PGE dan PLN Indonesia Power: Inovasi Bersama dalam Energi Terbarukan

Selasa, 01 Oktober 2024 | 21:25:53 WIB

Jakarta - PLN Indonesia Power (PLN IP) menjalin kolaborasi dengan Pertamina Geothermal Energy (PGE) dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulubelu Binary Unit 30 MW dan Lahendong Binary Unit 15 MW. Kerjasama ini merupakan salah satu langkah Pemerintah Indonesia melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memaksimalkan potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) dan mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060.

Sinergi ini ditandai dengan penandatanganan Consortium Agreement antara PLN Indonesia Power dan Pertamina Geothermal Energy. Acara tersebut diselenggarakan di Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) Ke-10 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, dan disaksikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasojo, dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.

Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi geothermal terbesar di dunia, diperkirakan mencapai 40 persen dari potensi global, dengan kapasitas mencapai 24 ribu Mega Watt. Oleh karena itu, energi panas bumi harus terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan listrik secara optimal dengan rendah emisi, serta mewujudkan ekonomi hijau.

"Indonesia berkomitmen menjadi bagian penting dari langkah-langkah global dalam membangun ekonomi hijau dan beralih ke energi hijau. Ini adalah komitmen yang telah saya sampaikan di berbagai kesempatan," ungkap Joko Widodo.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menambahkan bahwa Indonesia saat ini memiliki kapasitas listrik sebesar 93 Giga Watt, di mana 13,7 GW atau 15 persen berasal dari energi baru terbarukan. Energi panas bumi dapat berperan penting dalam meningkatkan porsi EBT dalam bauran energi nasional.

"Kapasitas pembangkit listrik panas bumi di Indonesia saat ini mencapai 2,6 GW, menjadikannya sebagai yang terbesar kedua di dunia, dan pertumbuhannya selama 10 tahun terakhir telah meningkat dua kali lipat," ujarnya.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra menyatakan bahwa pembangkit panas bumi merupakan andalan dalam pengembangan EBT. Oleh karena itu, PLN Indonesia Power melakukan terobosan dengan menggandeng Pertamina Geothermal Energy.

"Kolaborasi ini merupakan langkah strategis untuk memanfaatkan potensi panas bumi Indonesia seoptimal mungkin," kata Edwin.

Kerja sama antara PLN Indonesia Power dan PGE mencakup pengembangan PLTP Cogeneration (Binary Unit) di lokasi Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Pertamina Geothermal Energy dengan potensi kapasitas mencapai 230 MW. Proyek ini akan mencakup PLTP Ulubelu Binary Unit 30 MW dan Lahendong Binary Unit 15 MW.

"Proyek ini bertujuan untuk mempercepat transisi energi dan mendukung kebijakan energi nasional dalam mencapai National Determined Contribution (NDC) serta program Net Zero Emission," tambahnya.

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Jufli Hadi menegaskan bahwa kerja sama antara PGE dan PLN IP merupakan bentuk nyata kolaborasi dalam pengembangan energi panas bumi.

"Kolaborasi adalah kunci untuk menciptakan ekosistem yang mendukung percepatan pengembangan panas bumi di Indonesia. Kerja sama ini adalah salah satu langkah yang diperlukan untuk kemajuan energi hijau yang memberi manfaat besar dan berkelanjutan, tidak hanya bagi kedua perusahaan, tetapi juga untuk Indonesia dan dunia," kata Jufli.

Terkini