JAKARTA - Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2025 dipandang sebagai momen strategis bagi produsen kosmetik dalam memaksimalkan penjualan menjelang akhir tahun.
Dalam menghadapi lonjakan transaksi yang terjadi setiap tahunnya, para pelaku industri telah menyiapkan strategi khusus, terutama pada kanal pemasaran digital dan e-commerce.
Ketua Umum Perkumpulan Produsen Kosmetika Indonesia (PPAK), Solihin Sofian, mengungkapkan bahwa Harbolnas bukan hanya sekadar pesta diskon, tetapi menjadi hari penting yang dinantikan oleh berbagai sektor usaha, khususnya sektor perdagangan berbasis online.
“Harbolnas bisa menjadi hari yang ditunggu untuk semua sektor usaha perdagangan, terutama yang plafon penjualannya ada di e-commerce,” ujar Solihin.
Solihin menekankan bahwa Harbolnas memberikan peluang luas bagi pelaku usaha, termasuk produsen kosmetik, untuk memaksimalkan jangkauan konsumen sekaligus mendongkrak citra merek secara digital.
Akhir Tahun: Musim Ramai Bagi Industri Kosmetik
Momentum Harbolnas yang berlangsung menjelang akhir tahun beriringan dengan periode padat agenda pameran dan promosi yang memang menjadi musim ramai bagi industri kosmetik.
Menurut Solihin, bulan September hingga November selalu dipenuhi dengan berbagai event industri, baik berskala nasional maupun internasional.
Beberapa di antaranya termasuk Halal Indonesia Expo, Trade Expo Indonesia (TEI), Cosmobeaute, Indo Beauty, Jakarta Female Days, hingga Cosmetic Day, yang menyasar baik segmen B2B (business to business) maupun B2C (business to consumer).
Semua acara ini menjadi katalisator peningkatan eksposur produk kosmetik lokal di tengah persaingan global.
Dengan kombinasi antara pameran fisik dan aktivitas online, pelaku industri memiliki ruang luas untuk menjangkau konsumen dari berbagai segmen pasar, termasuk yang berada di daerah terpencil sekalipun melalui platform digital.
Harbolnas Buka Peluang Branding dan Promosi Produk Baru
Meski kampanye promosi pada tanggal kembar seperti 10.10, 11.11, dan 12.12 telah menjadi rutinitas di industri e-commerce, Harbolnas tetap memiliki daya tarik tersendiri.
Solihin menyebutkan bahwa Harbolnas merupakan saat yang tepat bagi pelaku usaha untuk meluncurkan produk terbaru serta membangun brand awareness secara intensif.
“Momen ini bisa dimanfaatkan pelaku usaha untuk promosi dan branding, peluncuran tren kosmetik 2026, pemenuhan target penjualan akhir tahun, serta clearance sale,” paparnya.
Lebih dari sekadar diskon, Harbolnas menjadi panggung strategis untuk mengenalkan tren kosmetik tahun mendatang kepada konsumen.
Produsen dapat menjadikan momen ini sebagai awal perkenalan terhadap varian baru, formulasi inovatif, dan kampanye kecantikan berkelanjutan.
Potensi Lonjakan Penjualan hingga 70 Persen
Berdasarkan tren sebelumnya, Solihin memperkirakan bahwa penjualan kosmetik selama periode promosi seperti Harbolnas dapat mengalami peningkatan antara 45% hingga 70%.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa mendekati perayaan Natal dan Tahun Baru, fokus konsumen kerap berpindah ke sektor makanan dan sandang.
“Setiap promo penjualan biasanya naik 45% sampai 70%, tapi memasuki Natal dan Tahun Baru, kosmetik bukan prioritas utama,” jelasnya.
Artinya, Harbolnas menjadi titik puncak terakhir dalam tahun berjalan untuk mengoptimalkan penjualan produk kosmetik. Momentum ini penting bagi perusahaan untuk menghabiskan stok lama melalui clearance sale sekaligus menyambut awal tahun dengan inventarisasi produk yang lebih segar.
Strategi Harus Dimulai Sejak Sebelum Harbolnas
Solihin menekankan bahwa strategi promosi tidak bisa hanya dimulai pada hari H Harbolnas. Perencanaan jangka menengah harus dilakukan jauh hari sebagai bagian dari roadmap menuju puncak kampanye belanja online.
“Strategi pemasaran harus dimulai saat ini sebagai road to Harbolnas. Materi promosi dan testimoni pemakaian produk perlu dilakukan secara masif dan berkesinambungan,” tutur Solihin.
Kampanye testimoni, ulasan dari influencer, dan penguatan branding harus sudah berjalan sebelum Harbolnas dimulai. Hal ini penting agar konsumen sudah mengenal produk sebelum akhirnya membeli saat promo berlangsung.
Konsistensi komunikasi digital menjadi kunci agar pesan pemasaran tersampaikan efektif di tengah persaingan kampanye dari berbagai merek lainnya.
Perilaku Konsumen Mulai Bergeser ke Kualitas
Solihin juga mencermati adanya pergeseran pola konsumsi masyarakat dalam membeli produk kosmetik. Jika sebelumnya konsumen hanya berfokus pada harga murah, kini mulai terjadi peningkatan kesadaran dalam memilih produk berdasarkan kualitas.
“Kebiasaan pembeli masih cenderung ke produk murah, tetapi kini ada peningkatan kecerdasan konsumen dalam memilih dan membeli produk,” ujarnya.
Pergeseran ini membuka peluang bagi merek lokal untuk memperkuat keunggulan produknya, baik dari sisi bahan baku, manfaat, maupun nilai tambah lainnya seperti sertifikasi halal, cruelty-free, dan kelestarian lingkungan.
Produsen kosmetik lokal diharapkan bisa menangkap sinyal ini sebagai panggilan untuk meningkatkan kualitas produk agar mampu bersaing dengan produk global yang juga semakin agresif di pasar digital.
Optimisme Jelang Penutupan Tahun 2025
Dengan strategi yang matang dan eksekusi promosi yang berkesinambungan, Harbolnas 2025 diprediksi menjadi momentum yang sangat berharga bagi industri kosmetik untuk menutup tahun dengan catatan positif.
Lonjakan penjualan yang diharapkan serta peningkatan kepercayaan merek akan menjadi bekal penting dalam menyambut tahun 2026.
Kesempatan ini juga menjadi pembuktian bagi produsen kosmetik dalam negeri bahwa mereka mampu memanfaatkan momentum digital untuk bersaing dan bertumbuh secara berkelanjutan di pasar yang semakin kompetitif.