Rabu, 24 September 2025

Obligasi Korporasi Tetap Ramai Meski Suku Bunga Turun

Obligasi Korporasi Tetap Ramai Meski Suku Bunga Turun
Obligasi Korporasi Tetap Ramai Meski Suku Bunga Turun

JAKARTA - Di tengah tren suku bunga acuan Bank Indonesia yang masih rendah, perusahaan-perusahaan nasional tetap melihat peluang untuk menerbitkan obligasi. Momentum di sisa tahun 2025 ini dinilai tepat bagi pelaku pasar untuk memanfaatkan kondisi pasar yang relatif stabil.

Sejumlah emiten telah menunjukkan minat dan kesiapan mereka dalam menerbitkan surat utang sebagai alternatif pendanaan. Hal ini mencerminkan optimisme pelaku usaha terhadap kebutuhan likuiditas yang tetap tinggi menjelang tutup tahun.

Pergerakan ini juga sejalan dengan kecenderungan peningkatan pembiayaan yang lazim terjadi di kuartal akhir, terutama saat aktivitas ekonomi mengalami lonjakan menjelang libur Natal dan Tahun Baru.

Baca Juga

Tugu Insurance Miliki Fondasi Kuat Hadapi Tantangan Industri

Jumlah Emisi Terus Bertambah Hingga Pengujung Tahun

Hingga saat ini, data dari Bursa mencatat bahwa terdapat 126 emisi obligasi yang telah resmi diterbitkan. Surat utang tersebut berasal dari 66 perusahaan penerbit yang tersebar di berbagai sektor industri.

Dana yang berhasil dihimpun melalui penerbitan obligasi korporasi sejauh ini mencapai angka Rp145,5 triliun. Angka tersebut menunjukkan bahwa pasar masih merespons positif penerbitan instrumen utang korporasi di tengah situasi ekonomi yang dinamis.

Lebih lanjut, berdasarkan data pipeline Bursa per 4 September 2025, masih terdapat 14 emisi yang sedang dipersiapkan untuk diluncurkan pada sisa tahun ini. Angka ini mempertegas antusiasme pelaku usaha dalam memanfaatkan momentum.

Dari 14 emisi tersebut, sektor finansial menjadi penyumbang terbesar dengan lima rencana penerbitan. Hal ini mencerminkan kebutuhan likuiditas yang cukup besar di sektor keuangan menjelang akhir tahun.

Dengan tambahan tersebut, maka total emisi obligasi pada 2025 diproyeksikan akan mencapai 140 emisi. Angka tersebut menjadi indikasi penting bahwa obligasi masih menjadi salah satu instrumen utama dalam strategi pembiayaan perusahaan.

Pendanaan Tetap Dibutuhkan Meski Suku Bunga Rendah

Chief Economist Mirae Asset Sekuritas, Rully Wisnubroto, menjelaskan bahwa tren suku bunga rendah memiliki dampak langsung terhadap peningkatan kebutuhan pembiayaan perusahaan. Baik melalui instrumen obligasi maupun penyaluran kredit perbankan.

Menurut Rully, permintaan pendanaan cenderung meningkat seiring adanya pergerakan musiman pada akhir tahun. Hal ini mencakup kebutuhan modal kerja tambahan guna memenuhi lonjakan permintaan barang dan jasa.

“Kalau untuk menjelang akhir tahun, biasanya memang ada semacam seasonal increase, untuk baik kredit maupun penerbitan obligasi korporasi,” jelas Rully pada Selasa, 23 September 2025.

Pernyataan tersebut memberikan gambaran bahwa meski suku bunga acuan BI dalam posisi rendah, kebutuhan dana tidak serta-merta menurun. Justru, perusahaan lebih terdorong untuk segera mengakses pasar pendanaan dengan biaya yang lebih efisien.

KB Bank Kembali Himpun Dana Lewat Obligasi

Salah satu aksi korporasi terbaru datang dari PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) atau yang dikenal sebagai KB Bank. Emiten ini kembali menghimpun dana segar melalui penerbitan Obligasi Berkelanjutan II KB Bank Tahap II Tahun 2025.

