Wacana Spin Off BSI, Peluang Mandiri Baru di Perbankan Syariah

Selasa, 21 Oktober 2025 | 09:53:55 WIB
Wacana Spin Off BSI, Peluang Mandiri Baru di Perbankan Syariah

JAKARTA - Isu rencana pemisahan atau spin off PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) kembali mencuri perhatian publik.

 Kabar ini mencuat setelah beredar informasi bahwa wacana tersebut akan menjadi salah satu agenda strategis dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar dalam waktu dekat.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo memilih bersikap hati-hati. Ia menegaskan bahwa segala keputusan terkait struktur kepemilikan BSI merupakan kewenangan para pemegang saham.

“Mengenai BSI akan dilepas dari perusahaan induk, hal tersebut merupakan ranah pemegang saham,” ujar Anggoro.

Lebih lanjut, Anggoro menjelaskan bahwa fokus utama BSI saat ini adalah menjaga pertumbuhan bisnis agar sejalan dengan harapan pemegang saham dan para stakeholder.

“Terkait dengan adanya info tersebut, BSI akan mengikuti keputusan pemegang saham dan tunduk pada ketentuan yang berlaku,” tambahnya.

BSI Fokus Perkuat Kinerja dan Ekspansi Bisnis

Anggoro menegaskan bahwa sejak lahir pada 2021, BSI telah menjadi simbol komitmen pemerintah dalam mendorong ekonomi syariah sebagai arus baru pertumbuhan nasional. Dalam kurun waktu tiga tahun, bank hasil merger tiga entitas syariah BUMN ini berhasil mengelola lebih dari 22 juta nasabah.

“Sejak berdiri, BSI membuktikan bahwa bank syariah dengan aset besar mampu meningkatkan penetrasi pasar keuangan syariah sebesar 7%—8%,” katanya.

Kinerja tersebut diikuti dengan rasio keuangan yang terus tumbuh di atas rata-rata industri perbankan nasional. Menurut Anggoro, performa ini menjadi dorongan bagi BSI untuk terus memperluas ekspansi bisnis dan memperkuat posisinya sebagai bank syariah pilihan utama masyarakat.

Memasuki kuartal III/2025, BSI fokus pada strategi ekspansi berbasis segmen consumer dan retail, dengan menonjolkan produk berkarakter unique sharia proposition seperti pembiayaan haji dan tabungan emas. 

Langkah ini menjadi bagian dari rencana bisnis tahunan perusahaan yang telah tertuang dalam Rencana Bisnis Bank (RBB).

Potensi BSI Jika Berdiri Sendiri

Wacana spin off dari Bank Mandiri menimbulkan beragam pandangan di kalangan pengamat. Salah satunya datang dari Pengamat Keuangan Syariah, Sutan Emir Hidayat, yang menilai bahwa pemisahan BSI justru berpotensi membuka ruang pertumbuhan yang lebih besar bagi bank syariah tersebut.

“Kinerja BSI sedang sangat baik. Jika menjadi entitas yang lebih mandiri, ruang geraknya akan lebih luas, fleksibel, dan fokus pada pengembangan pasar keuangan syariah nasional. Ini bisa menjadi peluang BSI untuk melesat lebih jauh,” ujar Sutan.

Menurutnya, langkah ini tidak hanya akan berdampak pada BSI, tetapi juga pada arah pengembangan industri perbankan syariah di Indonesia secara keseluruhan. Dengan posisi sebagai pemain utama, BSI dapat lebih leluasa menentukan strategi bisnisnya tanpa ketergantungan pada perusahaan induk.

Selain itu, Sutan menilai bahwa rencana pemisahan juga dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap BSI. Apalagi, status BSI yang kini telah menjadi bullion bank—setara dengan Pegadaian—memberi nilai tambah tersendiri.

“Tentu, apalagi sekarang harga emas sedang tinggi, keputusan strategis ini akan mendorong naiknya harga saham BSI,” tuturnya.

Tantangan Spin Off dan Syarat Keberhasilan

Meski menyimpan potensi besar, Sutan mengingatkan bahwa proses pemisahan harus dilakukan dengan perencanaan yang matang. Selama ini, BSI mendapat dukungan signifikan dari Bank Mandiri, mulai dari sisi infrastruktur, likuiditas, hingga jaringan operasional.

“Jika pemisahan dilakukan, diperlukan masa transisi yang terencana dan mekanisme pengalihan dukungan yang jelas, agar tidak terjadi gangguan pada operasional maupun persepsi pasar,” ujarnya.

Ia menilai bahwa terdapat tiga faktor utama yang akan menentukan keberhasilan pemisahan BSI dari Bank Mandiri. Pertama, penguatan tata kelola dan manajemen risiko. Kedua, permodalan yang memadai dan berkelanjutan. Ketiga, penyusunan roadmap transisi yang terukur serta transparan.

“Apabila ketiga faktor ini terpenuhi, BSI tidak hanya siap lepas, tetapi juga berpotensi menjadi pemain utama dalam industri perbankan syariah di kawasan regional,” kata Sutan.

Respons Pihak Danantara

Sementara itu, Chief Executive Officer Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, yang disebut-sebut akan menjadi pihak penerima pengalihan kepemilikan BSI, memilih untuk tidak memberikan komentar panjang mengenai isu tersebut.

Saat dikonfirmasi usai menghadiri agenda HIPMI–Danantara Indonesia Business Forum 2025 di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Rosan hanya memberikan jawaban singkat. “Ya, terima kasih ya,” ujarnya singkat.

Masa Depan Ekonomi Syariah Nasional

Apapun arah keputusan pemegang saham nanti, keberadaan BSI telah menjadi tonggak penting dalam transformasi industri keuangan syariah Indonesia. 

Dengan total aset yang terus bertumbuh, basis nasabah yang masif, serta fokus pada inovasi layanan, BSI kini dipandang sebagai salah satu motor utama dalam membangun ekonomi syariah yang inklusif dan berdaya saing global.

Baik tetap di bawah naungan Bank Mandiri maupun berdiri sendiri, BSI diharapkan tetap memegang peran strategis dalam memperkuat perbankan nasional berbasis prinsip syariah. 

Wacana spin off ini pun menjadi momentum untuk menegaskan kesiapan industri keuangan syariah menghadapi persaingan regional sekaligus memperkuat kontribusinya terhadap perekonomian nasional.

Terkini