

Zahra

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Danone UNU Yogya Perkuat Industri Halal Lewat Kolaborasi Global

Danone UNU Yogya Perkuat Industri Halal Lewat Kolaborasi Global

Proyek Hilirisasi Batu Bara DME Terkendala Faktor Ekonomi

Proyek Hilirisasi Batu Bara DME Terkendala Faktor Ekonomi

Purbaya Fokus Sisir Anggaran Tak Terserap untuk Rakyat

Purbaya Fokus Sisir Anggaran Tak Terserap untuk Rakyat

Harga Emas Pegadaian 24 September 2025 Naik Lagi

Harga Emas Pegadaian 24 September 2025 Naik Lagi

Deposito Emas Pegadaian: Pilihan Investasi Cerdas di Sumut dan Aceh

Deposito Emas Pegadaian: Pilihan Investasi Cerdas di Sumut dan Aceh