Jumlah pokok yang ditawarkan dalam penerbitan tahap kedua ini mencapai Rp2,15 triliun. Langkah ini merupakan bagian dari skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) dengan total target dana mencapai Rp3 triliun.

Sebelumnya, pada tahap pertama yang juga dilakukan tahun ini, KB Bank telah menerbitkan obligasi senilai Rp136,01 miliar. Ini menjadi kelanjutan strategi pendanaan yang konsisten dijalankan perusahaan sepanjang 2025.

Penerbitan obligasi oleh KB Bank mencerminkan tingginya kebutuhan pendanaan di sektor perbankan. Terlebih lagi, sektor ini merupakan tulang punggung dari penyaluran kredit ke masyarakat maupun sektor produktif lainnya.

Obligasi Tetap Jadi Pilihan Strategis Korporasi

Secara umum, penerbitan obligasi masih menjadi metode pembiayaan yang dipilih banyak perusahaan. Instrumen ini dinilai fleksibel dan efisien dalam menyediakan dana jangka menengah hingga panjang bagi pelaku usaha.

Pada dasarnya, obligasi berfungsi sebagai bentuk pinjaman antara investor dan perusahaan. Investor bersedia menggelontorkan dana kepada penerbit dengan kesepakatan bunga dan jangka waktu tertentu.

Sebagai imbalannya, perusahaan membayar bunga secara berkala kepada investor. Ketika masa jatuh tempo tiba, pokok pinjaman akan dikembalikan secara penuh oleh perusahaan penerbit.

Faktor-faktor seperti tingkat suku bunga, potensi penyerapan pasar, serta kebutuhan dana internal perusahaan menjadi pertimbangan utama dalam keputusan penerbitan obligasi. Dengan suku bunga yang rendah, perusahaan bisa mengakses dana dengan beban bunga yang lebih ringan.

Selain itu, stabilitas pasar keuangan turut mendorong meningkatnya minat investor terhadap obligasi korporasi. Mereka melihat potensi imbal hasil yang lebih menarik dibandingkan dengan instrumen perbankan konvensional.

Optimisme Masih Terjaga Hingga Akhir 2025

Dengan kombinasi antara kebutuhan pembiayaan musiman dan situasi suku bunga yang mendukung, prospek penerbitan obligasi korporasi hingga akhir 2025 dinilai masih cukup kuat.

Para pelaku pasar berharap, kebijakan moneter yang akomodatif dari otoritas keuangan mampu terus menjaga iklim investasi yang sehat. Hal ini penting agar momentum pertumbuhan ekonomi tetap terjaga hingga pergantian tahun.

Sementara itu, dari sisi investor, kehadiran obligasi baru juga memberikan alternatif investasi menarik di tengah kondisi pasar saham yang fluktuatif. Dengan return tetap dan risiko terukur, obligasi korporasi tetap jadi pilihan rasional.

Jika seluruh pipeline berjalan sesuai rencana, total penerbitan obligasi tahun ini akan menyentuh angka 140 emisi. Ini akan menjadi salah satu tahun dengan penerbitan surat utang korporasi tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Dengan demikian, meski suku bunga acuan turun, bukan berarti penerbitan obligasi akan surut. Justru, perusahaan memanfaatkan momentum ini untuk menyiapkan diri menghadapi tahun yang baru dengan strategi pendanaan yang matang.

Zahra

Zahra

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Danone UNU Yogya Perkuat Industri Halal Lewat Kolaborasi Global

Danone UNU Yogya Perkuat Industri Halal Lewat Kolaborasi Global

Proyek Hilirisasi Batu Bara DME Terkendala Faktor Ekonomi

Proyek Hilirisasi Batu Bara DME Terkendala Faktor Ekonomi

Purbaya Fokus Sisir Anggaran Tak Terserap untuk Rakyat

Purbaya Fokus Sisir Anggaran Tak Terserap untuk Rakyat

Harga Emas Pegadaian 24 September 2025 Naik Lagi

Harga Emas Pegadaian 24 September 2025 Naik Lagi

Deposito Emas Pegadaian: Pilihan Investasi Cerdas di Sumut dan Aceh

Deposito Emas Pegadaian: Pilihan Investasi Cerdas di Sumut dan Aceh