29 Tahun Perjalanan PLN Indonesia Power Melistriki Tanah Air dengan Terobosan dan Inovasi

Jumat, 04 Oktober 2024 | 11:23:12 WIB

Jakarta - PLN Indonesia Power merayakan usia ke-29 tahun yang jatuh pada 3 Oktober 2024. Dalam perjalanannya, Subholding Generation Company Terbesar di Asia Tenggara ini telah menerapkan beragam terobosan dalam memenuhi kebutuhan listrik Indonesia dan kini terus mengakselerasi pemenuhan energi hijau menuju Net Zero Emission 2060. Pada era kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir, PLN Indonesia Power berperan besar dalam mendukung holding company PT PLN (Persero) menjadi Top 500 Global Company dan perusahaan nomor satu pilihan pelanggan untuk solusi energi.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan bahwa saat ini PLN Indonesia Power telah mencapai tahap perusahaan yang berorientasi pada masa depan, hal ini terlihat dari manuver bisnis dan komitmen kuat dalam mengembangkan energi bersih di Tanah Air.

“Pada usianya yang ke-29 tahun, PLN Indonesia Power kini telah berhasil bergeser dari suatu perusahaan yang backward looking corporation menjadi forward looking corporation. Saya melihat satu per satu tantangan telah dihadapi dan PLN Indonesia Power berhasil mengubah kekuatannya menjadi kekuatan di masa depan,” ungkap Darmawan.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra menambahkan bahwa menempuh perjalanan hingga berusia 29 tahun tentu tidak mudah. PLN Indonesia Power telah menjawab berbagai tantangan dalam memenuhi kebutuhan listrik di Tanah Air. Perusahaan ini juga telah mendeklarasikan untuk memulai tahap selanjutnya, yaitu Transformasi 2.0 setelah sukses dengan Transformasi 1.0 pada tahun ini.

“Seiring bertambahnya usia, kinerja PLN Indonesia Power berkembang menjadi perusahaan yang lebih sustain dan leading serta siap menjawab tantangan dan perubahan landscape secara global,” kata Edwin.

Menurut Edwin, PLN Indonesia Power telah menjawab tantangan Growth Moonshot dan menjadikan perusahaan sebagai Global Player Geothermal nomor dua di dunia dengan mengelola 1.107,5 MW energi panas bumi. Selain itu, PLN Indonesia Power juga sukses mengembangkan berbagai Renewable Energy serta energi hijau alternatif.

“Yang terbaru, segera hadir Pembangkit Listrik Tenaga Air Jatigede dengan kapasitas 110 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Surya terapung di atas Waduk Singkarak dengan kapasitas 50 MW dan di Saguling sebesar 60 MW yang menggandeng mitra global tier 1 serta berhasil menghadirkan Green Hydrogen Plant Kamojang yang dibangun untuk menjadi pionir ekosistem hidrogen dari hulu hingga hilirnya seperti Hydrogen Refueling Station yang berlokasi di Senayan, Jakarta,” ujarnya.

“PLN Indonesia Power juga berhasil merealisasikan pembangunan pabrik Solar PV pertama dan terbesar di Indonesia dengan menggandeng Top Tier Solar PV Manufacture. Hal tersebut merupakan bentuk dukungan PLN Indonesia Power terhadap program Accelerated Renewable Energy Development,” tambah Edwin.

Di sisi lain, hadirnya PLTU Suralaya 9-10 yang mengusung teknologi Ultra Selective Catalytic Production semakin memperkuat komitmen korporasi dalam pengembangan pembangkit rendah karbon. PLTU Suralaya 9-10 yang juga merupakan Pembangkit Hybrid pertama di Indonesia ini memanfaatkan amonia hijau dan hidrogen hijau sebagai energi primernya.

Dalam mengakselerasi transisi energi, PLN Indonesia Power telah menjalankan proyek Hijaunesia yang dimulai dari tahun 2023. Proyek ini diawali dengan pengembangan EBT pada 13 lokasi di Indonesia melalui pembangunan 12 Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan 1 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu dengan total kapasitas 1.055 MW yang dilaksanakan secara bundling untuk mengakselerasi proses.

Edwin melanjutkan bahwa untuk mendukung upaya transisi energi yang berkelanjutan, PLN Indonesia Power selalu berkomitmen untuk menjalankan program penurunan emisi karbon dan peningkatan efisiensi energi, demi mewujudkan masa depan energi yang lebih hijau serta berkelanjutan.

Hal ini telah dibuktikan dengan penerbitan perdana Sertifikat Penurunan Emisi dari PLTM Gunung Wugul yang diperdagangkan di Bursa Carbon Indonesia. Selain itu, korporasi juga menjalankan program cofiring sebagai green booster transisi energi yang memanfaatkan biomassa sebagai energi primer di PLTU.

“PLTU Sintang sukses menerapkan firing 100 persen biomass dalam 24 jam secara kontinyu, lima unit lain sudah uji coba 100 persen dan 15 unit lainnya sudah terimplementasi cofiring biomass. Selain itu, PLN Indonesia Power juga telah sukses uji coba cofiring green hydrogen natural gas di PLTDG Pesanggaran dan selanjutnya melakukan uji cofiring green amonia di PLTU Labuan. Hal ini dilakukan korporasi untuk mengurangi emisi karbon dan siap mendukung Net Zero Emission 2060,” ujar Edwin.

Edwin menambahkan bahwa dalam mendukung kemajuan kinerja perusahaan, perlu adanya transformasi digital. Melalui Advanced Analytic dan Machine Learning, PLN Indonesia Power mampu meningkatkan kinerja aset menjadi lebih efisien dan andal sesuai standar best practice dunia.

Terkini