Jakarta - Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah inisiatif penting pemerintah Indonesia untuk mendukung perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di seluruh negeri. Di tahun 2025, dua bank terkemuka, Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Syariah Indonesia (BSI), kembali menjadi sorotan utama dalam penyaluran KUR.
Bagi pelaku usaha, memahami perbedaan antara KUR BRI dan KUR BSI sangat krusial untuk menentukan langkah tepat dalam mengembangkan usaha mereka. Penjelasan berikut akan menggambarkan perbandingan antara dua program kredit tersebut, Senin, 13 Januari 2025.
Plafon Pinjaman: Menentukan Batas Dukungan Finansial
Plafon pinjaman menjadi salah satu faktor utama yang perlu dipertimbangkan. KUR BRI menawarkan berbagai jenis produk, termasuk KUR Mikro dengan plafon hingga Rp50 juta dan KUR Kecil yang memberikan dukungan di atas Rp50 juta sampai dengan Rp500 juta. Struktur ini memungkinkan pelaku usaha mendapatkan akses modal yang sesuai dengan skala usaha mereka.
Sementara itu, BSI menyediakan tipe KUR yang beragam seperti KUR Super Mikro yang dirancang untuk usaha pemula dengan plafon hingga Rp10 juta, serta KUR Mikro dan Kecil yang menawarkan plafon lebih besar sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan usaha. "KUR BSI kami desain untuk memberikan fleksibilitas bagi usaha mikro dan kecil, terutama bagi mereka yang memilih prinsip syariah," ujar seorang perwakilan dari BSI.
Suku Bunga vs Prinsip Syariah: Pilihan yang Relevan
Aspek pembiayaan berikutnya yang perlu dievaluasi adalah suku bunga. KUR BRI menetapkan suku bunga kompetitif sebesar 6% per tahun atau 0,5% per bulan. Presentase bunga ini dianggap cukup membantu masyarakat dalam memperoleh permodalan di tengah ketatnya persaingan usaha.
Namun, BSI sebagai bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah, menawarkan skema berbeda. Alih-alih bunga, BSI menerapkan prinsip bagi hasil sesuai dengan akad yang disepakati oleh kedua belah pihak. "Pilihan ini sangat relevan bagi para pelaku usaha yang memprioritaskan pembiayaan sesuai ajaran syariah," ungkap seorang ahli perbankan syariah.
Persyaratan dan Proses Pengajuan: Mempermudah atau Memperlama?
Hal lain yang tidak kalah penting adalah persyaratan dan proses pengajuan. KUR BRI mengharuskan calon debitur memiliki usaha produktif yang telah beroperasi minimal enam bulan, serta menyerahkan beberapa dokumen seperti KTP, Kartu Keluarga, dan legalitas usaha. Proses pengajuannya dapat dilakukan di kantor cabang BRI terdekat, dengan prosedur yang diklaim relatif cepat.
Berbeda dengan BRI, BSI tidak hanya melihat dokumen administrasi tetapi juga mempertimbangkan kesesuaian dengan prinsip syariah dalam proses verifikasi. BSI menawarkan kenyamanan dengan menyediakan fasilitas pengajuan online melalui platform resminya, yang dinilai praktis bagi calon debitur, terutama di era digital saat ini.
Keunggulan dan Kelemahan: Meninjau Aspek Kritis
KUR BRI memiliki keunggulan dalam hal jaringan yang luas dan pengalaman panjang dalam menyalurkan KUR, disertai suku bunga yang kompetitif. Tetapi, sebagai bank konvensional, mungkin tidak sesuai bagi mereka yang mencari pembiayaan berbasis syariah.
Sebaliknya, KUR BSI menawarkan nilai plus berupa pembiayaan yang bersandar pada prinsip syariah, serta produk yang disesuaikan dengan kebutuhan UMKM. Kekurangannya, plafon pinjaman yang tersedia mungkin lebih rendah dibandingkan dengan yang ditawarkan oleh KUR BRI, tergantung jenis KUR yang dipilih.