Ekspansi Global Prajogo Pangestu, Dua Emiten Andalan Bidik Pertumbuhan Baru

Rabu, 15 Oktober 2025 | 11:06:42 WIB
Ekspansi Global Prajogo Pangestu, Dua Emiten Andalan Bidik Pertumbuhan Baru

JAKARTA - Dua perusahaan dalam jaringan bisnis konglomerat Prajogo Pangestu, yakni PT Petrosea Tbk (PTRO) dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), resmi melangkah ke pasar internasional.

 Langkah ekspansi ini menjadi bagian dari strategi besar Grup Barito untuk memperluas sumber pendapatan di luar negeri sekaligus memperkuat posisi di rantai pasok global.

Ekspansi lintas negara ini dinilai para analis sebagai langkah strategis yang akan memperkokoh fondasi bisnis Prajogo di tengah tantangan ekonomi global. 

PTRO menjalin kerja sama proyek tambang emas di Pakistan, sedangkan TPIA memperkuat portofolionya lewat akuisisi perusahaan teknik industri di Singapura.

Strategi Diversifikasi Global Grup Barito

Head of Research Korea Investment and Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi, menilai langkah ekspansi dua emiten ini sejalan dengan strategi diversifikasi pendapatan Grup Barito. 

Menurutnya, penetrasi ke pasar internasional memberikan manfaat jangka panjang dalam memperluas basis pendapatan dan memperkuat efisiensi rantai pasok.

“Dari sisi fundamental, ekspansi global memperluas revenue base, membuka peluang sinergi antar entitas grup, serta memperkuat daya saing di pasar internasional,” jelas Wafi.

Ia menambahkan bahwa ekspansi lintas negara ini memberikan sinyal positif bagi investor. Aksi korporasi semacam ini menunjukkan bahwa Grup Barito tidak hanya agresif dalam memperluas bisnis, tetapi juga selektif dalam memilih proyek dengan potensi jangka panjang.

Namun, Wafi juga mengingatkan bahwa ekspansi internasional membawa konsekuensi risiko tambahan, mulai dari ketidakpastian geopolitik, perbedaan regulasi, hingga kebutuhan pendanaan yang lebih besar. 

Meski begitu, ia menilai langkah ini tetap berpotensi memberikan hasil positif dalam jangka menengah hingga panjang.

Prospek Saham PTRO dan TPIA

Dari sisi pasar modal, langkah ekspansi ini berpotensi memberikan dorongan terhadap harga saham kedua emiten. Wafi merekomendasikan investor untuk tetap berhati-hati namun optimistis terhadap kinerja PTRO dan TPIA.

Untuk PTRO, ia menyarankan investor melakukan aksi tahan (hold) dengan target harga Rp5.500 per saham. Sementara, saham TPIA direkomendasikan untuk dikoleksi dengan target harga Rp9.500 per saham.

Adapun menurut analisis teknikal Samuel Sekuritas Indonesia, level support PTRO berada di kisaran Rp6.667 dan Rp6.858, sementara resistance ada di Rp7.283 dan Rp7.517 dengan pivot di level Rp7.092.

Kondisi ini menunjukkan bahwa saham PTRO masih memiliki potensi penguatan terbatas di jangka pendek, seiring realisasi proyek luar negeri yang tengah berjalan.

Petrosea Perluas Jasa Tambang ke Pakistan

Salah satu langkah konkret ekspansi global Grup Barito datang dari Petrosea. Perusahaan jasa pertambangan ini memperluas bisnisnya ke Pakistan melalui anak usaha barunya, Petrosea Solutions Pakistan (Private) Limited.

Melalui entitas tersebut, Petrosea menandatangani perjanjian pelaksanaan awal atau Limited Notice to Proceed dengan Reko Diq Mining Company (Private) Limited, salah satu perusahaan tambang emas dan tembaga terbesar di Pakistan.

Proyek ini mencakup layanan Engineering, Procurement, and Construction (EPC) dengan nilai kontrak mencapai US$ 26,2 juta atau sekitar Rp432 miliar. Pekerjaan diperkirakan rampung dalam waktu 10 bulan.

Mayoritas saham Petrosea Solutions Pakistan, yakni sebesar 99%, dimiliki oleh Petrosea Services Solutions Pte. Ltd., sementara Petrosea Tbk menggenggam 1% sisanya. 

Langkah ini menandai ekspansi penting Petrosea ke pasar jasa pertambangan global setelah sebelumnya berfokus di Indonesia.

“Penandatanganan perjanjian ini menjadi bukti ekspansi Petrosea di lini jasa EPC serta perluasan basis klien internasional, guna memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan,” kata Presiden Direktur Petrosea, Michael, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (8/10).

Chandra Asri Kuasai Perusahaan Teknik Industri di Singapura

Sementara itu, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) memperluas jaringan bisnisnya melalui akuisisi saham perusahaan teknik dan konstruksi asal Singapura, Hiap Seng Industries Limited. 

Pada Juli 2025, TPIA resmi menguasai 11,9% saham perusahaan yang telah beroperasi lebih dari tujuh dekade di sektor energi dan industri tersebut.

Selain akuisisi, TPIA juga mendirikan Aster Engineering Services Pte Ltd, entitas baru yang berfokus pada layanan teknik multidisiplin serta pemeliharaan pabrik di sektor minyak, gas, petrokimia, dan terminal kimia di Asia Tenggara.

Aster Engineering Services merupakan bagian dari Aster Chemicals and Energy Pte. Ltd., anak usaha CAPGC Pte. Ltd., yang merupakan perusahaan patungan antara Chandra Asri Capital Pte. Ltd. dan Glencore Asian Holdings Pte. Ltd.

Langkah ini memperkuat operasional kilang terintegrasi Aster di Pulau Bukom serta aset kimia hilir di Pulau Jurong, Singapura. Ke depan, Aster Engineering Services berencana menjalin kemitraan dengan Hiap Seng untuk memperluas jangkauan layanan dan menciptakan efisiensi operasional lintas proyek.

Potensi Sinergi dan Nilai Tambah Jangka Panjang

Ekspansi global dua emiten Prajogo Pangestu ini menunjukkan arah transformasi bisnis Grup Barito menuju skala internasional. Petrosea mengincar pangsa pasar jasa pertambangan global, sementara Chandra Asri memperkuat posisinya di rantai pasok industri petrokimia regional.

Kedua langkah tersebut bukan hanya memperluas basis pendapatan, tetapi juga menjadi fondasi penting bagi keberlanjutan bisnis grup di masa depan.

Dengan dukungan aset besar, pengalaman operasional panjang, dan kemampuan manajemen risiko yang matang, Grup Barito dinilai siap menjadi pemain regional yang diperhitungkan di sektor energi dan industri dasar.

Jika ekspansi ini berjalan sesuai rencana, saham PTRO dan TPIA berpeluang mencatatkan penguatan lanjutan, seiring dengan meningkatnya kepercayaan investor terhadap prospek bisnis global Grup Barito di bawah kendali Prajogo Pangestu.

Terkini