Energi Surya, Solusi Hemat dan Berkelanjutan bagi Industri Nasional

Minggu, 02 November 2025 | 09:55:17 WIB
Energi Surya, Solusi Hemat dan Berkelanjutan bagi Industri Nasional

JAKARTA - Ketika tekanan global terhadap penurunan emisi karbon semakin meningkat, sektor industri menjadi salah satu pihak yang paling terdampak. 

Kebutuhan energi yang besar, biaya operasional tinggi, dan tuntutan untuk menerapkan praktik bisnis berkelanjutan mendorong banyak perusahaan mencari solusi energi alternatif yang efisien dan ramah lingkungan. 

Di tengah transisi menuju ekonomi hijau, energi surya muncul sebagai pilihan strategis yang tidak hanya menekan biaya, tetapi juga memperkuat daya saing industri di tingkat global.

Sebagai pelopor dalam penyediaan solusi energi terbarukan, SUN Energy berperan aktif dalam mempercepat adopsi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di berbagai sektor industri Indonesia. Melalui pendekatan sistem yang efisien dan berkelanjutan, perusahaan ini membantu industri bertransformasi menuju operasi yang hemat energi dan rendah karbon.

Efisiensi Biaya Energi Jangka Panjang

Sektor industri menempati posisi tertinggi dalam konsumsi listrik nasional, dengan porsi mencapai sekitar 30 persen dari total penggunaan di Indonesia. Kondisi ini membuat efisiensi energi menjadi kebutuhan mendesak, terutama ketika biaya operasional terus meningkat. Salah satu solusi yang kini banyak dipilih adalah penggunaan energi surya melalui sistem PLTS.

Dengan memanfaatkan energi matahari, industri dapat menekan pengeluaran listrik hingga 30–40 persen, tergantung pada kapasitas sistem yang terpasang dan pola konsumsi energi masing-masing. Sistem PLTS menggantikan sebagian pasokan listrik dari jaringan nasional pada jam-jam puncak siang hari, ketika tarif listrik biasanya paling tinggi.

Selain memberikan penghematan biaya signifikan, sistem PLTS juga memiliki masa pakai hingga 25 tahun dengan perawatan yang relatif rendah. Kombinasi antara efisiensi ekonomi dan keberlanjutan inilah yang menjadikan energi surya sebagai solusi jangka panjang untuk meningkatkan daya saing industri, sekaligus mendukung target dekarbonisasi nasional.

Mendorong Daya Saing Industri di Pasar Global

Isu perubahan iklim kini bukan hanya persoalan lingkungan, tetapi juga telah menjadi faktor strategis dalam investasi dan perdagangan internasional. Industri yang mampu menunjukkan kinerja rendah karbon akan lebih mudah menarik minat investor dan menembus pasar ekspor.

a. Tekanan Global dan Transformasi Energi

Hasil survei IFM Investors menunjukkan bahwa 69 persen investor global menilai transisi energi bersih tidak bisa dihindari, dan 70 persen menjadikan keberlanjutan sebagai elemen utama dalam strategi investasi mereka. 

Artinya, penerapan energi surya bukan sekadar langkah efisiensi, melainkan juga strategi bisnis jangka panjang yang memperkuat reputasi perusahaan di mata investor berorientasi ESG (Environmental, Social, Governance).

b. Kebijakan Global Dorong Adaptasi Industri

Kebijakan seperti Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) yang mulai berlaku di Uni Eropa pada 2026 akan mengenakan biaya tambahan pada produk dengan jejak karbon tinggi. Langkah serupa juga tengah dipertimbangkan oleh Jepang dan Amerika Serikat. Dalam konteks ini, industri Indonesia yang berorientasi ekspor harus segera beradaptasi agar tetap kompetitif.

Dengan memanfaatkan PLTS, industri dapat menekan intensitas emisi produksi, memastikan kepatuhan terhadap standar green supply chain global, serta mempertahankan akses pasar di negara-negara yang menerapkan regulasi ketat terkait karbon.

c. Peluang Akses ke Pembiayaan Hijau

Tren investasi hijau juga menunjukkan peningkatan pesat. Berdasarkan laporan Investor Agenda (2024), lebih dari 230 investor global telah memiliki rencana aksi transisi iklim. Perusahaan yang telah mengintegrasikan energi surya dalam kegiatan operasionalnya akan lebih mudah mendapatkan pembiayaan hijau, karena memiliki data pengurangan emisi yang jelas dan terukur.

Dengan demikian, energi surya tidak hanya membantu industri mengurangi emisi, tetapi juga memperkuat posisi mereka di pasar global yang kini semakin menghargai produk rendah karbon dan ramah lingkungan.

Mempermudah Kepatuhan terhadap Regulasi Emisi Nasional

Komitmen pemerintah Indonesia terhadap pembangunan industri hijau kini diikuti dengan kebijakan konkret. Melalui Surat Edaran (SE) Menperin No. 2/2025, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mewajibkan setiap perusahaan melaporkan data emisi gas rumah kaca melalui portal Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas).

Kebijakan ini bertujuan membangun basis data nasional emisi industri sebagai langkah awal menuju dekarbonisasi sektor manufaktur. Dalam konteks ini, penerapan energi surya memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan untuk memenuhi kewajiban pelaporan tersebut.

Dengan mengoperasikan PLTS pada jam-jam siang hari, industri dapat mengurangi penggunaan listrik berbasis bahan bakar fosil yang beremisi tinggi. Hasil pemanfaatan energi surya juga memungkinkan perusahaan memiliki catatan pengurangan emisi yang terukur, sehingga lebih mudah dalam proses pelaporan kepada pemerintah maupun investor.

Lebih jauh, data emisi yang transparan dan terdokumentasi dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan dalam hal praktik bisnis berkelanjutan, memperkuat kepercayaan mitra global, serta membuka peluang kerja sama dalam rantai pasok hijau internasional.

Menuju Masa Depan Industri Hijau

Pemanfaatan energi surya kini bukan sekadar langkah efisiensi, melainkan bagian integral dari strategi transformasi industri nasional. Dengan dukungan solusi terintegrasi dari SUN Energy, perusahaan di berbagai sektor dapat mempercepat transisi menuju operasi rendah karbon tanpa mengorbankan efisiensi operasional.

Energi surya menghadirkan manfaat ganda: menghemat biaya, memenuhi kewajiban regulasi, dan memperkuat daya saing global. Dalam jangka panjang, inisiatif ini akan membantu industri Indonesia berperan lebih besar dalam rantai pasok hijau dunia serta berkontribusi terhadap pencapaian net zero emission nasional.

Terkini

16 Tempat Makan Enak di Godean Jogja yang Wajib Dicoba

Minggu, 02 November 2025 | 11:21:54 WIB

Resep Bumbu Pecak Ikan Nila Pedas Gurih Khas Nusantara

Minggu, 02 November 2025 | 11:21:53 WIB

Billie Eilish Donasi Rp191 Miliar, Ini Total Kekayaannya!

Minggu, 02 November 2025 | 11:21:52 WIB

WHO Waspadai Lonjakan Kasus Mpox, Malaysia Ikut Terdeteksi

Minggu, 02 November 2025 | 11:21:51 WIB