Selasa, 23 September 2025

Sampoerna Agro Lepas Saham National Sago Prima ke Investor

Sampoerna Agro Lepas Saham National Sago Prima ke Investor
Sampoerna Agro Lepas Saham National Sago Prima ke Investor

JAKARTA - PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) mengambil langkah strategis dengan melepas seluruh kepemilikan saham di entitas anaknya, PT National Sago Prima (NSP). Langkah ini dilakukan melalui dua anak usaha, yaitu PT Sampoerna Bio Fuels (SBF) dan PT Sungai Menang (SM), yang saat ini memegang penuh saham NSP.

Corporate Secretary SGRO, Eris Ariaman, menegaskan bahwa transaksi ini melibatkan 2,83 juta saham milik SBF yang mewakili 99,65% dari modal ditempatkan dan disetor penuh di NSP, serta 9.800 saham milik SM yang setara 0,35%. Dengan begitu, total 100% kepemilikan di NSP akan beralih dari Sampoerna Agro kepada pihak investor baru.

“SBF dan SM berencana untuk mengalihkan seluruh kepemilikan sahamnya pada NSP yang mewakili 100% dari modal ditempatkan dan disetor pada NSP,” ujar Eris dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (20 September 2025).

Baca Juga

Mengubah Keterbatasan Jadi Kekuatan, PNM Dukung Usaha Daur Ulang Nasabah Palu

Baik SBF maupun SM sendiri merupakan entitas anak SGRO dengan kepemilikan masing-masing mencapai 99,99%.

Tidak Berdampak pada Kinerja Operasional

Eris juga memastikan bahwa rencana divestasi ini tidak akan menimbulkan dampak terhadap kinerja operasional maupun kelangsungan usaha utama perseroan. Dengan kata lain, aktivitas bisnis inti Sampoerna Agro tidak akan terganggu oleh keputusan strategis ini.

Di sisi lain, manajemen NSP turut mengumumkan adanya rencana pengambilalihan saham yang dimiliki SBF dan SM oleh investor baru. Jika rencana ini berjalan lancar, maka struktur kepemilikan NSP akan berubah secara total.

“Apabila rencana pengambilalihan terlaksana, maka akan terjadi perubahan pengendali pada perseroan, di mana investor yang mengambilalih akan menjadi pemegang saham mayoritas dan pengendali baru perseroan,” jelas manajemen NSP.

Profil National Sago Prima

National Sago Prima merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pemanfaatan hasil hutan bukan kayu. Berdasarkan laporan keuangan SGRO, hingga semester I/2025, NSP tercatat memiliki total aset mencapai Rp520,03 miliar. Dengan aset yang cukup signifikan, NSP memiliki peran dalam diversifikasi bisnis Sampoerna Agro, meskipun kontribusinya terhadap kinerja keuangan induk dinilai tidak terlalu dominan.

Langkah pelepasan saham ini menjadi salah satu keputusan besar bagi SGRO dalam mengelola portofolio bisnisnya.

Latar Belakang: Rencana Besar Keluarga Sampoerna

Menariknya, divestasi ini muncul di tengah kabar bahwa keluarga Sampoerna tengah menimbang penjualan mayoritas saham di SGRO sendiri. Bloomberg melaporkan bahwa keluarga konglomerat ini tengah bekerja sama dengan penasihat keuangan melalui Twinwood Family Holding Ltd., selaku pengendali SGRO.

Twinwood Family Holding tercatat memiliki 1,19 miliar saham SGRO atau setara 65,72% per akhir Agustus 2025. Meski demikian, penerima manfaat akhir dari kepemilikan saham tersebut adalah Putera Sampoerna, pengusaha yang dikenal pernah memiliki PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP).

Bloomberg juga menuliskan bahwa nilai transaksi penjualan mayoritas saham SGRO diperkirakan berada pada kisaran US$500 juta hingga US$700 juta. Angka ini mencerminkan valuasi besar untuk perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut.

Kinerja Keuangan SGRO

Sebelumnya, SGRO melaporkan kinerja keuangan yang cukup positif pada semester I/2025. Laba bersih perseroan tercatat melonjak menjadi Rp538 miliar, tumbuh 236% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Lonjakan ini didorong oleh kenaikan harga komoditas dan peningkatan efisiensi operasional.

Capaian tersebut menunjukkan fundamental SGRO dalam kondisi kuat. Namun, langkah penjualan aset di NSP serta rumor pelepasan saham mayoritas induk mengindikasikan adanya strategi restrukturisasi bisnis yang lebih besar.

Makna Strategis dari Divestasi NSP

Jika ditarik garis besar, pelepasan 100% saham NSP memberi dua pesan penting. Pertama, SGRO tengah melakukan efisiensi portofolio dengan fokus pada lini bisnis yang lebih produktif dan memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja keuangan. Kedua, masuknya investor baru ke NSP berpotensi membawa napas segar bagi perusahaan tersebut, khususnya untuk memperluas pengelolaan hasil hutan bukan kayu.

Dengan aset Rp520,03 miliar, NSP punya ruang untuk dikembangkan lebih jauh oleh pengendali baru. Perubahan struktur kepemilikan bisa menjadi titik awal bagi transformasi NSP menuju skala bisnis yang lebih besar.

Prospek Investor dan Industri

Masuknya investor baru ke NSP sejalan dengan tren meningkatnya minat terhadap sektor berbasis sumber daya alam berkelanjutan. Industri hasil hutan nonkayu, seperti sagu, memiliki potensi pasar yang besar baik domestik maupun ekspor. Produk sagu juga semakin dilirik sebagai alternatif bahan pangan berkelanjutan.

Jika investor baru mampu memanfaatkan momentum ini, NSP berpeluang mengembangkan bisnisnya menjadi pemain kunci di sektor pangan berbasis hutan.

Aldi

Aldi

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Soechi Lines Perkuat Pelayaran Lewat Dua Anak Usaha

Soechi Lines Perkuat Pelayaran Lewat Dua Anak Usaha

Cukai SKT Tekan Industri, GGRM Diversifikasi Produk Murah

Cukai SKT Tekan Industri, GGRM Diversifikasi Produk Murah

Bluebird Perkuat Keamanan dan Kenyamanan Layanan Transportasi Modern

Bluebird Perkuat Keamanan dan Kenyamanan Layanan Transportasi Modern

Sejahteraraya Anugrahjaya Siapkan Rp700 Miliar untuk Ekspansi Rumah Sakit

Sejahteraraya Anugrahjaya Siapkan Rp700 Miliar untuk Ekspansi Rumah Sakit

Surya Biru Siap Diversifikasi Bisnis Ramah Lingkungan Lewat RUPSLB

Surya Biru Siap Diversifikasi Bisnis Ramah Lingkungan Lewat RUPSLB