JAKARTA - Persaingan mobil listrik berukuran kompak di pasar Tiongkok semakin sengit. Setelah sebelumnya Wuling sukses dengan Air ev dan BinguoEV, kini pabrikan asal Negeri Tirai Bambu tersebut menghadirkan model baru yang lebih terjangkau, yakni Wuling Aishang A100C.
Mobil ini bukan sekadar pelengkap lini kendaraan listrik Wuling, melainkan upaya strategis menyasar segmen anak muda yang mencari kendaraan ramah lingkungan dengan harga ramah kantong.
Model ini menjadi bagian dari seri baru bertajuk “Aishang” yang dipersiapkan Wuling untuk memperluas basis konsumen muda di segmen mobil listrik mikro.
Harga di Bawah Rp100 Juta, Lebih Murah dari BYD Atto 1
Dilansir dari Carnewschina, Wuling Aishang A100C dibanderol mulai 39.800 yuan, atau sekitar Rp92,8 juta bila dikonversi ke nilai tukar rupiah saat ini.
Angka tersebut membuat Aishang A100C menjadi salah satu mobil listrik termurah di pasar Cina, bahkan lebih murah dibandingkan BYD Atto 1, yang selama ini dikenal sebagai EV paling terjangkau di kelasnya.
Sebagai perbandingan, BYD Atto 1 dijual 56.800 yuan untuk varian termurah, atau sekitar Rp132,5 juta. Dengan selisih harga mencapai hampir Rp40 juta, Wuling tampak berusaha memosisikan Aishang A100C sebagai alternatif hemat bagi pembeli muda dan pengguna kendaraan pertama.
Wuling memang dikenal sebagai produsen yang agresif dalam menghadirkan kendaraan listrik murah, dan Aishang A100C memperkuat reputasi tersebut. Dengan harga di bawah Rp100 juta, model ini berpotensi mendorong tren EV massal di Cina dan negara berkembang lainnya.
Desain Kompak dan Gaya Modern ala Anak Muda
Dari sisi tampilan, Wuling Aishang A100C tampil dengan desain minimalis namun tetap nyentrik. Sekilas, gaya desainnya mengingatkan pada Changan Lumin EV, terutama di bagian lampu depan yang berbentuk bulat dan khas city car mungil.
Mobil ini mengusung dimensi panjang 3.285 mm, lebar 1.708 mm, dan tinggi 1.550 mm, dengan wheelbase 1.980 mm. Ukuran tersebut menegaskan posisinya sebagai city car sejati, mudah bermanuver di jalan perkotaan yang padat.
Eksterior Aishang A100C tampil segar berkat kombinasi warna two-tone pada bodi dan pelek, memberikan kesan ceria dan personal — sesuai dengan target konsumen muda.
Sementara interiornya tetap fungsional dan ringkas, seperti pada model Wuling Air ev.
Kabin menampilkan desain sederhana tanpa banyak tombol fisik. Setir berpalang dua dilengkapi sejumlah pengaturan di sisi kanan, termasuk untuk fungsi volume dan kontrol audio.
Pendekatan minimalis ini bukan tanpa alasan. Wuling berusaha menciptakan pengalaman berkendara yang intuitif dan bebas distraksi, sejalan dengan gaya hidup generasi muda yang mengutamakan kepraktisan.
Tenaga 51 HP dan Jarak Tempuh 220 Kilometer
Untuk performa, Wuling Aishang A100C dibekali motor listrik tunggal penggerak roda belakang, dengan tenaga maksimum 35 kW (51 HP) dan torsi 83 Nm.
Tenaga ini memang tidak besar, tetapi cukup untuk mobil berukuran mungil yang dirancang untuk mobilitas perkotaan.
Sebagai sumber daya, Aishang A100C menggunakan baterai LFP (Lithium Iron Phosphate) buatan Gotion, berkapasitas 17,65 kWh.
Dengan baterai tersebut, mobil ini diklaim mampu menempuh jarak hingga 220 kilometer dalam kondisi baterai penuh berdasarkan metode uji CLTC.
Kemampuan jelajah itu menjadikannya ideal untuk penggunaan harian di kota besar, seperti perjalanan ke kantor, kampus, atau kegiatan sosial tanpa perlu khawatir kehabisan daya.
Dalam laporan Carnewschina, Wuling menegaskan bahwa Aishang A100C merupakan bagian dari strategi memperluas segmen entry-level EV dengan harga paling terjangkau namun tetap efisien.
Kombinasi baterai hemat, dimensi kecil, dan daya jelajah cukup menjadikan mobil ini solusi mobilitas perkotaan yang ekonomis dan ramah lingkungan.
Potensi Masuk Indonesia, Ikuti Tren EV Mungil
Tren mobil listrik mungil sedang menggeliat di Indonesia. Sejumlah pabrikan asal Cina, termasuk BYD, Jetour, dan Changan, tengah menyiapkan lini kendaraan listrik baru untuk pasar Tanah Air.
Model seperti Changan Lumin EV bahkan disebut-sebut akan meluncur di ajang Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025.
Dengan harga kompetitif dan spesifikasi yang efisien, tidak tertutup kemungkinan Wuling Aishang A100C juga akan menyusul masuk ke pasar Indonesia.
Apalagi, Wuling sudah memiliki rekam jejak kuat di Indonesia melalui kesuksesan Air ev, yang diterima dengan baik oleh konsumen perkotaan.
Jika benar masuk, Aishang A100C akan menjadi opsi baru di bawah Air ev, menyasar segmen pasar yang lebih luas — khususnya anak muda, pelajar, dan pengguna mobil pertama.
Langkah ini sejalan dengan misi besar Wuling dalam mendorong adopsi kendaraan listrik massal di Asia Tenggara. Dengan kombinasi harga murah, efisiensi tinggi, dan desain menarik, Aishang A100C berpotensi mengubah cara masyarakat memandang EV.
“Mobil ini dirancang untuk konsumen muda yang ingin punya kendaraan listrik stylish dengan harga terjangkau,” tulis Carnewschina dalam laporannya.
Wuling dan Masa Depan EV Terjangkau
Kehadiran Wuling Aishang A100C menegaskan komitmen perusahaan untuk memperluas portofolio mobil listrik murah di berbagai negara.
Dengan strategi harga yang agresif, Wuling berupaya menjangkau konsumen yang selama ini menganggap mobil listrik sebagai produk mewah.
Model ini diharapkan dapat menjadi pintu masuk generasi muda ke dunia kendaraan listrik, sekaligus mempercepat transisi menuju transportasi yang lebih ramah lingkungan.
Melalui kombinasi antara inovasi desain, efisiensi energi, dan keterjangkauan harga, Wuling Aishang A100C bukan hanya pesaing baru di pasar Cina, tetapi juga simbol evolusi kendaraan listrik massal di masa depan.