Harga Emas Spot Tembus US$3.747,08 Per Troy Ounce

Selasa, 23 September 2025 | 14:11:43 WIB
Harga Emas Spot Tembus US$3.747,08 Per Troy Ounce

JAKARTA - Harga emas kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dan tingginya permintaan safe haven di tengah ketidakpastian politik dunia. Pada Selasa, 23 September 2025, harga emas spot menembus level US$3.747,08 per troy ounce, setara Rp62,2 juta.

Kenaikan ini menandai lonjakan signifikan yang menegaskan posisi emas sebagai aset perlindungan nilai di saat volatilitas pasar meningkat. Sementara itu, emas berjangka AS untuk pengiriman Desember menguat 1,9% ke US$3.775,10.

Faktor Pendorong Penguatan Emas

Penguatan emas terjadi setelah The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, pemangkasan pertama sejak Desember 2024. Gubernur The Fed, Stephen Miran, menekankan perlunya langkah lebih agresif untuk mengurangi risiko perlambatan ekonomi.

“Permintaan safe haven masih deras akibat ketidakpastian geopolitik, termasuk perang Rusia-Ukraina. Ditambah lagi, pemangkasan suku bunga The Fed dan kemungkinan langkah serupa tahun ini, semuanya menopang harga emas,” ujar Jim Wyckoff, analis senior Kitco Metals.

Investor kini menunggu serangkaian pidato pejabat The Fed, termasuk Ketua Jerome Powell pada Selasa, 23 September 2025, untuk mencari sinyal arah kebijakan moneter. Data inflasi inti AS (core PCE) yang dirilis Jumat mendatang juga menjadi perhatian utama, karena dapat memengaruhi ekspektasi suku bunga.

Permintaan Global dan Aset Logam Lainnya

Dari sisi permintaan, pembelian emas oleh bank sentral meningkat menjadi 63 ton, level yang menyamai rata-rata pasca-2022. Hal ini memperkuat sentimen bullish di pasar emas global. Lonjakan ini juga terjadi setelah periode perlambatan musiman di Inggris.

Selain emas, logam mulia lain juga mencatat penguatan signifikan. Harga perak spot naik 2,1% ke US$43,99 per troy ounce, tertinggi dalam lebih dari 14 tahun. Platinum meningkat 1% ke US$1.418,61, sementara paladium menguat 3,3% ke US$1.186,71.

“Perak berpotensi menguat lebih lanjut, mengingat rasio emas-perak saat ini berada di kisaran 86, di atas rata-rata lima tahun sebesar 82. Kondisi ini memberi ruang bagi perak mengejar ketertinggalannya dibandingkan emas,” kata Han Tan, Chief Market Analyst Nemo.money.

Permintaan emas yang meningkat juga didorong oleh investor institusi dan ritel yang memanfaatkan momentum pemangkasan suku bunga. Investor global mencari lindung nilai dari risiko inflasi dan gejolak geopolitik, membuat aliran modal ke emas meningkat pesat.

Sentimen positif terhadap logam mulia ini turut memicu penguatan harga saham perusahaan pertambangan emas. Hal ini menjadi indikasi bahwa pergerakan harga emas tidak hanya memengaruhi pasar komoditas, tetapi juga pasar modal.

Kenaikan harga emas yang menembus level tertinggi sepanjang masa mencerminkan ketidakpastian ekonomi global. Investor kini semakin mengandalkan logam mulia sebagai aset perlindungan nilai, sementara bank sentral dan pemerintah terus mengatur kebijakan moneter yang berdampak langsung pada pasar logam.

Dengan tren kenaikan ini, analis memperkirakan harga emas masih memiliki potensi bergerak lebih tinggi dalam beberapa bulan ke depan, terutama jika ketidakpastian geopolitik dan penurunan suku bunga terus berlanjut.

Terkini

Harga BBM Pertamina Hari Ini: Update Lengkap Seluruh Indonesia

Selasa, 23 September 2025 | 16:25:43 WIB

Harga Listrik Prabayar dan Pascabayar PLN Stabil September

Selasa, 23 September 2025 | 16:25:42 WIB

Pilihan 5 Rumah Murah Kota Padang, Tipe 36 Mulai Rp 117 Juta

Selasa, 23 September 2025 | 16:25:41 WIB

Penyaluran KUR Perumahan Siap Dukung UMKM Produktif

Selasa, 23 September 2025 | 16:25:39 WIB

PLN Andalkan Listrik Andal Dukung Stadion BJ Habibie

Selasa, 23 September 2025 | 16:25:38 WIB