JAKARTA - Perkembangan teknologi digital telah mengubah cara masyarakat Indonesia berbelanja.
Tidak hanya sekadar berganti metode, tetapi juga membentuk ekosistem yang jauh lebih dinamis dan inklusif. Kini, belanja online bukan lagi sekadar tren sesaat, melainkan bagian dari gaya hidup baru.
Berbagai inovasi, mulai dari social commerce, pembayaran digital seperti paylater, hingga pengiriman super cepat, semakin memudahkan konsumen dan pelaku usaha beradaptasi.
Seiring dengan itu, nilai transaksi e-commerce yang meroket hingga mencapai ratusan triliun rupiah mencerminkan bagaimana digitalisasi merangsek ke setiap sudut ekonomi. Bagaimana pelaku usaha dan penjual memanfaatkan peluang ini menjadi kunci kesuksesan di era serba digital.
Bayangkan, dengan satu klik, konsumen bisa menemukan produk favoritnya, melakukan pembayaran secara nontunai, dan menerima barang dalam waktu singkat.
Lebih menarik lagi, para pelaku usaha kini bisa menjangkau audiens yang lebih luas dengan bantuan platform social commerce, yang memadukan interaksi sosial dengan transaksi jual-beli secara online.
Kesuksesan social commerce ini terbukti lewat event Kalodata Indonesia Social Commerce Conference (KISCC) 2025 yang digelar di Smesco, Jakarta Selatan. Event ini bukan hanya sebuah konferensi, melainkan ajang edukasi dan networking bagi penjual, kreator, influencer, dan agensi.
Mereka berkumpul untuk belajar strategi terkini, berbagi wawasan, serta mengoptimalkan penggunaan data dan algoritma di platform e-commerce, khususnya TikTok Shop.
Lawrence Guo, Co-founder dan COO Kalodata, menegaskan bahwa acara ini menjadi sarana penting untuk membantu pelaku usaha dan kreator berkembang:
“Ini bukan pertama kali kami melakukan acara seperti ini. Ini adalah konferensi kedua kami. Ketika kami mulai bisnis 3 tahun lalu di Indonesia, kami sudah menyiapkan kantor. Kita siap membantu penjual dan kreator untuk berkembang di Indonesia.”
Hasilnya, KISCC 2025 sukses menghadirkan lebih dari 9.000 peserta dalam dua hari acara, jauh lebih besar dibandingkan tahun lalu yang hanya sekitar 1.000 peserta. Brand lokal dan internasional juga ambil bagian dengan membuka stan produk, diiringi kehadiran influencer dan Key Opinion Leader (KOL) dari dalam dan luar negeri, seperti Malaysia dan Thailand.
“Kami mengumpulkan banyak brand lokal dan internasional, serta banyak sumber influencer. Kami bisa mengumpulkan semua influencer dari agensi atau dari KOL, karena kita sudah bekerja dengan mereka selama ini,” tambah Lawrence.
Event dua hari ini memberikan kesempatan bagi pelaku usaha dari berbagai kota untuk mengikuti rangkaian edukasi dan pameran produk secara langsung. Dengan berbagai sesi edukasi teknis social commerce dan analisa algoritma data, peserta dapat langsung menerapkan ilmu tersebut di bisnis mereka.
Di tengah persaingan bisnis digital yang semakin ketat, penting bagi pelaku usaha untuk terus belajar dan mengikuti perkembangan terbaru agar tidak tertinggal. Social commerce bukan sekadar tren sementara, melainkan masa depan berjualan online yang harus dikuasai.
Dengan pertumbuhan pengguna e-commerce yang terus meningkat, para penjual dan kreator harus memanfaatkan momentum ini sebaik-baiknya. KISCC 2025 dan event serupa menjadi momen yang tepat untuk memperkuat kemampuan dan membangun jaringan kolaborasi yang strategis.
Dengan memahami data dan algoritma social commerce, pelaku usaha dapat mengoptimalkan penjualan dan meningkatkan engagement dengan konsumen. Metode pembayaran yang fleksibel dan pengiriman cepat juga memperkaya pengalaman berbelanja, mendorong loyalitas pelanggan.
Selain itu, edukasi yang diberikan di KISCC 2025 membuka wawasan baru tentang bagaimana menggunakan teknologi secara efektif dalam pemasaran digital. Pelaku usaha tidak hanya belajar teori, tetapi juga mendapatkan contoh langsung dari para ahli dan praktisi sukses.
Kalodata, sebagai platform analisa data social commerce, sudah tiga tahun beroperasi di Indonesia dengan kantor pusat dan tim lokal yang berkomitmen mendukung perkembangan industri ini. Keberhasilan KISCC 2025 yang diikuti ribuan peserta dan melibatkan berbagai brand besar menunjukkan otoritas Kalodata dalam menggerakkan ekosistem social commerce di Indonesia.
Lawrence Guo menyampaikan bahwa langkah ini adalah bagian dari strategi jangka panjang:
"Tahun depan, mungkin akan mengadakan konferensi yang lebih besar lagi," menunjukkan bahwa Kalodata terus berinovasi dan memperluas jangkauan edukasi serta solusi data.
Selain edukasi dan pameran produk, event ini menjadi kesempatan emas bagi peserta untuk membangun koneksi bisnis yang berharga. Kolaborasi antara penjual, kreator, influencer, dan agensi bisa membuka peluang baru dalam pengembangan bisnis digital.
Tidak hanya itu, para peserta juga mendapatkan insight eksklusif tentang tren terbaru seperti penggunaan algoritma di TikTok Shop, metode pembayaran nontunai dan paylater, serta strategi pengiriman super cepat yang menjadi faktor kunci keberhasilan social commerce.
Transformasi digital mendorong perubahan besar di sektor ritel Indonesia. Social commerce menjadi katalis utama pertumbuhan belanja online yang semakin masif.
Event seperti KISCC 2025 memperlihatkan bagaimana edukasi, teknologi, dan kolaborasi dapat membantu pelaku usaha menavigasi lanskap bisnis yang terus berubah.
Dengan dukungan data dan pengetahuan yang tepat, masa depan social commerce di Indonesia terlihat semakin cerah dan penuh peluang.