Program 3 Juta Rumah: OJK Optimis, Prospek Bisnis dan Lapangan Kerja Meningkat

Kamis, 23 Januari 2025 | 11:35:45 WIB
Program 3 Juta Rumah: OJK Optimis, Prospek Bisnis dan Lapangan Kerja Meningkat

Jakarta - Pemerintah Indonesia semakin gencar dengan program pengadaan 3 juta rumah untuk masyarakat, dan inisiatif ini telah mendapatkan respons positif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Program ambisius ini dilihat sebagai langkah signifikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, memperluas lapangan kerja, dan memenuhi kebutuhan perumahan rakyat. Dewan Komisioner sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyatakan bahwa tidak ada hambatan atau kendala yang berarti dalam pelaksanaan program ini.

“Kami sudah bicara dengan asosiasi pengembang, Kementerian Perumahan, dan sebagainya. Kalau kita lihat, tak ada persoalan-persoalan yang bisa menghambat (program 3 juta rumah) sebetulnya,” ujar Dian dalam acara CEO Forum 2025 yang diadakan oleh Perbanas dan IBI di Jakarta, Kamis, 23 Januari 2025.

Dukungan OJK dan Prospek Ekonomi

Menurut Dian, program ini tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik rumah, tetapi juga berpotensi memberikan dorongan signifikan bagi prospek bisnis di Indonesia. Pembangunan massal ini diperkirakan akan menciptakan peluang bisnis yang menjanjikan di berbagai sektor, termasuk konstruksi, manufaktur bahan bangunan, dan jasa keuangan. “Kalau program ini jalan, pembangunan rumah ada di kampung, di kota, dan sebagainya, kira-kira berapa jumlah tenaga kerja bisa terserap? Sangat luar biasa besar,” imbuh Dian.

Selain itu, ia menyebutkan bahwa program pemerintah lainnya, seperti makan bergizi gratis (MBG), pembiayaan UMKM, dan hilirisasi industri, turut memberi pengaruh positif terhadap peningkatan lapangan kerja serta pengembangan ekonomi lokal. Kombinasi dari upaya-upaya ini dinilai dapat memacu pertumbuhan ekonomi yang inklusif di Indonesia.

Peran Penting Sektor Perbankan

Dian juga menegaskan pentingnya peran perbankan dalam mendukung program 3 juta rumah. Menurutnya, selama perbankan memiliki pandangan yang etis dan melihat program ini sebagai peluang potensial, maka keuntungan dapat diraih oleh semua pihak terkait. “Maka, sejauh teman-teman perbankan punya etika dan melihat ini sebagai prospek yang menguntungkan, itu saya kira apa pun bisa menguntungkan,” terang Dian.

Winang Budoyo, Ekonom BTN dan Perbanas, turut menyoroti bahwa indeks antusiasme lembaga perbankan terhadap program pengadaan rumah cukup tinggi. Data menunjukkan bahwa tingkat antusiasme perbankan nasional mencapai 74,71 persen, yang mengindikasikan kesiapan lembaga keuangan untuk mendukung pemerintah dalam pengadaan rumah ini. “Indeks antusiasme pada program pengadaan 3 juta rumah cukup tinggi, yakni 74,71 persen. Ini terlihat bahwa perbankan nasional siap menopang program ini,” tukas Winang.

Mengatasi Tantangan Perumahan Nasional

Program 3 juta rumah merupakan bagian dari langkah strategis pemerintah untuk mengatasi tantangan perumahan yang semakin mendesak di Indonesia. Kebutuhan akan hunian yang terjangkau dan layak terus meningkat seiring pertumbuhan populasi dan urbanisasi. Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta dan perbankan, pemerintah berharap dapat memenuhi kebutuhan ini secara efektif.

Di tengah tantangan ekonomi global yang dinamis, inisiatif ini memberikan harapan baru bagi perekonomian nasional. Dengan terwujudnya program ini, tidak hanya masalah perumahan yang dapat teratasi, tetapi juga dapat menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih luas di Indonesia. Pemerintah dan sektor terkait diharapkan terus menjaga koordinasi dan komitmen untuk mewujudkan visi ambisius ini.

Dengan adanya pernyataan positif dari OJK dan dukungan dari lembaga perbankan nasional, program pengadaan 3 juta rumah ini diharapkan dapat berjalan lancar dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan sosial-ekonomi di Indonesia. Adanya sinergi antara sektor publik dan swasta dalam program ini akan sangat menentukan keberhasilannya, serta mampu membawa dampak positif bagi masyarakat luas.

Terkini