PLN Dukung Pemanfaatan FABA Sesuai Standar Nasional Indonesia Baru

Jumat, 07 November 2025 | 16:01:00 WIB
PLN Dukung Pemanfaatan FABA Sesuai Standar Nasional Indonesia Baru

JAKARTA - Pemanfaatan limbah pembangkit listrik kini memasuki era baru. 

PT PLN (Persero) menyambut positif penetapan Standar Nasional Indonesia (SNI) 9387:2025 oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) terkait Fly Ash and Bottom Ash (FABA) atau abu sisa pembakaran Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebagai bahan pembenah tanah dan pupuk untuk pertanian. 

Standar ini menjadi tonggak penting dalam mengubah limbah menjadi sumber daya bernilai ekonomi tinggi yang aman bagi lingkungan.

Dengan konsep “waste to value”, SNI FABA membuka peluang besar bagi para pemangku kepentingan, mulai dari produsen, pengelola limbah, hingga petani. Standar ini berfungsi sebagai pedoman praktis dan hukum untuk memastikan pemanfaatan FABA tidak menimbulkan risiko bagi lingkungan maupun manusia.

Kepastian Hukum dan Teknis dari SNI FABA

Hendro Kusumo, Deputi Bidang Pengembangan Standar BSN, menyampaikan bahwa SNI FABA resmi ditetapkan pada 2 Oktober 2025.

 “Fungsi utama standar ini adalah menjadi acuan bagi para pemangku kepentingan. Misalnya, SNI ini menjadi pedoman untuk memastikan bahwa FABA dapat dimanfaatkan dengan aman, baik sebagai pembenah tanah maupun bahan baku pupuk,” ujarnya.

Hendro menjelaskan bahwa SNI FABA memiliki urgensi strategis. Standar ini menjamin konsistensi mutu produk, keamanan lingkungan, keselamatan konsumen, serta mendukung ekonomi sirkular dan ekonomi hijau. Lebih jauh, standar ini mendorong inovasi dan meningkatkan daya saing industri. Dengan pedoman yang jelas, pemanfaat FABA bisa bersertifikasi sesuai standar nasional.

“Maka siapa pun yang memanfaatkan produk turunan FABA ini nanti sudah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. Ini adalah langkah awal untuk leverage, naik kelas dari produk FABA menjadi lebih terpercaya,” tegas Hendro.

PLN Sambut Positif Standar Nasional Baru

PLN menilai langkah BSN sebagai dorongan positif untuk memperluas pemanfaatan limbah PLTU. Rizal Calvary Marimbo, Direktur Manajemen Pembangkitan PLN, menyebut SNI ini sebagai tonggak transformasi limbah menjadi aset ekonomi dan sosial.

“Dengan adanya SNI ini, seluruh pihak yang memanfaatkan produk turunan FABA memiliki pedoman yang jelas dan terpercaya. Ini adalah langkah penting agar FABA tidak lagi dianggap limbah, melainkan aset bernilai yang dapat mendukung pertanian dan ekonomi lokal,” ujar Rizal.

PLN telah lama melakukan inovasi pemanfaatan FABA. Berbagai aplikasi nyata termasuk pengerasan jalan, bahan bangunan, pembenah tanah, media tanam, hingga kompos. 

Dari 47 PLTU yang tersebar di Indonesia, potensi FABA yang dapat dimanfaatkan mencapai lebih dari 1,2 juta ton per tahun, cukup signifikan untuk mendukung pertanian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dampak Positif pada Pertanian

Di beberapa lokasi demonstrasi seperti PLTU Labuan, Bengkayang, Pacitan, dan Air Anyir, pemanfaatan FABA menunjukkan hasil positif. Tanah yang sebelumnya kurang subur menjadi lebih produktif berkat aplikasi FABA sebagai pembenah tanah.

Petani melaporkan peningkatan hasil panen dan kualitas tanah, sekaligus mendukung praktik pertanian berkelanjutan. Rizal menekankan bahwa standar nasional ini menjadi kunci agar pemanfaatan FABA tetap memenuhi aspek keselamatan, mutu, dan keberlanjutan.

“Dengan SNI pemanfaatan FABA, kita tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga menciptakan nilai ekonomi baru bagi masyarakat. FABA kini bukan lagi masalah, melainkan solusi bagi sektor pertanian,” pungkasnya.

Peluang Inovasi Produk Turunan FABA

Penetapan SNI 9387:2025 juga membuka peluang pengembangan produk turunan FABA lebih luas. Dari pupuk hingga pembenah tanah, produk ini kini memiliki landasan hukum dan teknis yang kuat. Keberadaan standar ini mendorong inovasi industri untuk menghasilkan produk bernilai tambah tinggi, sekaligus menjaga keamanan dan keberlanjutan.

Selain nilai ekonomi, pemanfaatan FABA mendukung aspek lingkungan. Limbah yang sebelumnya dibuang kini bisa digunakan sebagai media tanam atau pembenah tanah, sehingga mengurangi potensi pencemaran. 

Langkah ini sejalan dengan strategi nasional untuk mengurangi dampak limbah industri sekaligus meningkatkan produktivitas sektor pertanian.

Menjamin Kepastian dan Keberlanjutan

Dengan adanya SNI, semua pihak yang terlibat dalam pemanfaatan FABA memiliki pedoman teknis yang jelas. Standar ini mendorong praktik terbaik dalam pengelolaan limbah PLTU dan meminimalkan risiko kesehatan maupun lingkungan. 

Selain itu, standar ini memberikan dasar bagi sertifikasi produk, sehingga produk turunan FABA dapat dipercaya oleh konsumen maupun industri.

PLN dan BSN berharap, pemanfaatan FABA akan semakin luas dan inovatif ke depannya. Limbah yang dulu menjadi masalah kini berpotensi menjadi solusi strategis untuk pertanian produktif dan pembangunan ekonomi berkelanjutan. Kolaborasi ini menjadikan SNI FABA sebagai instrumen penting untuk meningkatkan nilai sosial, ekonomi, dan lingkungan dari limbah pembangkit listrik.

Penetapan SNI FABA bukan sekadar regulasi teknis, tetapi juga langkah strategis untuk mendukung ekonomi sirkular, pertanian produktif, dan pembangunan hijau. PLN dan BSN menegaskan bahwa pemanfaatan limbah PLTU harus sesuai standar, aman, dan bernilai ekonomi tinggi. 

Dengan pedoman yang jelas, FABA kini bukan lagi limbah, melainkan aset yang mendukung kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan.

Terkini

Cara Transfer Saldo Kartu Kredit BCA ke Rekening Pribadi

Jumat, 07 November 2025 | 17:21:38 WIB

10 Asuransi Kesehatan Terbaik Selain BPJS di 2025

Jumat, 07 November 2025 | 17:21:31 WIB

Cara Cek Resi JNE Tokopedia Cepat dan Akurat

Jumat, 07 November 2025 | 17:20:57 WIB