DPR RI Panggil Erick Thohir Usai Timnas Gagal ke Piala Dunia

Jumat, 24 Oktober 2025 | 10:05:58 WIB
DPR RI Panggil Erick Thohir Usai Timnas Gagal ke Piala Dunia

JAKARTA - Kegagalan Timnas Indonesia melaju ke Piala Dunia 2026 kini berbuntut panjang di ranah politik dan olahraga nasional.
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) memastikan akan memanggil Ketua Umum PSSI sekaligus Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir untuk memberikan penjelasan terkait hasil mengecewakan tersebut.

Langkah ini disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI, MY Esti Wijayati, yang menilai Erick perlu mempertanggungjawabkan sejumlah keputusan strategis yang diambil selama memimpin federasi sepak bola nasional.

“Saat itu beliau menyebut Patrick sebagai pilihan terbaik, hasil dari kalkulasi matang,” ujar Esti.

Pemanggilan ini dipandang sebagai bentuk evaluasi kinerja PSSI dan pemerintah dalam membangun sepak bola nasional yang selama ini masih penuh harapan, namun kembali gagal memenuhi ekspektasi publik.

Evaluasi Usai Keputusan Ganti Pelatih Dinilai Gagal Total

Sorotan utama DPR RI tertuju pada keputusan PSSI mengganti pelatih Shin Tae-yong dengan Patrick Kluivert, mantan bintang tim nasional Belanda.
Kebijakan itu semula diklaim sebagai langkah strategis untuk membawa Timnas ke level yang lebih tinggi. Namun hasilnya justru sebaliknya — Indonesia gagal total di babak kualifikasi Piala Dunia 2026.

Esti mengingat kembali pernyataan Erick Thohir saat mengumumkan perekrutan Kluivert, yang saat itu disebut sebagai pilihan terbaik hasil evaluasi mendalam.
Namun, perjalanan skuad Garuda justru menunjukkan hasil yang tak sesuai harapan.

“Bahkan dengan dukungan naturalisasi. Tetapi sekarang hasilnya gagal total. Jadi, beliau harus bertanggung jawab,” tegas Esti.

Ia menambahkan bahwa keputusan pergantian pelatih itu menjadi titik balik yang justru menurunkan performa Timnas, bukan meningkatkan.
Pergantian dari Shin ke Kluivert dianggap terlalu berisiko, mengingat Shin Tae-yong sebelumnya berhasil meningkatkan kualitas permainan dan membangun kedisiplinan di tubuh tim nasional.

Kekecewaan Publik Jadi Tekanan Politik Baru

Kegagalan ini tidak hanya mengecewakan kalangan penggemar sepak bola, tetapi juga menimbulkan reaksi emosional di tingkat publik.
Harapan besar untuk melihat Timnas Indonesia tampil di ajang tertinggi sepak bola dunia berubah menjadi kekecewaan mendalam.

Esti mengaku ikut merasakan keresahan itu, bahkan meski dirinya bukan pengikut sepak bola nasional secara intens.

“Kekecewaan masyarakat itu sangat terasa. Saya sendiri jarang mengikuti sepak bola kecuali PSS Sleman,” ujarnya.
“Tetapi untuk level nasional, semua berharap Timnas bisa lolos ke Piala Dunia.”

Ia menegaskan bahwa hasil ini tidak bisa hanya dianggap sebagai “nasib buruk” semata. Ada kebijakan dan keputusan yang perlu dievaluasi secara transparan.

“Tiba-tiba gagal dan ini jelas bukan sekadar takdir,” lanjutnya.

Dalam konteks politik olahraga, pemanggilan Erick Thohir oleh DPR RI mencerminkan bahwa sepak bola kini bukan sekadar hiburan rakyat, tetapi juga isu strategis nasional yang melibatkan anggaran, kebijakan, dan kredibilitas pemerintah.

PSSI dan Menpora Didesak Beri Penjelasan Terbuka

Sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, Erick Thohir berada di bawah pengawasan langsung DPR RI.
Karena itu, Komisi X DPR memiliki kewenangan untuk memanggilnya dan meminta laporan menyeluruh mengenai langkah-langkah yang diambil, baik sebagai Menpora maupun sebagai Ketua Umum PSSI.

“Beliau harus memberikan penjelasan langsung mengenai kegagalan ini,” tegas Esti.

Pemanggilan ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang saling menyalahkan, tetapi juga evaluasi menyeluruh terhadap arah pembinaan sepak bola nasional.
DPR menilai perlu ada transparansi mengenai perencanaan jangka panjang PSSI, terutama terkait naturalisasi pemain diaspora, sistem kompetisi, serta manajemen pelatih asing.

Sebelumnya, langkah serupa juga pernah dilakukan DPR RI saat PSSI menghadapi kritik keras dari publik, terutama ketika pergantian pelatih dilakukan tanpa komunikasi terbuka kepada masyarakat sepak bola.
Kini, sejarah tampaknya kembali berulang — dan kali ini, ekspektasi publik terhadap Erick jauh lebih tinggi karena posisinya yang strategis di dua lembaga penting sekaligus.

Gagalnya Misi Besar dan Pertaruhan Kepemimpinan Erick Thohir

Kegagalan Timnas Indonesia di kualifikasi Piala Dunia 2026 bukan sekadar soal kalah di lapangan. Ia menjadi ujian terbesar bagi kepemimpinan Erick Thohir di dunia olahraga.
Sebagai figur publik yang juga menjabat sebagai menteri dan ketua federasi, Erick menghadapi tekanan politik, publik, dan moral sekaligus.

Sebelumnya, ia dikenal sukses memimpin transformasi di beberapa sektor, termasuk perbaikan tata kelola olahraga dan pengelolaan BUMN. Namun, dunia sepak bola terbukti menghadirkan tantangan tersendiri.

Publik menilai, setelah gelombang dukungan besar, reformasi di tubuh PSSI belum sepenuhnya terwujud.
Kegagalan ke Piala Dunia memperlihatkan bahwa pembenahan sistem sepak bola nasional belum menyentuh akar masalah: pembinaan pemain muda, konsistensi pelatih, serta strategi jangka panjang.

Dalam waktu dekat, pemanggilan Erick Thohir ke DPR RI akan menjadi momentum penting untuk mengurai persoalan ini secara terbuka.
Publik menanti jawaban — bukan sekadar alasan teknis — melainkan komitmen nyata membangun masa depan sepak bola Indonesia yang berdaya saing global.

Momentum Refleksi dan Tanggung Jawab

Kegagalan Timnas Indonesia menuju Piala Dunia 2026 memang menyakitkan, tetapi bisa menjadi titik balik penting bagi pembenahan sepak bola nasional.
Pemanggilan Erick Thohir oleh DPR RI bukan semata bentuk kritik, melainkan mekanisme akuntabilitas publik atas tanggung jawab yang diemban seorang pejabat sekaligus pengambil keputusan utama di dunia olahraga.

Seperti disampaikan MY Esti Wijayati,

“Kita semua berharap Timnas bisa lolos ke Piala Dunia. Tiba-tiba gagal dan ini jelas bukan sekadar takdir.”

Kini publik menunggu — apakah Erick Thohir akan mampu menjawab kekecewaan ini dengan langkah nyata, atau justru menambah panjang daftar kegagalan yang membuat sepak bola nasional terus berjalan di tempat.

Terkini