Freeport Indonesia dan Masyarakat Gresik: Kolaborasi Hilirisasi Mineral yang Menggerakkan UMKM Lokal

Rabu, 08 Januari 2025 | 11:06:13 WIB
Freeport Indonesia dan Masyarakat Gresik: Kolaborasi Hilirisasi Mineral yang Menggerakkan UMKM Lokal

Kabupaten Gresik semakin dikenal sebagai pusat pertumbuhan ekonomi berbasis hilirisasi mineral yang inklusif dan berkelanjutan. Tren positif ini terungkap dari penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (UB) Malang. Mereka telah merilis sebuah laporan berjudul "Laporan Akhir Membangun Kemitraan Antara Masyarakat, Pemerintah Daerah, dan Perusahaan untuk Optimalisasi Manfaat Hilirisasi".

Menurut Hendi Subandi, peneliti utama dari laporan tersebut, PT Freeport Indonesia (PTFI) menunjukkan komitmen yang kuat dalam berkolaborasi dengan masyarakat lokal Gresik. "Dengan melibatkan pemerintah desa dan pelaku UMKM, PTFI tidak hanya menciptakan lapangan kerja tetapi juga memberdayakan komunitas lokal melalui berbagai program pemberdayaan ekonomi," jelas Hendi dalam keterangan tertulis pada Senin (6/1/2025).

Upaya mendukung hilirisasi ini dibuktikan oleh PTFI dengan membuka peluang kerja bagi masyarakat Gresik melalui forum komunikasi "Rembuk Akur". Forum ini mencakup sembilan desa di Ring 1 dan memfasilitasi perekrutan tenaga kerja lokal yang menjembatani kebutuhan perusahaan dengan potensi sumber daya manusia yang ada di wilayah tersebut. "Forum ini berhasil menarik 2.000 pelamar lokal, meskipun sebagian besar masih menghadapi tantangan dalam memenuhi standar keterampilan yang dibutuhkan," tambah Hendi.

Lebih dari itu, PTFI juga memberikan prioritas kepada pelaku UMKM dan IKM lokal dalam berbagai sektor, seperti konstruksi, catering, keamanan, dan pengelolaan limbah konstruksi. Perusahaan ini mendorong UMKM lokal untuk berperan aktif dalam menyediakan kebutuhan logistik perusahaan, termasuk pembuatan seragam batik khas Gresik untuk karyawan. "UMKM lokal diberdayakan untuk menyediakan kebutuhan logistik perusahaan, termasuk seragam batik khas Gresik untuk karyawan PTFI," ujar Hendi.

Penelitian ini menjadi sorotan juga karena menyoroti model kemitraan hexa helix yang melibatkan enam aktor utama dalam mendukung keberhasilan hilirisasi. Aktor-aktor tersebut meliputi perusahaan hilirisasi, pemerintah daerah, NGO, akademisi, masyarakat dan UMKM, serta media. Hendi menjelaskan bahwa pendekatan hexa helix ini dapat mengatasi berbagai tantangan dengan lebih efektif. "Melalui pendekatan hexa helix, pemerintah dapat menciptakan regulasi yang mendukung, akademisi menyusun kurikulum pelatihan keterampilan, media mempromosikan keberhasilan program, dan NGO memfasilitasi dialog antara perusahaan dan masyarakat lokal," terang Hendi.

Dampak ekonomi dan sosial dari hilirisasi ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Laporan ini mengemukakan bahwa hilirisasi memberi manfaat signifikan bagi masyarakat lokal di Gresik. Beberapa langkah strategis yang disarankan oleh laporan tersebut termasuk pendanaan Sentra IKM Songkok Kemuteran dan Sentra IKM Mesin Logam Pelemwatu Menganti, yang diyakini dapat menciptakan peluang lebih besar bagi UMKM untuk terlibat dalam rantai pasok industri smelter.

Di sisi lain, PTFI juga memanfaatkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) sebagai pusat inovasi utama. Tujuannya adalah untuk memberdayakan UMKM lokal dan memastikan mereka mampu bersaing dalam rantai pasok industri besar. "Kami melihat potensi besar dari UMKM lokal, namun mereka membutuhkan dukungan agar dapat memenuhi standar yang ditetapkan oleh perusahaan besar seperti PTFI," tambah Hendi.

Inisiatif PTFI dalam hilirisasi mineral di Gresik ini merupakan kolaborasi strategis yang tidak hanya membawa pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat lokal. Kolaborasi ini membuka jalan bagi perkembangan UMKM lokal sehingga mereka dapat lebih berdaya saing dan berkontribusi dalam perekonomian nasional.

Tidak hanya berhenti di situ, laporan juga merekomendasikan penguatan program pelatihan keterampilan bagi masyarakat lokal. Sasaran utamanya adalah untuk memastikan bahwa masyarakat setempat memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan tenaga kerja yang lebih siap dan terampil dalam menghadapi berbagai tantangan pekerjaan di masa depan.

Adanya kolaborasi antara PTFI, masyarakat lokal, dan pemerintah daerah, menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Gresik kini menjadi contoh sukses untuk hilirisasi mineral berbasis kemitraan yang tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi, tetapi juga sosial. Model ini diharapkan dapat diterapkan di daerah-daerah lain untuk memaksimalkan potensi sumber daya lokal dan memperkuat ekonomi Indonesia secara keseluruhan.

Terkini